Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Menteri
Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar
Makarim, menyapa para peserta didik SMA di tanah air yang tengah mengikuti Masa
Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) tahun 2023.
Melalui acara
SMA Menyapa yang diselenggarakan Direktorat SMA, Selasa (18/7/2023), Mendikbudristek
berpesan pada seluruh siswa SMA agar memersiapkan diri menghadapi berbagai
tantangan global yang semakin ketat di masa depan.
Agar dapat
menghadapi tantangan tersebut, setiap siswa harus memiliki enam profil Pelajar
Pancasila, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong-royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif.
“Keenam profil
ini adalah bekal adik-adik dalam menghadapi berbagai tantangan di masa depan,”
ujarnya.
Selama tiga
tahun ke depan, lanjut Mendikbudristek, siswa akan diajak untuk bersama-sama
oleh guru untuk membangun ke enam Profil Pelajar Pancasila, melalui projek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Jadi, bukan sekadar pelajaran dan teori di
kelas, melainkan praktik yang mencerminkan implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Melalui projek
ini diharapkan anak-anak SMA di seluruh Indonesia mengenal kembali Pancasila
sebagai asas negara sekaligus identitas sebagai manusia Indonesia.
“Manfaatkan
waktu tiga tahun ke depan untuk memersiapkan masa depan yang sesuai dengan
keinginan, harapan, dan panggilan hati adik-adik,” kata Mendikbudristek.
Dirjen PAUD
Dikdas Dikmen, Irwan Syahril, menegaskan tujuan utama penyelenggaraan MPLS adalah
memberikan kesempatan pada peserta didik baru agar dapat beradaftasi dengan
lingkungan baru dan mendapatkan kesan yang baik terhadap lingkungan sekolah.
Melalui MPLS siswa baru dapat mengenal guru, teman-teman, termasuk
diperkenalkan dengan berbagai fasilitas dan sumber daya di sekolah yang akan
digunakan.
Dalam
sambutannya, ia berpesan pada orangtua, sekolah, dan masyarakat untuk
bersama-sama memberikan pendampingan perkembangan pada anak anak untuk
mematikan mereka mendapatkan kebahagian dan kemerdekaan dalam belajar.
Melalui
program yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube Direktorat SMA, ini, Dirjen juga
berpesan pada seluruh siswa SMA agar memanfaatkan masa-masa SMA dengan
melakukan berbagai aktivitas positif untuk menorehkan dan kebanggaan bagi diri
sendiri, keluarga, dan negara.
“Teruslah
berproses, berkreasi, dan berinovasi. Jadilah pembelajar sepanjang hayat,”
pesannya.
Program SMA
Menyapa merupakan bagian dari rangkaian MPLS yang ditujukan khusus untuk
menyambut dan menyapa peserta didik baru yang baru saja memasuki masa SMA.
Program berupa gelar wicara ini diselenggarakan Direktorat SMA ini juga
bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang Profil Pelajar Pancasila, dan
pemahaman program pendidikan di SMA.
Program ini
menghadirkan Plt. Direktur Sekolah Menengah Atas, Winner Jihad Akbar, Kepala
SMAN 4 Tangerang, Ninin Nirawaty, dan Kepala Sub. Direktorat Lingkup Pendidikan
Direktorat Bela Negara Kementerian Pertahanan, Kolonel Marinir Rachmat
Djunaidy, Kapokja Publikasi, Komunikasi, dan Advokasi Kebijakan Direktorat SMA,
Juandanilsyah, serta Duta SMA dari SMA Islam Athirah, Bukit Baruga Sulawesi
Selatan, SMA Swasta Katolik Frateran Podor, NTT, dan SMAN 1 Manggar Kepulauan
Bangka Belitung.
Ketiga Duta
SMA ini melaporkan secara langsung kegiatan MPLS di sekolah mereka
masing-masing. Selain laporan dari Duta SMA, pada acara ini, plt Direktur SMA
juga melakukan dialog langsung dengan peserta MLPS di SMAN 1 Bogor, SMAN 4
Maluku Tengah, SMAN 6 Balikpapan, SMAN 20 Batam, dan SMAN 7 Palu.
Pada sesi
dialog, Plt Direktur SMA menegaskan Kemendikbudristek sudah mengatur
pelaksanaan MPLS tahun 2023 melalui Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016
tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
Dalam aturan
tersebut ada beberapa larangan yang harus dipatuhi di antaranya dilarang
melibatkan peserta didik tingkat atas dan atau alumni sebagai penyelenggara,
selain itu, pelaksanaan MPLS 2023 juga dilarang melakukan pungutan biaya, dan
dilarang melakukan kegiatan bersifat perpeloncoan atau tindakan kekerasan serta
larangan memberikan tugas maupun penggunaan atribut yang tidak relevan dengan
aktivitas pembelajaran.
“Kegiatan MPLS
sekarang ini wajib melakukan kegiatan yang bersifat edukatif dan
menyenangkan,” pungkasnya. (Ditjen SMA Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments