“Tak
Ingin Dipeluk”
Puisi Fara
Sebenarnya, aku senang dipeluk,
tapi dipeluk aku tak mau,
karena baumu.
Jika kau memelukku,
rasanya seperti dipeluk
malaikat maut.
Kumohon,
ubah dirimu dan baumu!
“Kepada
Opaku”
Puisi Epin
Nage
Selamat
malam, Opa.
Apa kabar,
Opa? Semoga Opa
tenang di surga. Saya cuma mau ketemu denganmu, tapi harus bagaimana?
Setiap
malam, saya berdoa pada Tuhan agar saya dan Opa dapat bertemu kembali lewat doa, lewat pikiran
sudah semua.
Seandainya,Opa masih hidup, aku pasti akan mencium keningmu. Tapi, semua sudah terlanjur, aku serahkan semua dalam “Nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus”.
Amin.
“Ruang
Rindu”
Puisi Theresia
Venesa Wawo
Malam kelam yang terbalut
sunyi,
langit gelap penuh bintang,
rasa rindu ditemani bulan
yang tak terobati.
Kau yang kurindu,
apakah kau merindukanku?
Aku rindu semua tentangmu
yang dulu,
saat kita bersama, ada canda tawamu.
Ada
senyum,
senyum yang dulu ada
di wajah kita.
Tertawa dan sedih
yang kita jalani bersama
kini telah sirna.
Ruang rindu
yang memeluk diriku seorang
diri
kini semakin dalam rasanya.
Apakah kau tahu,
aku sedang rindu akan
pelukan cintamu?
Kumohon,
datanglah mengobati rasa
rindu
yang masih membekas di hati!
Agar aku bisa merasakan
kembali
hangat pelukanmu.
“Rindu
yang
Kutanamkan Untukmu”
Puisi Maria
A. M. Bola
Betapa pedih hati ini menunggumu
yang tak
kunjung datang.
Beribu-ribu rindu terus kutanamkan untukmu.
Rindu yang
tak bisa kuungkapkan lewat kata-kata.
Rindu yang kuungkapkan ini hanya Tuhanlah yang tahu.
Aku hanya
ingin,
kau tahu
bahwa wajahmu
terus kubanyangkan.
Wangimu
terus kucium.
“Kagum
dengan
Firman-Mu”
Puisi Maria
D. M. Toyo
Tuhan,
mendengar firman-Mu, hatiku terasa tenang.
Mendengar firman-Mu, hatiku terasa damai.
Firman-Mu bagaikan air
yang mengalir ke
sungai dan tenggelam di
hatiku.
Segala duka yang kulewati
hanya firman yang dapat
mengobatiku.
Sedahsyat- dahsyatnya petir
tentu tidak membuatku kagum.
Sedahsyat- dahsyatnya arus
juga tidak membuatku kagum.
Hanya kedahsyatan firman-Mu
yang membuatku kagum pada-Mu,
Tuhanku.
“Untuk
Sahabat Sawal”
Puisi Ilham Abdul Gafur
Sawal,
aku rindu sudah lama temanku.
Kita adalah teman sejati
saat dulu.
Apakah kau sehat di sana?
Aku di
sini banyak teman baru.
Kuharap begitu juga kau.
“Kepadamu
Syair”
Puisi
Anjas
Kekaguman terus menerus
di
ujung kepala.
Syair yang putih rasaku
berlinang,
kau tidak hilang.
Syair,
aku tertuju padamu,
susah aku mengenal dengan caraku,
tapi caramu aku tahu.
“Tak
Ingin Bergaul Denganmu”
Puisi
Dolin
Aku
sebenarnya ingin bergaul denganmu,
tapi pergaulan ini membuatku tidak nyaman,
karena kamu selalu membuat kasus atau masalah.
Berubahlah
agar banyak orang menyukaimu!
Aku adalah
aku dan kamu adalah kamu.
“Mama, Pahlawanku”
Puisi
Dela Stradaku
Di
kisah hidupku,
Mama adalah pahlawan sejatiku,
menyulam mimpi di
hari-hari gelap.
Engkau selalu melindungiku
di
setiap langkah hidupku.
Penuh ketabahan melangkah
tanpa henti,
jejak langkahmu, petunjuk dalam badai dan senja.
Terima kasih, Mama,
Engkau pahlawanku,
kasihmu tulus kepadaku.
Di
dalam doamu,
namaku selalu kau sebut.
Terima kasih, Mama,
Engkau pahlawanku abadi dalam cintaku.
“Kepada
Novhy”
Puisi
Oktavianus R. Paoha Jawa
Novy,
aku rindu.
Sekarang kau memilih
untuk tinggal dan bekerja.
Lagi satu bulan,
kita merayakan Natal.
Apakah kau tidak pulang?
Novy pulanglah!
Aku merindukanmu.
Pulanglah!
Kita rayakan Natal bersama mama.
“Rindu”
Puisi Salestin
P. Do
Tuhan, sudah
lama aku tak mendengar suaranya, tawanya, dan candanya. Jujur, aku rindu untuk semua itu. Kapan aku bisa mendengar semua hal itu? Untuk dia
yang jauh di sana, mungkin aku pernah berkata, kau jahat karena telah memisahkan aku dan dia. Tapi, ternyata tidak, semua ini kau lakukan hanya untukku
agar aku biasa hidup tanpa dia dan bisa mandiri tanpa kasih sayangnya. Aku hanya bias berdoa
dari kejauhan untuknya. Semoga Engkau memberikan tempat terbaik baginya dan semoga kita
bisa ketemu kembali.
(red)
0 Comments