Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Sinode GMIT Gelar Workshop Literasi bagi Kelompok Guru, Ini Harapan Ketua Sinode GMIT

Pose bersama.


Kota Kupang, CAKRWALANTT.COM - Sinode Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) menggelar kegiatan workshop literasi bagi kelompok guru dari sekolah-sekolah GMIT pada 30-31 Januari dan 1 Februari 2025 di Hotel Neo Aston, Kota Kupang. Workshop literasi ini merupakan bagian dari upaya peningkatan mutu pendidikan melalui penguatan literasi yang dilakukan oleh GMIT.

 

Kegiatan tersebut digelar atas kolaborasi antara GMIT, Badan Musyawarah Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Yayasan Rumah Literasi Cakrawala. Dalam workshop tersebut, para guru diarahkan dan didampingi secara intens untuk menulis esai ilmiah berbasis pengalaman pembelajaran.

 

Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Benyamin Pandie, menyampaikan apresiasi atas partisipasi para guru dalam kegiatan tersebut. Menurutnya, melalui penguatan literasi, para guru bisa mengembangkan kompetensinya secara baik, apalagi di era digital saat ini.


Ketua Sinode GMIT, Pdt. Samuel Benyamin Pandie.


“Terima kasih atas partisipasinya. Ini merupakan langkah positif untuk mengembangkan kompetensi sebagai seorang guru,” ujarnya saat membuka kegiatan secara resmi, Kamis (30/1/2025).

 

Ia menerangkan, kisah-kisah keagamaan selalu berkaitan erat dengan literasi. Sejarah kekristenan, sambungnya, juga senantiasa terjaga dan bisa terus diwariskan melalui produk-produk dan aktivitas literasi, terutama menulis.

 

“Sejak dulu, kisah-kisah keagamaan dan sejarah kekristenan selalu ditulis, dibagikan, dan diwariskan secara turun-temurun, salah satunya melalui produk dan kegiatan literasi,” ungkapnya.



Pdt. Samuel menuturkan, teks-teks Kitab Suci dan literatur agama ditulis secara baik dan terus diwariskan hingga era saat ini. Hal ini, terangnya, merupakan contoh bagi semua umat, termasuk para guru, untuk terus mempertahankan dan bahkan mengembangkan kemampuan literasi secara optimal.

 

“Kita dipanggil untuk menulis ‘Injil Kehidupan’, di mana kita mulai dengan menulis pengalaman hidup yang bisa memberikan makna positif bagi orang lain,” tambahnya.



Membangun Budaya Kecerdasan

 

Pdt. Samuel menegaskan, para guru sebagai pengajar dan pendidik harus mampu membangun budaya kecerdasan. Budaya tersebut, jelasnya, merupakan solusi yang harus diimplementasikan untuk mengatasi kondisi “darurat literasi” dewasa ini.

 

“Kita sebenarnya sedang membangun budaya kecerdasan. Kita memang sedang darurat literasi. Ini memang sebuah tantangan, tetapi kita sudah seharusnya memulai budaya ini,” tukasnya.

 

Pdt. Samuel berharap, para guru bisa terus mengembangkan kompetensinya melalui penguatan literasi. Guru yang kompeten, sambungnya, bisa membangun dan melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.



Untuk itu, ia menekankan pentingnya partisipasi aktif dan tindak lanjut dari para guru dalam mengikuti kegiatan workshop tersebut.

 

Pdt. Samuel juga mengatakan, pihaknya siap membangun kolaborasi bersama berbagai pihak untuk menguatkan literasi.

 

“Kami siap berkolaborasi untuk menguatkan literasi, sekaligus mendukung proses pembangunan NTT melalui penyediaan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas,” pungkasnya.

 

Pantauan media, pembukaan kegiatan tersebut turut dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT yang diwakili oleh Kepala Bidang Pendidikan Menengah, Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT, Kepala Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTT, Ketua BMPS Provinsi NTT, PM Inovasi NTT, Ketua Formator Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Anggota Komisi V DPRD Provinsi NTT, dan tamu undangan lainnya.



Untuk diketahui, kegiatan tersebut diikuti oleh 60 orang guru dari 30 sekolah GMIT. Adapun kegiatan workshop literasi tersebut diawali dengan pengenalan awal dan pre-test. Para guru disuguhkan video inspiratif dan diarahkan untuk menyusun pentigraf sederhana.

 

Setelah itu, mereka dibagi ke dalam dua kelas guna memperoleh pendampingan penulisan esai ilmiah berbasis pengalaman pembelajaran bersama para narasumber. Nantinya, hasil karya tulis para guru akan diterbitkan dalam dua buku antologi. (MDj/red)


Post a Comment

0 Comments