Update

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UNWIRA KUPANG

SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng Bergerak Menuju Sekolah Model Literasi

Peserta didik SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng sedang mengikuti kegiatan literasi dan seni pertunjukan bersama Yayasan Rumah Literasi Cakrawala.


Manggarai, CAKRAWALANTT.COM - Seorang pepatah mengatakan, “Sebuah perubahan dimulai dari langkah-langkah kecil”. Pepatah ini bisa mewakili berbagai potret indah dan bersejarah yang terekam di balik lensa SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, Kabupaten Manggarai, Senin (02/09/24).

 

Hari ini, bersama Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, sekolah dengan segudang prestasi ini berani “turun gunung” untuk membunyikan “gong literasi” di tanah Nuca Lale melalui kegiatan workshop penulisan karya ilmiah bagi guru dan peserta didik. Gong ini diharapkan mampu membangunkan mereka yang masih tertidur di jalan sunyi literasi.

 

Kegiatan ini dilaksanakan bukan tanpa alasan. Merujuk pada hasil rapor pendidikan yang dirilis terbaru tahun 2024, terdapat 10 sekolah di Manggarai yang nilai literasinya baik atau bewarna hijau. Dari 10 sekolah tersebut, hanya ada 2 sekolah negeri, yakni SMAN 1 Langke Rembong dan SMAN 2 Langke Rembong.



Sedangkan, sekolah-sekolah yang lain masih berada pada warna kuning dan merah. Data ini menggambarkan bahwa kegiatan literasi di setiap sekolah di Kabupaten Manggarai perlu mendapat perhatian yang ekstra.

 

SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng merupakan salah satu sekolah dengan rapor mutu pendidikan literasinya bewarna hijau dan bernilai sempurna alias 100 di tahun 2024 ini. Hal ini disampaikan secara langsung oleh Romo Ferdinandus Usman, Pr. dalam kata sambutannya di acara pembukaan kegiatan workshop tersebut.

 

“Saya dan segenap keluarga besar SMAK St. Fransiskus Xaverius tentu bangga dengan prestasi ini. Keberhasilan ini perlu dipertahankan dan menjadi tanggung jawab kami bersama untuk membuktikan itu lewat suatu karya bersama yang mampu menggerakan banyak pihak di sekolah ini maupun sekolah-sekolah lain di sekitar kami. Sehingga, kedepannya SMAK St. Fransiskus Xaverius ini bisa menjadi sekolah model literasi” ungkap Ferdinandus.



Agar harapan ini dapat terwujud, kepala sekolah dan tim literasi sekolah memutuskan untuk menjalin kerja sama dengan Yayasan Rumah Literasi Cakrawala dengan melaksanakan kegiatan workshop literasi. Melalui kegiatan ini, para guru dan peserta didik bisa dan terbiasa untuk menciptakan karya dan inovasi-inovasi baru.

 

Kita Memiliki Mimpi yang Sama

 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, dalam sambutannya, banyak menyampaikan hal-hal yang cukup reflektif.

 

“Seringkali, begitu semangat kita mengucapkan salam literasi. Sementara perpustakaan sekolah dan daerah kita masing-masing begitu sepi pengunjung. Bagaimana peserta didik kita bisa berpikir dan menulis dengan baik, sementara ia jarang dan tidak terbiasa membaca,” tukasnya.

 

“Selain itu, coba lihat majalah diding kita di setiap sekolah, kadang hanya menjadi pajangan di samping tembok kelas tanpa terisi apa-apa. Sebenarnya, majalah dinding adalah tempat yang paling dekat dan sederhana untuk menampung dan menampilkan karya anak-anak kita. Tapi pada kenyataannya, kita mengabaikan hal-hal sederhana ini,” ungkap Ambrosius pada bagian awal sambutannya.



Hal ini seharusnya perlu disadari oleh masing-masing satuan pendidikan. Kebiasan literasi di sekolah perlu dibiasakan dari hal-hal sederhana. Berbagai program yang sudah dilaksanakan di SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng, seperti peningkatan koleksi buku perpustakaan, pembuatan perpustakaan digital, gerakan literasi pagi setiap hari, dimana peserta didik membawakan materi tertentu di depan teman-teman dan para guru secara bergilir, penerbitan mading kelas dan buletin sekolah, serta lain-lain, patut diacungkan jempol dan diberi apresiasi. Sekolah-sekolah lain perlu mencontohi hal-hal ini agar gerakan literasi menjadi sebuah gerakan bersama.

 

“Walaupun kita memiliki bantal dan tempat tidur yang berbeda, paling tidak kita memiliki mimpi yang sama, yakni kemajuan literasi di Nusa Tenggara Timur. Mari kita bersama menuju NTT Cerdas, NTT berbudaya,” ungkap Ambrosius menutup sambutannya.



Peserta yang ikut dalam kegiatan workshop ini adalah semua peserta didik dan guru di SMAK St. Fransiskus Xaverius Ruteng. Adapun jumlah peserta yang terlibat adalah 60 orang guru serta 56 peserta didik yang hadir secara luring dan 1162 lainnya secara daring melalui live streaming youtube sekolah.

 

Turut hadir dalam acara pembukaan workshop tersebut, yakni Kepala BPMP Provinsi NTT, Humas Perpustakaan RI dan Pemimpin Redaksi Perpusnas Press, Duta Baca Indonesia sekaligus pemateri secara daring, Yayasan Persekolahan Sukma Keuskupan Ruteng, Korwas SMA Kabupaten Manggarai, dan beberapa kepala sekolah SMA se-Kabupaten Manggarai. (Frein Raden/MDj/red)


Post a Comment

0 Comments