Suasana Ujian Sekolah Berbasis Android di SMA Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula. |
Sumba Barat Daya, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah Atas (SMA) Katolik St. Thomas Aquinas
Weetebula, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), menerapkan Ujian Sekolah Berbasis
Android (USBA) untuk memudahkan proses penilaian dan menyelaraskan proses
pendidikan dengan perkembangan era digital.
Penerapan USBA juga dapat mengukur mutu pendidikan
sekolah. Selain itu, para peserta didik, guru, dan tenaga kependidikan pun akan
terbiasa dengan penerapan revolusi industri 4.0 yang menekankan kemajuan
teknologi dan industri. Adapun aplikasi ujian yang digunakan oleh sekolah
tersebut adalah CBT BeSmart.
Kepada media ini, Ketua Panitia Pelaksana USBA SMA
Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula, Benyamin, M.Pd., menuturkan, USBA
merupakan metode penerapan digitalisasi sekolah untuk mendukung proses
pendidikan. Hal itu, sambungnya, juga didukung oleh kesiapan sekolah, terutama
dari segi fasilitas.
“Sekolah juga menyediakan router wifi dan orbit. Router
wifi atau orbit yang tersambung ke handphone
hanya bisa diakses khusus untuk login
ke dalam soal ujian dan tidak ada akses layanan ke internet lainnya. Selain itu,
semua SIM-Card dicopot atau diamankan
oleh pihak sekolah,” ujarnya.
Benyamin menerangkan, terdapat 2 model penerapan dalam
USBA, yaitu pilihan ganda dan uraian. Pada pilihan ganda, jelasnya, para
peserta didik wajib menjawab pertanyaan dengan memilih opsi yang benar,
sehingga jawaban yang dipilih akan tersimpan pada aplikasi ujian secara
otomatis. Sedangkan, pada bagian uraian, sambung Benyamin, para peserta didik
akan menuliskan jawabannya pada lembar kertas yang disediakan.
“Kedua model ini tentu mempermudah guru nantinya dalam
memeriksa isi jawaban. Keduanya mendapatkan apresiasi baik dari para guru serta
orang tua,” tambah Benyamin.
Pada pelaksanaannya, lanjut Benyamin, USBA di SMA
Katolik St. Thomas Aquinas Weetebula berjalan dengan baik. Meskipun terdapat
beberapa kendala teknis, sambungnya, pihak sekolah dengan sigap bisa
mengatasinya lewat kerja sama tim yang solid.
“Ujian berlangsung dengan baik selama enam hari. Para peserta
dikontrol oleh satu orang proktor dan satu orang pengawas. Proktor berperan
untuk mengantisipasi terjadinya kendala dalam jaringan saat berlangsungnya
ujian. Sedangkan, pengawas berperan untuk mengawasi jalannya ujian,”
pungkasnya. (Yeris Laki/MDj/red)
0 Comments