Peserta didik SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng sedang mengikuti kegiatan literasi dan seni pertunjukan bersama Yayasan Rumah Literasi Cakrawala. |
Manggarai, CAKRAWALANTT.COM - Seorang pepatah mengatakan, “Sebuah
perubahan dimulai dari langkah-langkah kecil”. Pepatah ini bisa mewakili
berbagai potret indah dan bersejarah yang terekam di balik lensa SMAK St.
Fransiskus Xaverius Ruteng, Kabupaten Manggarai, Senin (02/09/24).
Hari ini, bersama Yayasan Rumah Literasi
Cakrawala, sekolah dengan segudang prestasi ini berani “turun gunung” untuk
membunyikan “gong literasi” di tanah Nuca Lale melalui kegiatan workshop
penulisan karya ilmiah bagi guru dan peserta didik. Gong ini diharapkan
mampu membangunkan mereka yang masih tertidur di jalan sunyi literasi.
Kegiatan ini dilaksanakan bukan tanpa
alasan. Merujuk pada hasil rapor pendidikan yang dirilis terbaru tahun 2024, terdapat
10 sekolah di Manggarai yang nilai literasinya baik atau bewarna hijau. Dari 10
sekolah tersebut, hanya ada 2 sekolah negeri, yakni SMAN 1 Langke Rembong dan
SMAN 2 Langke Rembong.
Sedangkan, sekolah-sekolah yang lain
masih berada pada warna kuning dan merah. Data ini menggambarkan bahwa kegiatan
literasi di setiap sekolah di Kabupaten Manggarai perlu mendapat perhatian yang
ekstra.
SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng merupakan
salah satu sekolah dengan rapor mutu pendidikan literasinya bewarna hijau dan
bernilai sempurna alias 100 di tahun 2024 ini. Hal ini disampaikan secara
langsung oleh Romo Ferdinandus Usman, Pr. dalam kata sambutannya di acara
pembukaan kegiatan workshop tersebut.
“Saya dan segenap keluarga besar SMAK St.
Fransiskus Xaverius tentu bangga dengan prestasi ini. Keberhasilan ini perlu
dipertahankan dan menjadi tanggung jawab kami bersama untuk membuktikan itu
lewat suatu karya bersama yang mampu menggerakan banyak pihak di sekolah ini
maupun sekolah-sekolah lain di sekitar kami. Sehingga, kedepannya SMAK St.
Fransiskus Xaverius ini bisa menjadi sekolah model literasi” ungkap
Ferdinandus.
Agar harapan ini dapat terwujud, kepala
sekolah dan tim literasi sekolah memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan Yayasan
Rumah Literasi Cakrawala dengan melaksanakan kegiatan workshop literasi. Melalui
kegiatan ini, para guru dan peserta didik bisa dan terbiasa untuk menciptakan
karya dan inovasi-inovasi baru.
Kita Memiliki
Mimpi yang Sama
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, dalam sambutannya, banyak menyampaikan hal-hal yang
cukup reflektif.
“Seringkali, begitu semangat kita
mengucapkan salam literasi. Sementara perpustakaan sekolah dan daerah kita
masing-masing begitu sepi pengunjung. Bagaimana peserta didik kita bisa berpikir
dan menulis dengan baik, sementara ia jarang dan tidak terbiasa membaca,”
tukasnya.
“Selain itu, coba lihat majalah diding
kita di setiap sekolah, kadang hanya menjadi pajangan di samping tembok kelas
tanpa terisi apa-apa. Sebenarnya, majalah dinding adalah tempat yang paling
dekat dan sederhana untuk menampung dan menampilkan karya anak-anak kita. Tapi pada
kenyataannya, kita mengabaikan hal-hal sederhana ini,” ungkap Ambrosius pada
bagian awal sambutannya.
Hal ini seharusnya perlu disadari oleh masing-masing
satuan pendidikan. Kebiasan literasi di sekolah perlu dibiasakan dari hal-hal
sederhana. Berbagai program yang sudah dilaksanakan di SMAK St. Fransiskus Xaverius
Ruteng, seperti peningkatan koleksi buku perpustakaan, pembuatan perpustakaan
digital, gerakan literasi pagi setiap hari, dimana peserta didik membawakan
materi tertentu di depan teman-teman dan para guru secara bergilir, penerbitan
mading kelas dan buletin sekolah, serta lain-lain, patut diacungkan jempol dan
diberi apresiasi. Sekolah-sekolah lain perlu mencontohi hal-hal ini agar gerakan
literasi menjadi sebuah gerakan bersama.
“Walaupun kita memiliki bantal dan
tempat tidur yang berbeda, paling tidak kita memiliki mimpi yang sama, yakni
kemajuan literasi di Nusa Tenggara Timur. Mari kita bersama menuju NTT Cerdas,
NTT berbudaya,” ungkap Ambrosius menutup sambutannya.
Peserta yang ikut dalam kegiatan workshop
ini adalah semua peserta didik dan guru di SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng.
Adapun jumlah peserta yang terlibat adalah 60 orang guru serta 56 peserta didik
yang hadir secara luring dan 1162 lainnya secara daring melalui live streaming youtube sekolah.
Turut hadir dalam acara pembukaan workshop
tersebut, yakni Kepala BPMP Provinsi NTT, Humas Perpustakaan RI dan Pemimpin
Redaksi Perpusnas Press, Duta Baca Indonesia sekaligus pemateri secara daring, Yayasan
Persekolahan Sukma Keuskupan Ruteng, Korwas SMA Kabupaten Manggarai, dan beberapa
kepala sekolah SMA se-Kabupaten Manggarai. (Frein Raden/MDj/red)
0 Comments