Oleh
: Veronica Mardelis Viviyanti Epa, S.Pd.
(Guru
SDK Rosa Mystica Kupang)
CAKRAWALANTT.COM - Kehidupan manusia tidak bisa terlepas
dari proses interaksi. Proses tersebut membutuhkan pertukaran pesan melalui
siklus komunikasi dengan perantara bahasa. Bahasa adalah pesan yang disampaikan
dalam bentuk ekspresi sebagai alat komunikasi pada situasi tertentu dalam
berbagai aktivitas (Noermanzah, 2019). Dalam bahasa, terdapat empat
keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk menunjang proses pertukaran pesan,
yakni berbicara, membaca, menulis, dan mendengarkan.
Salah satu keterampilan berbahasa yang
paling penting untuk dikembangkan adalah membaca. Membaca merupakan seluruh
aktivitas yang dilakukan pembaca untuk memperoleh informasi terkandung dalam
sebuah bacaan (Yunus, 2012). Pentingnya membaca juga diakui dalam dunia
pendidikan, dimana kemampuan dan keterampilan menjadi prioritas dalam
pembelajaran, khususnya bahasa Indonesia.
Melalui kegiatan membaca, peserta didik
diharapkan mampu melatih kemampuan dalam berpikir, mengingat, dan mengolah
informasi. Pemahaman belajar peserta didik dapat dilihat ketika ia mampu
menjelaskan atau menuliskan informasi yang sesuai dengan apa disampaikan oleh
guru.
Namun, pada kenyataannya, di
Sekolah Dasar Katolik (SDK) Rosa
Mystica, Kota Kupang, (kadang) masih terdapat peserta didik yang belum mampu
memahami isi bacaan dengan baik. Informasi atau pesan dari bacaan tidak dapat
direkam secara baik, sehingga ketika diberikan pertanyaan, mereka tidak dapat
menjawab atau menyampaikan inti bacaan. Hal ini membuat Penulis, sebagai guru
pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia, harus terus-menerus mengulang guna
membantu mereka mengingat isi bacaan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut,
Penulis menyajikan metode tanya jawab sebagai solusi. Metode tanya jawab adalah
suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk
pertanyaan dan direspon oleh peserta didik dengan komentar atau pertanyaan
baru. Metode tanya jawab dapat diartikan sebagai metode mengajar yang
memungkinkan komunikasi langsung yang bersifat dua arah, dimana guru bertanya
dan peserta didik menjawab. Melalui pertanyaan yang diberikan, peserta didik
akan lebih mampu meningkatkan kemampuan belajar dan berpikirnya pada materi
yang sedang dipelajari (Fathony, 2019).
Model atau bentuk pertanyaan juga sangat
berpengaruh pada pemahaman peserta didik ketika melakukan dialog atau sesi
tanya-jawab. Menurut Hasibuan (2012), penggunaan keterampilan bertanya yang
tepat akan memiliki banyak manfaat bagi peserta didik, antara lain: (1) timbul
rasa ingin tahu dari peserta didik, sehingga akan membangkitkan minat terhadap
pokok bahasan; (2) merangsang keaktifan peserta didik untuk mengarah pada
tingkat interaksi mandiri; (3) peserta didik dapat mengemukakan
pandangan-pandangan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas; (4) membantu
peserta didik dalam belajar dan mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan; dan
(5) meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik dan sebagai umpan balik bagi
guru untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar selama pembelajaran
berlangsung.
Adapun langkah-langkah yang bisa
dilakukan dalam menerapkan metode tanya jawab adalah sebagai berikut. Pertama,
tahap persiapan. Pada tahap ini, Penulis terlebih dahulu menyiapkan topik
bacaan, merumuskan tujuan pembelajaran, serta menyusun pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan bacaan dan lembar pengamatan. Waktu pelaksanaan persiapan ini
dilakukan pada jam pelajaran bahasa Indonesia. Di sini, Penulis akan memberikan
bacaan dan pertanyaan kepada peserta didik. Tahap ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik sebelum melakukan tanya jawab.
Kedua, tahap pelaksanaan. Pada tahap
ini, Penulis akan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Setelah
itu, Penulis memberikan arahan kepada peserta didik untuk membaca dengan durasi
waktu tertentu. Kemudian, Penulis akan bertanya sesuai dengan isi bacaan
tersebut. Selanjutnya, peserta didik diberikan kesempatan untuk bertanya
terkait hal-hal yang belum dipahami. Kegiatan membaca akan dilakukan sebanyak
dua kali untuk melihat perkembangan peserta didik sekaligus membandingkan hasil
terbaru dengan data awal sebelumnya.
Ketiga, tahap evaluasi. Pada tahap ini,
peserta didik diberikan kesempatan untuk menjelasksan kembali isi bacaan sesuai
dengan pemahaman yang sifatnya berupa pengembangan. Di sini, peserta didik juga
akan menyampaikan hal-hal sulit apa saja yang masih ditemui ketika menyampaikan
isi bacaan. Selanjutnya, Penulis menyimpulkan jawaban dari pertanyaan dengan
tujuan pembelajaran yang relevan, membuat refleksi, dan memberikan tugas
sebagai langkah tindak lanjut dengan tujuan agar memperoleh pengayaan dan
pendalaman terhadap materi yang dibahas.
Setelah menerapkan metode tanya jawab,
Penulis menemukan adanya peningkatan dalam menjawab pertanyaan sesuai isi
bacaan di kalangan peserta didik. Para peserta didik yang awalnya belum
maksimal memahami isi bacaan sudah mengalami perubahan yang positif. Mereka
terlihat lebih berminat dan bersemangat untuk membaca dengan lebih saksama.
Setelah membaca, mereka juga lebih berantusias untuk menjawab pertanyaan oleh
guru serta dapat memahami dan membahasa isi bacaan dengan baik. Peningkatan dan
perubahan tersebut juga terlihat pada penilaian maksimal hasil akhir tugas
sebagai tindakan lanjut untuk mengembangkan kemampuan pemahaman membaca.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode
tanya-jawab sangat berperan dalam proses pembelajaran. Dengan metode tanya
jawab, peserta didik akan lebih mampu meningkatkan kemampuan belajar dan
berpikirnya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu, informasi atau
pesan dari bacaan dapat direkam secara baik oleh peserta didik, sehingga ketika
diberikan pertanyaan, mereka dapat menjawab atau menyampaikan inti bacaan.
Untuk itu, metode tanya jawab bisa menjadi solusi yang ampuh ketika anak didik
tidak dapat memahami isi bacaan dengan baik. (MDj/red)
0 Comments