Oleh : Maria Yosefina
Lepe, S.Pd.
(Guru SMP Negeri 3
Maumere)
CAKRAWALANTT.COM - Matematika
merupakan salah satu cabang ilmu yang wajib dipelajari dan dikuasai guna
memahami berbagai perubahan dan perkembangan yang terjadi. Matematika sangat
dibutuhkan di berbagai lini kehidupan, sebab dapat mengasah potensi individu
atau kelompok dalam menganalisis dan memecahkan peristiwa atau persoalan yang terjadi
di sekitarnya. Sebagai sebuah ilmu, Matematika wajib diajarkan di setiap satuan
pendidikan, baik secara formal maupun non-formal, guna membentuk kecakapan dan
kemampuan analisis peserta didik.
Pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP), terdapat salah satu materi pembelajaran dalam
Mata Pelajaran Matematika yang wajib dikuasai, yakni Materi Bilangan Bulat. Materi
Bilangan Bulat selalu termuat di setiap Kurikulum Pendidikan, sebab menjadi
dasar pengetahuan dalam mempelajari Matematika di tingkat pendidikan
selanjutnya. Dengan kata lain, Materi Bilangan Bulat memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran Matematika.
Bilangan bulat adalah bilangan yang
terdiri dari bilangan bulat positif, yaitu bilangan asli, nol, dan bilangan
negatif. Operasi yang berlaku pada bilangan bulat diantaranya adalah operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Selain operasi perkalian dan pembagian, operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat merupakan operasi yang harus dikuasai oleh peserta didik kelas
VII SMP. Apabila peserta didik tidak menguasai operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat, maka akan menjadi kendala atau masalah dalam
mempelajari Matematika pada tahap selanjutnya.
Proses pembelajaran Matematika,
terkhususnya pada Materi Bilangan Bulat, memang cukup menantang, sulit, dan
membutuhkan energi lebih. Berdasarkan pengalaman penulis sebagai guru pengampu
Mata Pelajaran Matematika di SMP Negeri 3 Maumere, kemampuan peserta didik
dalam memahami operasi bilangan bulat masih tergolong rendah. Mereka selalu
mengalami kesulitan ketika harus menghitung operasi penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat.
Misalnya, hitunglah hasil dari -5+3, maka lebih banyak anak akan secepatnya
menjawab hasilnya adalah -8. Ternyata, jawaban itu salah. Jawaban yang benar
adalah -2. Atau untuk operasi pengurangan bilangan bulat, misalnya, hitunglah hasil dari -6- 4, maka
anak-anak akan menjawab-2, dan hasil ini juga salah. Hasil yang benar adalah
-10. Cara untuk mendapatkan -2 pada operasi penjumlahan bilangan bulat dan -10
pada operasi pengurangan bilangan bulat inilah yang menjadi masalah.
Penulis pun menyadari bahwa tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran sangat bervariasi, sehingga
membutuhkan alat bantu sederhana yang bisa memudahkan proses pendalaman materi.
Selain itu, dibutuhkan pula strategi dan metode pembelajaran yang mudah tetapi
efektif untuk mendukung tercapainya harapan tersebut. Salah satu cara yang
penulis gunakan adalah dengan menerapkan pola bercerita atau mendongeng. Metode
tersebut juga sesuai dengan usia peserta didik yang masih menyukai pola bercerita
untuk memahami sesuatu.
Misalnya, untuk menjumlahkan -5+3 =, penulis
akan bercerita demikian. Tanda negatif menunjukkan hal yang tidak baik,
sedangkan tanda positif menunjukkan hal yang baik. Pada awal cerita, perlu dibuat
kesepakatan bahwa kalau orang yang tidak
baik sejumlah 1 orang melawan orang yang baik 1 orang , maka kedua orang itu pasti mati. Atau,
bila 2 orang jahat melawan 2 orang baik, maka keduanya juga pasti mati dan
seterusnya.
Dari soal penjumlahan di atas, dikatakan
bahwa ada 5 orang pencuri pergi mencuri babi. Dalam perjalanan dini hari, mereka
bertemu dengan 3 orang baik yang akan pergi ke Gereja. Pada saat bertemu,
bertanyalah orang baik kepada pencuri, “Kemanakah kalian pagi-pagi begini?”.
Karena takut niat jahat mereka diketahui orang, maka timbulah kemarahan dari 5
orang penjahat itu dan bersepakat untuk berkelahi dengan 3 orang baik dengan
kesepakatan 1 melawan 1.
Maka, 3 orang baik maupun 3 orang jahat
yang berkelahi pun akan mati. Jadi, yang hidup hanya tersisa 2 orang jahat. Berarti,
kesimpulan dari hasil penjumlah -5+3 = -2. Demikian dan seterusnya bisa
dibuatkan contoh yang lainnya. Atau untuk lebih singkatnya dapat ditanya -5+3
karena tanda pada dua bilangan tersebut berbeda, sehingga mereka tidak berteman, tetapi berkelahi. Dan, bila berkelahi,
maka akan ada yang mati.
Demikianpun bila mengurangi dua bilangan
negatif, misalkan -4-5. Sebelum bercerita, penulis memberikan penjelasan bahwa mengurangi
dua buah bilangan bulat berarti sama dengan menjumlahkan bilangan pertama
dengan lawan dari bilangan kedua. Jadi, misalkan -4-5, maka akan diubah menjadi
-4 + (-5). Penulis akan menceritakan demikian. Ada 4 orang pencuri sedang berjalan
di sore hari dan berniat mencuri mangga di kebun orang. Dalam perjalanan,
mereka bertemu juga dengan 5 orang pencuri lainnya yang juga mempunyai rencana
yang sama.
Pada saat bertemu, bertanyalah 4 orang
pencuri kepada 5 orang pencuri lainnya, “Kemanakah kalian akan berjalan di sore
ini?”. 5 orang itu akan menyampaikan niat mereka bahwa mereka mau pergi ke
kebun orang untuk mencuri mangga. Lalu, 4 orang yang bertanya pun tersenyum dan
mereka akan bersepakat untuk berjalan ke kebun tersebut secara bersama-sama, sehingga
jumlah pencuri kini menjadi 9 orang. Jadi, kesimpulan -4 -5 = -9. Atau secara
singkat, dapat dikatakan apabila dua bilangan itu bertanda sama, maka kedua
bilangan itu langsung dijumlahkan sehingga jumlahnya akan bertambah.
Setelah beberapa kali menerapkan metode
bercerita tersebut, penulis melihat adanya perubahan yang cukup positif di
kalangan peserta didik. Mereka lebih cepat memahami operasi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat. Penulis pun berpendapat bahwa pola bercerita yang
kontekstual atau sesuai dengan latar belakangan peserta didik turut
mempengaruhi daya serap terhadap materi yang disampaikan.
Untuk itu, pola yang ditemukan oleh
penulis ini bisa menjadi titik awal untuk
melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) lanjutan sebagai alternatif
dalam mempercepat proses pemahaman, sehingga daya serap peserta didik bisa
terus meningkat dan dapat menunjang perolehan capaian hasil belajar yang
memuaskan. (red)
0 Comments