Para peserta didik saat membaca di halaman sekolah. |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 13 Kota Kupang
melaksanakan Pembiasaan Membaca Selama 30
Menit pada setiap hari Kamis. Kegiatan tersebut melibatkan para guru,
tenaga kependidikan, dan peserta didik.
Kepada media ini, Kamis (19/10/2023), Kepala SMPN 13
Kota Kupang, Yusak S. Olla., S.Pd., mengatakan, pembiasaan membaca selama 30 menit
tersebut merupakan bagian dari upaya peningkatan budaya literasi di lingkungan
sekolah. Selain itu, dengan pembiasaan membaca, sambung Yusak, dapat
meningkatkan pengelolaan pengetahuan melalui sekolah ramah anak yang
menyenangkan.
“Tujuan kegiatan ini adalah menumbuhkan dan
mengembangkan budi pekerti para peserta didik agar menjadi insan literat
sepanjang hidup melalui ekosistem literasi yang dibangun dalam gerakan literasi
sekolah,” ujar Yusak.
Ia menjelaskan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam 3
tahap. Tahap pertama adalah pembiasaan yang dilakukan selama 4 bulan. Tahap kedua
adalah pengembangan. Tahap ketiga adalah pembelajaran melalui Tim Literasi
Sekolah (TLS). Nantinya, sambung Yusak, Tim Literasi Sekolah akan mendorong
para peserta didik untuk menghasilkan karya sehingga dapat diterbitkan.
“Kita selenggarakan dalam 3 tahap. Dalam praktinya,
kegiatan ini dilakukan menggunakan sistem shift,
yakni pagi pada pukul 07.00-07.30 dan siang pada pukul 12.30-13.00. Selain itu,
ada juga kegiatan lain, seperti Pramuka, ibadat bersama, bersih lingkungan, dan
olahraga” tandasnya.
Sementara itu, Wali Kelas VIII B SMPN 13 Kota Kupang,
Nofri Nafi, S.Pd., memberikan apresiasi atas terlaksananya pembiasaan membaca selama
30 menit tersebut.
“Kegiatan seperti ini mestinya diberlakukan bagi semua
anak bangsa sejak dini. Kita berharap anak-anak nantinya dapat menghasilkan
karya tulis, baik fiksi maupun nonfiksi, sebagai hasil dari proses membaca,”
tuturnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Wali Kelas IX C,
Marthen Djaka Dana. Menurutnya, pembiasaan membaca dapat membentuk pola pikir
dan kreativitas peserta didik.
Di sisi lain, salah satu peserta didik kelas IX G,
Queeni Karen Abatan, mengungkapkan kebahagiaannya karena bisa mengikuti
pembiasaan membaca di sekolah tersebut.
“Waktu 30 menit tidak cukup untuk membaca. Kalau boleh,
waktu membaca harus ditambah,” pungkasnya. (Jony
Liwu/MDj/red)
0 Comments