Oleh : Adeyati, S.Pd.
(Guru SMP Negeri 4 Maumere)
CAKRAWALANTT.COM - Di
semua negara, pendidikan menjadi aspek prioritas yang harus dikembangkan dan
ditingkatkan kualitasnya. Pendidikan menjadi kunci kemajuan sebuah negara,
sebab mengandung benih-benih perubahan dan inovasi. Namun, apa jadinya ketika
kualitas pendidikan di suatu negara menurun? Tentunya akan berakibat pada
kemajuan masyarakatnya, terutama di bidang sains dan teknologi. Mereka akan
tertinggal, bahkan terbelakang di tengah era kompetisi saat ini.
Guna
menunjang peningkatan kualitas pendidikan, setiap proses pembelajaran harus
mampu memperoleh capaian hasil belajar yang berdampak pada luaran (output). Namun, proses yang dijalani
harus berorientasi pada perkembangan mutu peserta didik itu sendiri. Jika
proses pengembangan personal atau kelompok mengalami kendala, maka capaian atau
hasil yang diharapkan akan terdampak. Contohnya, pada pembelajaran matematika
di jenjang pendidikan menengah pertama.
Dalam
dunia pendidikan, pelajaran matematika selalu menjadi momok bagi sebagian
peserta didik. Sebagai rumpun ilmu eksata yang kerap menampilan formulasi rumus
dan angka-angka, matematika sering dianggap sulit, kompleks, dan susah
dipahami. Padahal, pelajaran matematika merupakan gambaran aktivitas
sehari-hari peserta didik yang akan mudah dipahami bila mereka benar-benar
mengikuti rangkaian pembelajaran secara baik. Rasa apriori berlebihan tersebut
disebabkan oleh penekanan berlebihan pada penghafalan semata, kecepatan atau
berhitung, pengajaran yang otoriter, kurangnya variasi pembelajaran, dan
prestasi individu.
Persoalan-persoalan
tersebut kerap ditemukan di SMP Negeri 4 Maumere, khususnya di kalangan peserta
didik kelas VII. Pada materi bilangan bulat, masih banyak peserta didik yang
mengalami kekeliruan dalam menghitung operasi bilangan bulat positif dan
bilangan bulat negatif. Mereka belum mampu memahami cara-cara penyelesaian
menggunakan garis bilangan maupun melihat tanda-tanda matematis.
Untuk
mengatasi persoalan tersebut, penulis pun menggunakan strategi dalam
pembelajaran matematika. Strategi tersebut merupakan upaya guru dalam
mengorganisasikan pembelajaran, baik dalam merencanakan berupa penggunaan
pendekatan, metode, dan sumber daya pembelajaran yang berdasarkan karakteristik
peserta didik maupun dalam mengembangkan, menilai, dan merevisi material
pembelajaran matematika yang sengaja dirancang untuk mencapai tujuan pelajaran
matematika yang efektif (Ahmadi, 2005:12).
Salah
satu strategi yang penulis gunakan dalam pembelajaran matematika khususnya pada
materi bilangan bulat adalah teknik bayar dan utang. Strategi ini digunakan untuk
mengganti strategi garis bilangan yang dianggap kurang efektif. Penerapan teknik
bayar dan utang di dalam kelas dapat membuat peserta didik lebih proaktif dalam
proses pembelajaran sebab sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Dalam kehidupan
sehari-hari, mereka sudah terbiasa memegang uang untuk berbelanja di warung
atau kios, sehingga tidak merasa asing dengan istilah membayar utang.
Dalam
penerapannya, teknik bayar dan utang dapat dilakukan dengan langkah-langkah
berikut. Pertama, penulis menyiapkan materi tentang operasi bilangan bulat
positif dan negatif. Kemudian, penulis menyampaikan materi tersebut dan memberikan
beberapa contoh soal. Penulis juga membagi peserta didik ke dalam kelompok
kecil dimana setiap kelompok berisi 3-4 orang dari total 17 peserta didik di
kelas VII SMP Negeri 4 Maumere.
Kedua,
penulis menjelaskan tentang teknik penggunaan bayar dan utang dalam materi
operasi bilangan bulat. Maksud dari teknik bayar dan utang di sini adalah
operasi hitung bilangan bulat dimana bilangan positif melambangkan bayar dan
bilangan negatif melambangkan utang. Sebagai contoh kecil, misalnya (-7) + 5.
Dalam soal ini, (-7) adalah utang dan hanya membayar 5 saja. Jadi, hasilnya
adalah masih tersisa utang 2. Karena utang melambangkang negatif, maka di tulis
-2. Setelahnya, bersama kelompok masing-masing, peserta didik mulai mengerjakan
soal yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS).
Ketiga,
setelah berlatih di dalam kelompok, penulis mencoba memberikan soal kepada
masing-masing kelompok secara berurutan sambil memperbaiki kesalahan yang
dilakukan peserta didik. Melalui strategi ini, penulis melakukan pengulangan
sampai peserta didik mengerti. Di akhir pelajaran, penulis memberikan soal kuis
yang dikerjakan oleh masing-masing peserta didik.
Melalui
penerapan teknik bayar dan utang dalam pembelajaran matematika, peserta didik
menjadi terbiasa dan mulai mampu menyelesaikan soal dengan menggunakan garis
bilangan. Mereka tidak mengalami kesulitan dan bahkan lebih mampu beradaptasi
dengan soal-soal matematika yang baru. Hal itu secara perlahan mampu
memperbaiki capaian hasil belajar peserta didik, sebab mereka mampu memahami
setiap materi bilangan bulat yang diberikan.
Dengan
demikian, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran matematika akan terasa mudah
dan menyenangkan apabila strategi pembelajaran yang digunakan sesuai dengan
kondisi sehari-hari peserta didik. Ilmu matematika sebenarnya dapat ditemui dan
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dibutuhkan kreativitas guru
untuk melihat dan mengonversikannya ke dalam inovasi pembelajaran, seperti
teknik bayar dan utang. Untuk itu, teknik bayar dan utang sebagai strategi
pembelajaran matematika sangat efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman
peserta didik terhadap materi operasi bilangan bulat. (red)
1 Comments
💪
ReplyDelete