Oleh: Y. B. Inocenty Loe
(Penggiat Literasi
Digital/Guru SMAK Giovanni Kupang)
CAKRAWALANTT.COM - Sejak
dahulu, para filsuf yakin bahwa kata kunci dari keberadaan manusia tersurat
dalam pernyataan Rene Descartes, “Cogito
Ergo Sum.” (Saya berpikir maka saya ada). Bahwa sesorang hanya bisa eksis
jika ia senantisa berpikir. Itu artinya kebenaran hidup manusia hanya
ditentukan jika ia berpikir.
Namun,
di abad 21 ini, prinsip cogito ergo sum
kelihatan mengalami perubahan inspirasi. Tidak hanya berarti, saya berpikir
maka saya ada, tetapi
yang paling terutama adalah saya posting
maka saya ada. Posting di Instagram, Tik-Tok atau di Facebook yang oleh anak-anak zaman now dianggap MedSos orang tua.
Inilah
pertimbangan-pertimbangan yang akan saya ulas dalam tulisan ini. Secara tegas, berbicara tentang postingan-postingan yang
pada dasarnya mengarisbawahi sebuah kepentingan publikasi.
Wajah Media Komunikasi Abad ini
Di
abad 21, apalagi di tahun 2023, komunikasi tidak lagi hanya sebatas apa yang dijelaskan oleh Everett
M. Rogers sebagai penyaluran ide atau maksud untuk mengubah perilaku seseorang.
Lebih dari itu, komunikasi dipakai untuk mempromosikan sebuah karya, ide, dan praktik baik agar orang lain semakin
dekat dengan kita.
Benar
bahwa pada era ini, komunikasi mengalami penegasan diri, kembali kepada jati
dirinya sebagai communicatio. Terbentuk
dari kata communis yaitu membuat
kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Inilah
prinsip komunikasi yaitu mengarahkan seseorang
atau kelompok demi memperoleh pemahaman yang sama dan mengembangkan
kebersamaan.
Untuk mencapai sebuah jalinan kebersamaan, maka diperlukan bukan hanya
narasumber, orang yang bertugas memberikan penjelasan atau promotor, orang yang
mempromosikan sesuatu. Namun lebih jauh dibutuhkan sebuah media interaktif agar
prinsip komunikasi untuk menciptakan kebersamaan dapat terbangun.
Di era ini, kita mengenal media interaktif untuk menciptakan
kebersamaan dengan istilah MedSos (Media Sosial). Inilah era keemasan media
sosial, yang mau tidak mau, suka tidak suka, semua orang terpaksa harus
menggunakannya. Hal ini ditunjang atau bisa dikatakan lahir dari rahim kemajuan
teknologi digital yang nampak dalam kemunculan Smartphone (Gadget).
Kehadiran
smartphone terbukti telah mendorong
kemunculan era komunikasi interaktif dengan jati diri digital dalam wajah
MedSos. Siapa sih yang tidak punya Smartphone?
Jika punya Smartphone kemungkinan
besar pengguna MedSos.
Menurut
laporan We Are Social and Hootsuite,
jumlah pengguna internet di seluruh dunia telah mencapai 5,07 miliar orang pada
Oktober 2022. Pengguna media sosial di seluruh dunia juga terus meningkat
hingga mencapai 4,74 miliar orang pada Oktober 2022, setara 59,32% penduduk
global. Laporan ini menyatakan ada 190 juta pengguna baru yang bergabung ke
media sosial antara Oktober 2021 sampai Oktober 2022.
Jika
dirata-ratakan, secara global ada lebih dari setengah juta pengguna media
sosial baru setiap hari, atau 6 pengguna baru per detiknya. Data ini mengklaim
kesadaran betapa pengaruhnya MedSos dalam kehidupan manusia. Sehingga inspirasi,
“saya posting maka saya ada” telah
menjadi budaya baru yang menjiwai cara berpikir dan cara kerja manusia.
Saya Posting maka Saya Ada
Ashton Kutcher, aktor dan produser film asal Amerika Serikat, pernah berkata, “Banyak orang menggunakan
media sosial untuk berbagi hal-hal biasa atau untuk mengagungkan diri sendiri.
Saya mencoba menggunakannya untuk berbagi hal-hal menarik dengan orang-orang.”
Inilah inspirasi yang seharusnya dan sebenarnya dilakukan.
MedSos perlu digunakan untuk kepentingan promosi kebaikan, ide kreatif, karya
inovatif bahkan praktik inspiratif. Postingan-postingan MedSos harus menjadi iktiar
untuk menciptakan kebersamaan yang saling mengisi dan meneguhkan.
Saya posting maka
saya ada menjadi sebuah prinsip dan gaya hidup baru dalam dunia publikasi.
Publikasi selalu berawal dari postingan inspiratif yang berdaya mengajak bahkan
merubah keputusan dan perilaku seseorang sebagaimana pernyataan Everett M. Rogers.
Agar
sebuah postingan publikasi dapat berdaya kuat mempengaruhi orang lain, maka harusnya hadir dengan wajah glowing dan menarik. Ada berbagai fitur
cantik untuk men-design sebuah tampilan postingan, misalnya yang paling dikenal adalah aplikasi Canva, ada juga freepik atau wepik dan
masih banyak lagi. Begitupun para pengguna Instagram
dan Tik-tok menggunakan aplikasi capcut untuk menyajikan postingan reflektif, inspiratif dan kreatif
tentunya.
Terlepas
dari semua sisi gelap dari MedSos, ada baiknya sebagai generasi yang eksis di
zaman ini, postingan-postingan kita tetap mempertahankan jati
diri communis, yang fokus pada
kebersamaan. MedSos dan publikasinya menjadi instrumen yang boleh dikatakan
sangat penting untuk mempromosikan kerja-kerja inspiratif kita. Dengan
demikian, inspirasi saya berpikir maka saya ada benar-benar menjadi landasan
untuk berinovasi, berkreasi dan pada posisi tertentu menginspirasi banyak
orang.
Penutup
Manusia adalah kosa kata akhir. Apa yang diucapkan, dilakukan, dan dipikirkan mengambarkan
jati diri seseorang. Ingat, postinganmu selalu mengambarkan siapa dirimu yang
sebenarnya. Tetaplah menjadi figur kreatif, inovatif dan inspiratif. Agar dunia
tahu siapa dirimu. (MDj/red)
0 Comments