Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

Media Gambar, Solusi Praktis Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik


Oleh : Agustinus Kleruk Nong Yovi, S.Pd.

(Guru SDK Maumere III)

 

CAKRAWALANTT.COM - Dalam proses pendidikan, pembelajaran berperan penting dalam meningkatkan pengetahuan, menguatkan keterampilan, dan membentuk karakter peserta didik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pembelajaran dapat diartikan sebagai proses, cara, pembuatan, menjadi makhluk hidup belajar. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan proses pengolahan ilmu dan pengetahuan bagi peserta didik untuk belajar mengetahui apa yang belum diketahui menjadi tahu.

 

Salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam proses pembelajaran adalah Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS). IPAS memadukan materi IPA dan IPS menjadi satu tema dalam pembelajaran bagi peserta didik jenjang Sekolah Dasar (SD). IPA merupakan kumpulan materi yang sistematis, penerapannya secara terbatas pada gejala-gejala alam, serta berkembang melalui metode ilmiah. Sedangkan, IPS membahas berbagai persoalan interaktif antara manusia dengan lingkungan sosialnya.

 

Pencapaian akademik peserta didik dalam mendalami dan mempelajari IPAS dapat diukur melalui hasil belajar. Winkel mendefinisikan hasil belajar sebagai keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik, yakni prestasi belajar, yang diwujudkan dalam bentuk angka (Zakky, 2018). Hasil belajar dilihat sebagai perubahan-perubahan yang terjadi pada diri peserta didik menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

 

Dalam pembelajaran IPAS, peserta didik diharapkan bisa memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hal ini diuji melalui tes atau evaluasi terhadap sejumlah materi yang dinyatakan dalam skor perolehan. Hasil yang diperoleh tersebut menjadi ukuran keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran IPAS.

 

Namun, pada kenyataannya, tidak semua peserta didik mampu mencapai hasil belajar yang memuaskan. Hal ini juga terjadi di Sekolah Dasar Katolik (SDK) Maumere III, Kabupaten Sikka, khususnya kelas VB. Masih ada peserta didik yang belum mampu memperoleh hasil belajar yang memuaskan pada materi tertentu, seperti bagian-bagian telinga. Dari 18 orang peserta didik, 10 di antaranya belum bisa memahami dan menguasai materi dengan baik sehingga berpengaruh pada hasil belajar.

 

Dalam pengamatan Penulis, terdapat beberapa faktor penyebab persoalan tersebut, salah satunya adalah kurang maksimalnya Penulis dalam mendesain kegiatan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Selain itu, Penulis juga kurang melibatkan peserta didik dalam kegiatan-kegiatan eksperimen sederhana, sehingga berdampak pada pencapaian hasil belajar mereka.

 

Guna mendukung peningkatan hasil belajar peserta didik, Penulis menggunakan pendekatan pembelajaran yang bersifat interaktif dan menyenangkan. Penulis pun memanfaatkan media gambar untuk meningkatkan daya tarik belajar peserta didik. Media gambar adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui pengungkapan kata-kata dengan berbagai gambar.

 

Menurut Sadiman et al (2015), media gamber tergolong media yang sederhana karena mudah dibuat dan tidak menuntut banyak biaya. Media gambar juga bisa diperoleh dari berbagai sumber, seperti surat kabar, majalah, brosur, buku, dan lain-lain. Semua itu bisa digunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar dan mengajar.

 

Penggunaan media gambar dalam pembelajaran IPAS bisa mempermudah peserta didik untuk memahami materi yang abstrak, memperjelas dan memperbesar bagian yang penting atau kecil, serta memperlancar interaksi antara guru dan peserta didik sehingga pembelajaran bisa berjalan secara efektif. Hal ini bisa berpengaruh pada minat belajar peserta didik untuk mencapai hasil yang lebih baik.

 

Adapun langkah-langkah penggunan media gambar pada mata pelajaran IPAS adalah sebagai berikut. Pertama, tahap persiapan. Pada tahap ini, Penulis menyiapkan media gambar untuk menyampaikan materi terkait bagian-bagian telinga dan fungsinya. Penulis harus menggunakan media gambar sesuai pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, sehingga bisa membuat mereka tertarik dan memahami materi dengan baik.

 

Kedua, tahap pelaksanaan. Pada tahap ini, Penulis membagikan beberapa media gambar telinga, seperti bagian-bagian telinga dan fungsinya, kepada setiap peserta didik. Penulis mulai menjelaskan materi dengan menunjukkan gambar telinga, bagian-bagian telinga, dan fungsinya masing-masing. Setiap peserta didik diminta untuk mengamati gambar-gambar yang sudah dibagikan tersebut.

 

Kemudian, Penulis meminta mereka untuk menyebutkan bagian-bagian telinga serta menjelaskan fungsinya dengan melihat gambar-gambar yang tersedia. Jika terjadi kesalahan, maka Penulis segera memperbaikinya.

 

Ketiga, tahap evaluasi. Pada tahap ini, Penulis mulai memberikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan meminta peserta didik mengerjakannya sesuai materi yang diajarkan. Penulis senantiasa mendampingi mereka sehingga proses pengerjaan LKPD bisa berjalan dengan baik, terarah, efektif, dan efisien. Dengan mengerjakan LKPD, Penulis bisa mengukur pemahaman peserta didik terkait materi yang diajarkan melalui media gambar.

 

Setelah menggunakan media gambar, Penulis menemukan adanya perubahan hasil belajar yang positif. Dalam kegiatan pembelajaran, mereka terlihat lebih antusias dan bersemangat untuk mendalami materi. Kondisi ini berpengaruh pada pencapaian hasil belajar, di mana semua peserta didik mengalami peningkatan hasil belajar pada pembelajaran IPAS.


Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media gambar terbilang efektif untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Mereka lebih tertarik untuk mendalami materi pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Oleh sebab itu, media gambar bisa digunakan dalam setiap pembelajaran guna menguatkan pemahaman dan meningkatkan pencapaian hasil belajar peserta didik. (MDj/red) 

Post a Comment

0 Comments