Oleh : Paulus Geradus Hurint, S.T.,Gr.
(Wakasek Kurikulum SMK Negeri 1 Ile Ape, Lembata)
CAKRAWALANTT.COM - Pepatah lama mengatakan
“Buku adalah Jendela Dunia”. Buku diibaratkan sebagai jendela dunia. Pertanyaan
yang muncul mengapa harus jendela? mengapa bukan benda lain. Coba kita
bayangkan jika dunia atau bumi yang saat ini kita pijak ibarat sebuah rumah seperti
pada umumnya, maka sudah pasti rumah tersebut memiliki jendela. Apakah yang
akan kita temukan ketika kita membuka jendela rumah kita? Pasti jawaban
beranekaragam sesuai dengan letak dan kondisi rumah kita berada.
Hal senada
apabila kita membuka jendela dunia atau bumi tempat kita berpijak ini, maka
kita juga pasti menemukan beranekaragam apa yang kita lihat, seperti
benda-benda luar angkasa yaitu bintang, planet, meteor dan lain sebagainya
sesuai dengan pengelihatan kita masing-masing. Ada juga yang tidak bisa
menyebutkan apa-apa, karena terlalu banyak hal baru yang mereka lihat dan tidak
pernah diketahui oleh mereka sebelumnya. Sepanjang kita tidak pernah membaca
maka kita tidak akan pernah menemukan berbagai macam hal baru. Demikian gambaran
sederhananya.
Dari paparan
saya di atas, buku diibaratkan sebagai bumi. Ketika kita membuka buku, maka
kita seperti membuka jendela dunia dan sudah pasti kita akan melihat begitu
banyak hal yang selama ini kita tidak pernah ketahui. Dengan demikian akan
menambah cakrawala pengetahuan kita. Membaca buku harus sudah menjadi budaya.
Dengan membaca akan menambah wawasan berpikir kita karena dengan mambaca kita
dapat mengalirkan pengetahuan dari buku ke otak kita. Itulah makna dari buku
adalah jendela dunia. Makna ini menggambarkan bahwa betapa pentingnya buku bagi
kita, karena dengan membaca buku akan memberikan kita banyak pengetahuan.
Sebagai
seorang guru, kebiasaan membaca buku perlu dilakukan, mengingat dinamika dunia
pendidikan yang terus menerus berubah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini mengharuskan seorang guru harus memperkaya diri dengan
banyak membaca. Dengan membaca, apapun jenis bacaannya entah itu buku, novel,
berita atau apa pun jenisnya akan sangat bermanfaat bagi diri seorang guru.
Membaca juga
dapat membuat seorang guru bisa mengerti akan apa yang selama ini tak bisa dipahami.
Kebiasaan yang dilakukan oleh guru ini, akan menjadi contoh yang baik bagi anak
didiknya di sekolah. Sejak dini anak didik dibiasakan untuk menyenangi buku dan
menjadikan buku sebagai teman kesehariannya, bahkan menjadikan mereka sebagai
seorang “kutu buku”.
Saya mencoba
menganalogikan membaca seperti menuangkan air dari teko ke gelas. Jika isi
tekonya adalah susu, maka yang keluar dari teko adalah susu. Jika isi tekonya
adalah kopi, maka yang keluar dari teko adalah kopi. Hal senada akan nampak ketika
kita berbicara. Dengan banyak membaca, maka kita sedang mempersiapkan amunisi
terbaik untuk mengembangkan kreativitas dan retorika, ketika kita sedang
berbicara.
Jika kita
telisik lebih jauh, banyak sekali manfaat yang kita peroleh kalau kita sering
membaca buku. Berdasarkan riset ilmiah dan berbagai pandangan para ahli menyatakan
bahwa dengan membaca, dapat mengurangi tekanan pikiran (stress), memperbaiki kualitas memori dari pembaca, merangsang
keterampilan berpikir analitis dan mencegah penurunan fungsi kognitif. Oleh
karena itu dengan membaca buku pada dasarnya memiliki kaitan yang erat dengan
upaya peningkatan kualitas diri seseorang. Mari kita membiasakan diri kita
dengan membaca buku. Kebiasaan membaca buku ini harus kita ditularkan kepada anak
didik kita, agar mereka bisa menikmati manfaatnya dimasa yang akan datang. (MDj/red)
0 Comments