Surabaya, CAKRAWALANTT.COM - Direktorat Kepercayaan Terhadap Yang Maha Esa
dan Masyarakat Adat (Dit. KMA), di bawah naungan Direktorat Jenderal
Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), menyelenggarakan Sarasehan Nasional Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa pada 19-22 Agustus 2024 di Hotel Wyndham, Surabaya, Jawa
Timur.
Kegiatan dengan tema “Transformasi Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang
Maha Esa untuk Meningkatkan Ketahanan Sosial, Budaya, dan Ekologi secara
Berkelanjutan” ini bertujuan untuk mengoptimalkan layanan pemenuhan hak penghayat
kepercayaan serta memperkuat komitmen para penghayat dalam upaya menjaga dan
mengembangkan nilai-nilai luhur bangsa.
Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan YME, Sjamsul Hadi, mengatakan bahwa sarasehan
nasional ini dalam rangkaian diskusi menjadi upaya-upaya menyiapkan eksistensi
kepercayaan Terhadap Tuhan YME di 2025-2029.
Sarasehan Nasional yang diselenggarakan 5 tahun sekali dihadiri oleh 153
perwakilan organisasi penghayat kepercayaan memiliki Tanda Inventarisasi dari
Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat
(Direktorat KMA), Pemuda penghayat kepercayaan dan perempuan penghayat
kepercayaan dan menghadirkan Akademisi, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia,
Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam),
Pemerintah Kota Surabaya, Dinas Pendidikan Surabaya, Tokoh Lintas Agama Kota
Surabaya, dan Organisasi Masyarakat Sipil.
Terdapat 153 perwakilan organisasi penghayat kepercayaan memiliki Tanda
Inventarisasi dari Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
Masyarakat Adat (Direktorat KMA), Pemuda penghayat kepercayaan dan perempuan
penghayat kepercayaan, dengan total peserta 275 orang.
Dian Jennie Cahyawati, Ketua Puan Hayati Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, mengemukakan bahwa Kegiatan Sarasehan Nasional ini menjadi ruang yang
sangat penting untuk mempertemukan berbagai pendapat dari berbagai organisasi
terkait perkembangan, permasalahan, peluang dan tantangan yang dihadapi
penghayat kepercayaan yang diselenggarakan oleh Direktorat Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat.
Senada dengan yang dikemukakan oleh Dian Jennie Cahyawati, dalam sarasehan
nasional ini para penghayat membahas dan mendiskusikan perikehidupan penghayat
kepercayaan dan masyarakat luas serta merumuskan rencana kerja untuk lima tahun
ke depan. Materi utama yang dibahas dalam sarasehan antara lain pemanfaatan
nilai nilai ajaran leluhur, penguatan organisasi dan pendataan penghayat, inklusifitas
dan ekologi yang berkeadilan.
Masing-masing isu akan dibahas secara mendalam dan rinci dalam
kelompok-kelompok diskusi yang terbagi dalam 5 tim. 5 tim kelompok diskusi
menghasilkan 15 rekomendasi yang isinya, sebagai berikut:
- Penghayat kepercayaan mampu menjadi “Pelopor
Toleransi Sosial” dan Pelestarian Lingkungan;
- Penghayat Kepercayaan mampu memberdayakan sumber
daya ekonomi;
- Penghayat Kepercayaan mendorong kebijakan sistem
pendidikan sistem pendidikan yang inklusif dalam pemenuhan hak penghayat
kepercayaan;
- Penghayat kepercayaan mampu meningkatkan
kolaborasi dengan berbagai pihak untuk apresiasi dan rekognisi yang
semakin luas;
- Penghayat kepercayaan meningkatkan harmoni
internal dalam menghadapi perubahan sosial;
- Pengurus organisasi penghayat kepercayaan
meningkatkan kapasitas pengelolaan organisasi;
- Penghayat kepercayaan meningkatkan peran kelompok
muda dan perempuan dalam organisasi dan paguyuban penghayat kepercayaan;
- Penghayat kepercayaan meningkatkan kemampuan
swabela dalam pemenuhan hak penghayat kepercayaan;
- Penghayat kepercayaan melaksanakan sosialisasi
keberadaan organisasi/paguyuban;
- Penghayat kepercayaan membentuk forum jaringan
usaha;
- Tersedianya format baku dan digitalisasi sistem
pangkalan data penghayat kepercayaan;
- Meningkatnya kesadaran untuk mengubah kolom agama
menjadi kepercayaan di administrasi kependudukan;
- Meningkatnya kemampuan dalam pemanfaatan
teknologi untuk pelestarian nilai-nilai luhur;
- Penghayat kepercayaan berperan melindungi hutan
dan tanah yang bernilai ekologis;
- Pentingnya melakukan pendataan dan sertifikasi
asset organisasi penghayat kepercayaan.
Berdasarkan hasil rekomendasi tersebut, Direktur
Sjamsul, masing-masing organisasi dapat berkomitmen untuk bersama-sama
mengimplementasikannya agar target program di lapangan dapat tercapai dengan
maksimal.
“Melalui jejaring organisasi yang terbangun dengan baik di semua daerah maka
berbagai program harapannya bisa berjalan dengan baik tidak hanya di tingkat
pusat melainkan juga hingga ke provinsi, kabupaten/kota,” ucapnya.
Selanjutnya Asisten Deputi Koordinasi Memperteguh Kebhinekaan, Deputi Bidang
Koordinasi Kesatuan Bangsa, yang wakili oleh Joanna Novita, mengemukakan,
“Dengan rekomendasi ini nanti kita menjadi program kerja apa yang perlu kita
lakukan di masa mendatang. ( Lia Melanie/Denty A.)
0 Comments