Oleh : Yuliana Esther
Saetban, S.Pd.
(Guru SMP Negeri 1 Nita)
CAKRAWALANTT.COM - Manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling
mulia karena memiliki akal budi dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Setiap
manusia memiliki keunikannya masing-masing untuk berpikir dan bertindak.
Perilaku hidup manusia harus sesuai dengan norma dan nilai-nilai budaya yang
ada. Karakter seseorang dapat menggambarkan perilaku hidup manusia yang berbeda
antar sesama. Perilaku merupakan serangkai tindakan yang dibuat oleh individu
dalam hubungannya dengan diri sendiri atau lingkungan.
Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, perilaku hidup manusia semakin merosot, karena orang tidak lagi
saling menghargai dan menghormati antar sesama. Orang sudah mulai dengan
kesibukannya masing-masing, tidak mau tahu dengan keberadaan orang lain.
Karakter hidup manusia kadang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang ada,
sebab banyak persoalan yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Untuk itu, norma dan nilai itu harus
dapat diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Pembentukan karakter adalah
sebuah proses yang dilakukan dalam pendidikan untuk menanamkan nilai-nilai
dasar karakter pada seseorang untuk membangun kepribadian tersebut, baik itu
nilai karakter antara manusia dengan Tuhan, nilai karakter antar sesama, dan
nilai karakter manusia dengan lingkungannya.
Menurut Hidatatullah (2010), karakter
adalah kualitas, kekuatan mental, moral, atau budi pekerti yang merupakan
kepribadian khusus sebagai pendorong serta pembeda antara individu yang satu
dengan individu yang lain. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan (Notoatmodjo, 2010).
Minimnya pendidikan karakter terhadap
anak-anak menyebabkan terjadinya krisis moral, seperti siswa tidak saling
menghargai dan menghormati sesama, baik itu dengan guru, temannya, kerap
melakukan tawuran antar pelajar, kadang terjadi perundungan, munculnya sikap
masa bodoh saat guru sedang mengajar, bahkan ada juga siswa yang menggunakan
kata-kata yang tidak sopan atau kotor.
Perilaku-perilaku tersebut bisa membuat
perilaku hidupnya menjadi buruk. Siswa sudah tidak peduli pada orang lain,
nilai budaya bangsa sudah tidak dapat dijalankan dengan baik. Sikap ego yang
membuat manusia tidak saling menghargai dan menghormati orang lain. Sebagai
guru, banyak hal yang sudah diberikan pada saat kegiatan belajar mengajar
dengan memberikan contoh dalam kehidupan di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat, bangsa dan negara.
Tapi, perilaku siswa belum semuanya
berjalan dengan baik sesuai harapan, karena belum bisa membedakan antara yang
benar dan salah serta dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Ada juga faktor yang
mempengaruhi karakter seorang siswa, yaitu orang tua, sosial, ekonomi, budaya,
keturunan, dan lingkungan. Adapun Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut.
Pertama, siswa dibagi
dalam lima kelompok, setelah itu guru
membagikan gambar Lambang Garuda Pancasila dan Sila-sila Pancasila. Siswa
mengamati gambar serta membuat
pertanyaan apa saja yang siswa amati. Sebagai rangsangan, guru memberikan
beberapa pertanyaan, seperti nilai dasar apa sajakah yang ada di dalam setiap Sila
Pancasila atau berikan contoh perilaku dari salah satu sSila Pancasila.
Setiap Sila Pancasila memiliki nilai-nilai
luhur yang dianggap baik dan benar serta disesuaikan dengan kepribadian Bangsa
Indonesia. Suatu bangsa akan maju dan berdiri dengan kuat dan kokoh apabila
siswa-siswinya memiliki karakter serta moral yang baik. Siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sembari
diberikan tanggapan oleh kelompok lain guna saling melengkapi jawaban. Alhasil,
mereka mampu memberikan pendapat dengan baik dan terjadi perdebatan antar
kelompok.
Kedua, guru sebagai
pembimbing dalam pendidikan karakter sangat dibutuhkan, sebab perkembangan karakter
seorang siswa juga menjadi tanggung jawab seorang guru. Apa yang disampaikan
guru akan menjadi contoh yang ditiru oleh siswa. Contohnya, belajar saling
menghargai dengan cara memberikan pujian kepada siswa yang berhasil menjawab
pertanyaan atau memberikan give upplause atau tepuk tangan kepada
kelompok yang berhasil menjelaskan dengan baik.
Dengan cara seperti ini, siswa dapat
memberikan banyak manfaat untuk dirinya, keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara. Dalam diskusi, guru mengamati adanya nilai karekter yang sudah ada
dalam diri siswa, yaitu nilai kerja sama, saling menghargai dan menghormati
perbedaan pendapat, serta adanya ide atau gagasan yang mereka sampaikan.
Setelah semua kelompok melaporkan hasil pekerjaannya, guru membuat rangkuman
tentang nilai-nilai yang ada di dalam setiap Sila Pancasila.
Ketiga,
menjelaskan nilai dasar dari setiap Sila Pancasila. Di sini, guru akan
menjelaskan makna dari setiap sila, yakni ketaqwaan dan relijius (Sila
Pertama), kemanusiaan (Sila Kedua), persatuan (Sila Ketiga), musyawarah dan
mufakat (Sila Keempat), dan keadilan (Sila Kelima). Setiap sila Pancasila
memiliki nilai-nilai luhur yang diambil dari nilai budaya Bangsa Indonesia yang
harus diterapkan di dalam kehidupan kita sehari-hari.
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang
memiliki keberagaman sehingga nilai-nilai moral ini harus dapat dijalankan
dengan baik agar tidak menimbulkan masalah antar sesama. Sebagai generasi muda,
para siswa dan siswi harus berpedoman pada nilai-nilai moral yang ada demi
kedamaian dan ketentraman hidup dalam masyarakat.
Keempat,
tugas guru tidak sekedar menyampaikan materi pembelajaran tetapi juga harus
menanamkan nilai-nilai yang positif pada diri siswa. Ada beberapa cara yang
paling sederhana dalam membangun karakter siswa di sekolah, antara lain guru
harus memberikan contoh yang baik pada siswa, harus menyampaikan nilai-nilai
moral yang ada dalam setiap Sila Pancasila, dan membagikan kepada siswa
gambar-gambar perilaku yang benar.
Nilai pendidikan karakter yang harus
dimiliki siswa, antara lain nilai relijius, nilai toleransi, nilai disiplin,
nilai kejujuran, nilai demokrasi, nilai menghargai dan menghormati perbedaan,
gotong royong, tanggung jawab dan peduli terhadap sesama. Guru juga harus
menceritakan pengalaman inspiratif dan melakukan kegiatan literasi.
Pendidikan karakter akan bisa mendorong
siswa untuk tumbuh dengan percaya diri dan diharapkan mereka bisa mengembangkan
dan mengeksplorasi kemampuan dan keterampilan tanpa mengabaikan nilai-nilai
positif dan kebaikan. Pendidikan karakter juga merupakan nilai yang diperlukan
dalam mewujudkan kelangsungan hidup bangsa yang nantinya menjadi pijakan anak
Indonesia sehingga berkembang menjadi pribadi yang berkualitas, memiliki akhlak
yang baik, jujur, tanggung jawab, hormat dan disiplin. (MDj/red)
0 Comments