Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Fakultas Teknik (FT) Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) bersama Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) menggelar acara Serah Terima Gedung Gereja GMIT Kanaan Oesena yang terletak di Desa Oesana, Kecamatan Amarasi, Minggu (27/08/2023).
Dalam sambutannya, Ketua Sinode GMIT, Pdt. Dr. Mery Kolimon, menyatakan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Unwira.
“Terima kasih kepada Rektor Unwira atas dukungan dan bantuannya lewat Fakultas Teknik. Partisipasi Unwira menjadi wujud dari doa Tuhan bagi kami,” ungkap Pdt. Mery Kolimon.
Ia juga menyoroti keterlibatan Unwira dalam pembangunan gereja di Sabu yang juga merupakan salah satu bukti dukungan Unwira kepada masyarakat setempat terutama dalam menanggulangi dampak Seroja.
Pdt. Mery Kolimon mengucapkan terima kasihnya kepada IAI NTT dan kepada tim tanggap Seroja Sinode GMIT yang telah membantu proses pembangunan gereja.
Dukungan ini diharapkan akan berlanjut, serta lembaga-lembaga terlibat dapat terus memadukan kapasitas yang ada untuk membangun NTT yang lebih baik.
Senada dengan Pdt. Mery Kolimon, Sekretaris Camat Amarasi turut memberikan apresiasinya kepada IAI, FT Unwira.
“Atas nama pemerintah kecamatan, kami mengucapkan terima kasih kepada Sinode GMIT dan semua pihak yang telah membantu kami. Kami masih mengharapkan doa dan jalan-jalan lain yang bisa membantu jemaat di tempat ini agar pekerjaan ini bisa terselesaikan,” ujar Sekretaris Camat Amarasi.
Turut hadir dalam acara tersebut, Ketua Region V Pengurus IAI Nasional, Donatus Ara Kian, ST., MT., IAI yang memberikan penghargaan kepada IAI Provinsi NTT.
“Kami perlu memberikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi terutama kepada rekan IAI Provinsi NTT yang dalam program kegiatannya telah melakukan pengabdian profesi. Di mana wujud dari pengabdian profesi itu adalah kerja sama antara IAI NTT dengan FT Unwira dan Sinode GMIT,” ujar Alumnus Unwira tersebut.
Dalam sambutannya, ia menjelaskan tentang IAI sebagai asosiasi profesi yang menaungi para Arsitek untuk membaktikan diri pada masyarakat. Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan Arsitek dalam perencanaan dan pembangunan untuk memberikan sumbangsih pemikiran yang komprehensif.
“Ada 3 poin yang selalu menjadi dasar pertimbangan seorang Arsitek, yaitu aspek fungsi, struktural dan estetika,” jelas Donatus Ara Kian.
Dengan dasar pertimbangan ini, lanjutannya, dapat menciptakan bangunan yang tanggap bencana sesuai dengan konsep bangunan yang digagas oleh IAI NTT dan FT Unwira.
Terakhir, ia mengucapkan terima kasihnya kepada para tukang lokal dan seluruh Jemaat Kanaan Oesana yang terlibat dalam proses pembangunan bangunan Gereja GMIT Kanaan Oesena dan telah memberikan ruang dan kesempatan kepada IAI untuk melakukan pengabdian profesi sebagai wujud nyata tridarma Perguruan Tinggi.
Pada kesempatan yang sama, Dekan FT Unwira, Dr. Don Gaspar Da Costa, MT., menegaskan kehadiran Unwira dalam pembangunan ini ialah untuk mewujudkan moto Unwira Ut Vitam Habeant Abundantius yang artinya “Agar mereka memiliki kehidupan dan memilikinya secara berkelimpahan” dan moto FT UNWIRA yaitu Engineering and Technology for Humanity yang menekankan penggunaan teknologi untuk menyelesaikan masalah kemanusiaan.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa dosen-dosen Prodi Arsitektur dan Teknik Sipil Unwira turut aktif dalam desain bangunan, perhitungan struktur serta melibatkan mahasiswa secara langsung dalam kerja bakti dan studi relokasi permukiman di daerah rawan longsor melalui mata kuliah perumahan dan permukiman.
“Kita semua perlu berkolaborasi untuk melengkapi. Dengan begitu, universitas, asosiasi profesi, dan pemerintah dapat menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan memajukan pembangunan di wilayah NTT,” pungkas Don Gaspar Da Costa.
Kerja sama ini, tambahnya, perlu ditingkatkan ke depan dalam bentuk lain dan lebih luas dan FT Unwira akan terus membuka diri untuk membantu hingga selsesai dan juga dalam hal pendampingan struktur untuk hadirnya Sertifikat Laik Fungsi (SLF). (Ocha Saru/Rio Ambasan/MDj/red)
0 Comments