Menko PMK. Foto: Arsip Kemenko PMK. |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia
dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyampaikan, pemerintah terus
mengupayakan lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk siap masuk dunia
kerja. Menurutnya, supaya lulusan SMK siap masuk ke dunia kerja, maka harus
dilakukan reorientasi jurusan dan integrasi dengan kebutuhan pemerintah
daerah.
"SMK harus melakukan reorientasi agar
program-program yang dibuka itu betul-betul sesuai dengan kebutuhan kerja, dan
harus berorientasi dengan tenaga kerja lokal domestik," ujar Muhadjir
dalam kegiatan Seminar Nasional Orkestrasi Vokasi di Era Revolusi Industri 4.0,
yang diselenggarakan di Ruang Heritage Kantor Kemenko PMK, pada Selasa
(30/4/2024).
Menurut Menko PMK, perencanaan tenaga kerja di
setiap daerah menjadi sangat penting untuk penyerapan tenaga produktif dari
pendidikan vokasi dan SMK. Sehingga, hubungan antara pendidikan dan pelatihan
kerja dengan ketersediaan lapangan kerja, atau lapangan kerja yang membutuhkan
bisa terintegrasi dengan baik.
"Kalau itu sudah dilakukan dengan baik,
saya yakin kita bisa memastikan mereka yang berusia produktif mendapatkan
pekerjaan yang tepat, dan tentu saja mendapatkan insentif penghargaan yang
wajar sesuai standar yang sudah dilakukan," jelasnya.
Lebih lanjut, Muhadjir mengatakan, selain
keterampilan dan kecakapan kerja, lulusan SMK perlu juga disiapkan mental siap
kerja. Hal ini dikarenakan pendidikan SMK saat ini masih terus menitikberatkan
fokus pada pembelajaran keterampilan dan kecakapan kerja.
"Saya melihat pendidikan terutama di SMK
terlalu berat di knowledge dan skill base. Tapi dari sisi mental itu
belum dipersiapkan dengan baik. Pembentukan mental justru penting. Mental dia
untuk bekerja dan tekun di pekerjaan itu mutlak," jelasnya.
Muhadjir menyatakan, penanaman mental kerja
sejak sekolah sangat perlu dilakukan. Menurutnya, lulusan SMK harus memiliki
mental kuat karena menjadi faktor penentu kelayakan dalam dunia kerja.
Penanaman mental kerja dilakukan supaya bisa
menekuni pekerjaan mencintai dan sepenuh hati dalam pekerjaan, dan memiliki
sikap positif terhadap pekerjaan. Sehingga bisa fokus bekerja dan
mengeksplorasi diri.
"Walaupun seterampil itu, walaupun cakapnya
dia miliki, tanpa mental yang baik akan sia-sia di dunia kerja," ucapnya.
Menko PMK menyampaikan, integrasi antara SMK
dengan dunia kerja telah tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2022
tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi. Dalam peraturan
tersebut juga telah diatur strategi perlibatan aktif semua pihak terkait dari
unsur Pemerintah, Pemerintah Daerah, KADIN, Perguruan Tinggi, lembaga
pelatihan, dan seluruh masyarakat.
Dengan begitu, menurut Muhadjir, Perpres No 68
Tahun 2022 tersebut ditujukan untuk memastikan adanya konektivitas yang kuat
dan relevan antara pendidikan vokasi dan pelatihan vokasi dengan kebutuhan
dunia industri.
"Artinya kita sudah memiliki modal yang
kuat dari aspek kebijakan sebagai dasar untuk berkreasi dan berkontribusi dalam
pendidikan dan pelatihan vokasi serta konektivitasnya dengan dunia kerja dan
industri," jelasnya.
Seminar Nasional "Orkestrasi Vokasi di Era
Revolusi Industri 4.0" ini diselenggarakan dalam rangkaian kegiatan Gelar
Karya Revolusi Mental 2024. Seminar yang dimoderatori oleh Asisten Deputi
Pendidikan Vokasi dan Pendidikan Tinggi, Ahmad Saufi, menghadirkan narasumber
Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional Kementerian Ketenagakerjaan, Fahrurozi;
Direktur Teknologi Digital PT. Kalbe Farma, Risman Adnan; Direktur Politeknik
Negeri Jakarta, Syamsurizal; Komisioner BNSP, Adi Mahfudz.
Seminar Nasional “Orkestrasi Vokasi Di Era
Revolusi Industri 4.0” dilaksanakan dalam bentuk diskusi panel secara hybrid,
diikuti oleh Perwakilan K/L, Perwakilan Komunitas dan TKNV Secara Luring, dan
Perguruan Tinggi Kementerian dan Lembaga, Siswa dan Mahasiwa Vokasi
secara Daring melalui media Zoom dan Streaming Youtube. (Kemenko PMK/MDj/red)
0 Comments