Duta Baca Indonesia, Gol A Gong, saat meluncurkan buku karya guru dan peserta didik SMPK St. Yoseph Noelbaki. |
Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) St. Yoseph
Noelbaki, Kabupaten Kupang, berhasil meluncurkan dua buku perdana karya guru
dan peserta didik. Peluncuran buku karya guru berjudul “Melukis Mimpi dalam Ruang-ruang Aksara” dan buku karya peserta didik berjudul “Ruang Tanpa Suara”
tersebut dilakukan langsung oleh Duta Baca Indonesia, Heri Hendrayana Harris
atau akrab disapa Gol A Gong, di halaman sekolah setempat, Senin (5/8/2024).
Peluncuran kedua buku tersebut diawali dengan acara
bedah buku bersama beberapa Pembicara, yakni Kepala SMPK St. Yoseph Noelbaki,
Ketua Yayasan Swastisari Keuskupan Agung Kupang, dan Duta Baca Indonesia, serta
dipandu oleh Direktur Yayasan Rumah Literasi Cakrawala.
Kepala SMPK St. Yoseph Noelbaki, Egidius Riwu,
mengapresiasi peluncuran kedua buku tersebut. Baginya, kehadiran kedua buku
tersebut tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Untuk itu, ia
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat aktif sejak
proses penyusunan, penerbitan, hingga peluncuran kedua buku tersebut.
Kepala SMPK St. Yoseph Noelbaki. |
“Kita berhasil menghasilkan kedua buku karya guru dan
peserta didik ini. Keduanya hadir melalui proses yang panjang dengan dukungan
berbagai pihak. Saya mengucapkan limpah terima kasih atas dukungan yang
diberikan dan kerja sama yang telah terjalin selama ini,” ucapnya.
Egidius mengatakan, buku-buku tersebut menjadi penanda
pentingnya membaca dan menulis di kalangan guru dan peserta didik. Kegiatan
menulis, sambungnya, harus dibarengi dengan kebiasaan membaca dan begitupun
sebaliknya. Egidius berharap, peluncuran kedua buku tersebut bisa menjadi awal
yang baik bagi warga SMPK St. Yoseph Noelbaki untuk terus berkarya.
Guru harus Menjawab Pertanyaan “Mengapa”
Sementara itu, Ketua Yayasan Swastisari Keuskupan
Agung Kupang yang diwakili oleh RD. Yasintus Runesi mengatakan bahwa buku karya
guru berjudul “Melukis Mimpi dalam Ruang-ruang Aksara” merupakan gambaran
pengalaman guru yang dinarasikan dalam struktur input-proses-output.
“Buku ini menitikberatkan bagaimana sebuah proses
berlangsung. Semua isi dalam buku ini adalah sekumpulan ide yang menjelma
menjadi kata-kata,” ujarnya.
RD. Yasintus Runesi. |
Ia juga memberikan beberapa catatan bagi kedua buku
tersebut. Salah satunya adalah kewajiban guru dalam menjawab pertanyaan “mengapa”.
Menurutnya, guru harus berpikir melampui “bagaimana” dan beranjak ke tataran “mengapa”.
Dengan begitu, sambung RD. Yasintus, mereka bisa menemukan banyak hal yang bisa
merangsang dan mengasah kreativitas peserta didik.
Di akhir catatannya, RD. Yasintus pun mengajak semua guru
dan peserta didik untuk terus membaca dan menulis guna memperluas wawasan dan gagasan
agar bisa memberikan pesan yang bermakna kepada pembaca.
Peserta Didik harus Mengembangkan
Potensi Diri Melalui Karya Tulis
Lebih lanjut, Duta Baca Indonesia, Heri Hendrayana Harris
atau Gol A Gong, memberikan apresiasi bagi para peserta didik yang telah
menghasilkan karya-karya puisi yang bermakna.
“Para peserta didik sudah menghasilkan puisi-puisi
dengan baik. Ini tentu patut diapresiasi oleh kita semua,” ucapnya.
Ia pun mengajak semua peserta didik untuk mampu
mengembangkan potensi diri melalui karya-karya tulis, apapun bentuknya. Oleh
sebab itu, tukasnya, semua karya yang dihasilkan harus diisi oleh diksi-diksi
yang bermakna. Hal itu, ungkap Gol A Gong, bisa dicapai apabila setiap peserta
didik gemar membaca sehingga memiliki wawasan yang luas.
Pantauan media, kegiatan bedah dan peluncuran buku
karya guru dan peserta didik SMPK St. Yoseph Noelbaki tersebut juga dimeriahkan
oleh beberapa hiburan yang dibawakan oleh para peserta didik.
Pose bersama. |
Peluncuran kedua buku tersebut juga didukung oleh
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kupang, Balai Penjaminan Mutu
Pendidikan (BPMP) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Ketua Badan Musyawarah
Perguruan Swasta (BMPS) Provinsi NTT, Yayasan Swastisari Keuskupan Agung
Kupang, Yayasan Rumah Literasi Cakrawala, Google Indonesia for Education, dan Yayasan
Tunas Aksara. (MDj/red)
2 Comments
Keren
ReplyDeleteApa kabar Pemred Suara harapan??
Delete