Ilustrasi keberagaman di Indonesia. |
CAKRAWALANTT.COM - Indonesia dianugerahi keberagaman, baik dari segi
budaya, ras, maupun golongan. Masyarakat Indonesia memiliki latar belakang yang
berbeda-beda. Bahkan, jumlah bahasa daerah di Indonesia mencapai 715 bahasa,
sedangkan, suku masyarakatnya sebanyak 1340. Kondisi ini membuat Indonesia
memiliki begitu banyak perbedaan yang harus diakui dan diterima sebagai anugerah.
Namun, kondisi itu tidak serta merta membuat masyarakat
Indonesia bisa hidup langgeng dan aman. Kenyataan beragamnya latar belakang
masyarakat kerap menimbulkan pergolakan, pergesekan, dan bahkan konflik antarmasyarakat.
Misalnya, ada 2398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia,
di mana 65% berlatar belakang agama, 20% berlatar belakang etnik, 15% berlatar
belakang gender, dan 5% kekerasan seksual.
Konflik dan pertikaian antarmasyarakat, seperti yang
terjadi di Ambon, Papua, dan sebagainya, membuat keberagaman Indonesia
ternodai. Hal itu disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya: ketidaksetaraan
sosial, politik, dan ekonomi di tengah masyarakat, penyebaran isu negatif
melalui media sosial, rendahnya tingkat pendidikan dan toleransi masyarakat,
serta lain sebagainya.
Sebagai sebuah anugerah, keberagaman seharusnya
dijaga, dirawat, dan dipertahankan. Untuk mewujudkan misi tersebut, maka
dibutuhkan aksi atau solusi yang bisa membawa roh kebersamaan sebagai perekat
dan perawat semangat keberagaman di tengah masyarakat.
Pertama, mengimplementasikan pendidikan multikultural
dan toleransi. Dunia pendidikan harus memperkuat kurikulum pendidikan dengan
materi-materi pembelajaran/perkuliahan tentang keberagaman, toleransi, dan
sikap saling menghargai. Setiap satuan pendidikan juga harus melibatkan
berbagai pihak, seperti tokoh agama dan masyarakat, untuk memberikan gambaran
praktis dalam merawat keberagaman di tengah kehidupan bermasyarakat.
Kedua, membuka dialog antarumat beragama dan etnis. Di
sini, setiap anggota masyarakat harus terlibat dan berpartisipasi aktif dalam
dialog-dialog lintas budaya dan agama secara rutin. Dalam dialog-dialog itu,
mereka bisa membahas berbagai isu sekaligus menjadi agen promosi keberagaman di
tengah kehidupan bermasyarakat. Mereka juga bisa terlibat dalam berbagai upaya
pencegahan konflik dan kekerasan antarmasyarakat.
Ketiga, menguatkan peran perempuan. Selain konflik
horizontal, ada juga kasus-kasus kekerasan yang kerap menimpa perempuan.
Biasanya, hal itu disebabkan oleh kuatnya budaya patriarki sehingga menyebabkan
kekerasan di kalangan perempuan. Maka dari itu, perempuan harus diberikan
pendidikan dan kedudukan yang layak guna mencegah adanya kekerasan. Selain itu,
mereka juga harus diberdayakan dan didukung melalui program dan kampanye
sosial.
Aksi-aksi tersebut merupakan bagian dari upaya merajut
kebersamaan di tengah keberagaman Indonesia. Namun, kebersamaan itu harus
didukung oleh penguatan dan penegakan hukum. Siapa saja yang melakukan segala
bentuk kekerasan dan konflik harus menerima hukuman sebagai konsekuensi atas
sikap dan tindakannya. Maka dari itu, semua orang, tanpa terkecuali, harus
mampu merajut kebersamaan dan merawat keberagaman demi terciptanya kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang aman, nyaman, dan harmonis.
Tim Penulis/Penyusun:
Afrilia Tri Hapsari*
Nasywa Salsabila Aqila Joesoef*
Recil Marsya Timothy Noman*
Ririn Febrianti Natonis*
*Kelompok peserta didik SMA Negeri 3 Kota Kupang
(MDj/red)
0 Comments