(Para guru dan Narasumber melakukan foto bersama usai pelaksanaan Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi) |
Flores Timur, CAKRAWALANTT.COM - Guna menghadapi
pergantian Kurikulum 2013 dan pemberlakuan Kurikulum Merdeka pada Tahun
Pelajaran 2023/2024, SMP Negeri Satu Atap (Satap) Tikatukang, Kabupaten Flores
Timur, menggelar Workshop Pembelajaran Berdiferensiasi di aula sekolah
tersebut, Kamis (23/2/2023). Workshop tersebut terdiri atas 3 materi utama,
yakni Pembelajaran Berdiferensiasi, Pembuatan RPP Berdiferensiasi, dan Peer Teaching Pembelajaran Berdiferensiasi.
Kegiatan workshop
tersebut menghadirkan 2 Narasumber, yakni Pengawas pada Dinas Pendidikan,
Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Flores Timur, Yosep Hilarius Sabon
Lamak, S.Pd., dan Guru Penggerak dari SMP Negeri 1 Adonara Timur, Muhammad
Soleh Kadir, S.Pd.,Gr., serta diikuti oleh 18 guru SMP Negeri Satap Tikatukang.
Dalam paparannya,
Yosep Hilarius Sabob Lamak., S.Pd. menjelaskan bahwa ciri khas pembelajaran berdiferensiasi
adalah menekankan pelaksanaan proses belajar dan mengajar pada kebutuhan
peserta didik. Adapun kebutuhan belajar peserta didik, sambung Yosep, meliputi
profil atau gaya belajar, minat belajar, serta kesiapan belajar.
“Misalnya, untuk gaya belajar peserta didik terdiri
dari gaya belajar visual, auditory,
dan kinestetik. Sedangkan, minat belajar misalnya, ada peserta didik yang
berminat pada olahraga, seni, dan budaya. Sementara itu, kesiapan belajar
misalnya, ada peserta didik yang memiliki kemampuan siap terhadap pelajaran
dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Nah, untuk mengetahui sejauh mana
kebutuhan belajar peserta didik tersebut maka guru mesti menyelenggarakan asesmen
diagnostik,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Muhammad Soleh Kadir, S.Pd.,Gr. menuturkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi juga
memiliki dampak yang signfikan terhadap peningkatan motivasi dan hasil belajar
peserta didik, sebab metode pembelajaran tersebut, jelasnya, menerapkan diskusi
kelompok yang membuat guru tidak lagi menjelaskan materi secara monoton di
depan kelas.
“Guru hadir di
samping peserta didik dalam kelompok dan mengajar peserta didik lebih dekat,
langsung, dan terjadi dialog-dialog antara guru dan peserta didik. Hal ini
membuat pembelajaran bersifat terbuka, humanis, dan dapat menyelesaikan
kesulitan belajar peserta didik,” tambahnya.
Sementara itu, salah
satu Guru SMP Negeri Satap Tikatukang yang menjadi peserta workshop, Ferdinandus
Payong Geli, S.Pd., mengungkapkan bahwa workshop tersebut memiliki manfaat yang
luar biasa bagi para guru, sebab dapat memberikan pemahaman yang baik terkait
Kurikulum Merdeka. Menurutnya, para guru dapat menciptakan suasana pembelajaran
yang kreatif dan menyenangkan guna memenuhi kebutuhan belajar peserta didik.
Untuk diketahui,
pada awal kegiatan, para Narasumber memberikan penjelasan terkait pembelajaran
berdiferensiasi yang dibarengi dengan contoh praktik baik di dalam kelas. Setelah
itu, Narasumber memaparkan mekanisme pembuatan RPP Berdiferensiasi beserta cara
penerapannya di dalam kelas. Kemudian, di akhir workshop, para peserta
melakukan peer teaching atau praktik
mengajar di depan kelas yang disaksikan langsung oleh Narasumber, Kepala
Sekolah, dan peserta lainnya.
Usai mengikuti
workshop, para peserta berkomitmen untuk menerapkan pembelajaran
berdiferensiasi tersebut ke dalam proses belajar mengajar di dalam kelas,
sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar peserta didik. Dengan
demikian, diharapkan terjadinya peningkatan kualitas pendidikan dari waktu ke
waktu. (MDj/red)
0 Comments