(Foto : Ilustrasi) |
Puisi-Puisi
Peserta Didik SMP Swasta Katolik St. Ursula Ende
USAI
Puisi Maria
Cinta Mira Ginta
Awalnya kupikir
selamanya,
ternyata hanya sementara.
Awalnya kupikir
bulan itu yang terindah,
ternyata banyak hal yang mebuatku pasrah.
Selama ini yang
kunanti hanyalah duka.
Perjalananku hanya
untuk menjemput luka,
bukan suka seperti yang kuharapkan
ataupun bahagia yang selalu kusemogakan.
Jangan salahkan
kepergiannya.
Cukup jadikan
sebuah pelajaran
untuk bisa lebih introspeksi diri
dalam menghadapi
setiap akhir
perjalanan.
Maaf, aku tak
bisa mengerti perasaanmu
karena aku selalu ingin menang atas egoku.
Kini aku sudah
berhenti,
mengikhlaskan
kamu pergi.
Kisah kita usai.
SEKOLAHKU
Puisi Mariano
Markus Sato Ndate
Wahai sekolahku,
kau tempatku menimba ilmu,
kau telah memberi ilmu
yang berguna
bagiku,
mendidik aku menjadi anak baik.
Wahai sekolahku,
tempatku tertawa dan menangis.
Kenangan indah
kau berikan.
Wahai sekolahku,
kau selalu menjadi pedomanku,
selalu menjadi motivasiku
untuk terus
bersinar.
SAHABATKU
Puisi Fransiska
Yuni Wunga Sebo
Masih teringat
jelas dalam benak,
hadirmu yang selalu ada
memberi kehangatan
di kala suka maupun duka.
Oh, sahabatku. . .
Kita selalu
bersama
menghabiskan hari dengan penuh tawa,
bercanda bersama dengan riang,
tak sedarah, tak serahim,
melainkan sehati.
Kini semua tak
lagi sama,
hanya tinggal kenangan.
Aku seperti
berada di ruang kosong
dihantui sunyi dan kegelapan.
Kuharap kau
kembali,
Kembali dengan
secercah
cahaya
menerangi
kegelapan hati
membawa pelukan
hangat.
SANG PETUTUR ILMU
Puisi Maria
Imelda Sifa
Kuseberangi
jalan,
menerka, menggeliat seolah tahu
kapan dan cara yang tepat
menghentikan egoku
memusatkan
pikiranku.
Di sana, bendera
kotak hitam putih berkibar.
Kau menunggu
terkesan bersabar.
Menoleh saat kumundur,
mengaung saat kujatuh,
menggapai saat kuberlari.
Saat hasrat dan
jiwaku berhenti
tepat di tengah-tengah jalan,
kau menyentuh perbatasanku,
bagikan sedikit darimu
menukar dengan sepuluh langkah
lebih dalam.
Hingga kuingin
terbang tanpa angina,
tapi langit membuat aku takut.
Kau hadir jadi
kebebasan dan sayap
yang tak pernah lelah mengepak
di punggungku.
Selalu kutanya
mengapa?
Dan satu jawaban
pasti darimu :
kelak, kau akan tahu,
kupikir aku sangat beruntung
mengenal petutur
ilmu sepertimu.
PENYERTAAN TUHAN
Puisi Lionel
SR
Aku terjebak,
tersesat di malam yang begitu gelap.
Aku melangkah ke
jalan yang salah,
melangkah terlalu jauh
hingga tak tahu
arah.
Di dalam sungai
kegelapan,
tak kunjung kutemukan jalan,
hanya ada kegelapan yang pekat
dan semuanya terasa sesak.
Di kala putus
asa hampir menyergap,
datang gemerlap cahaya
di tengah
kegelapan.
Cahaya yang
menyelamatkan
di kala aku hampir putus harapan.
Kali ini, Tuhan
menolongku,
menuntunku kembali kepada-Nya.
Di kala aku tak
mampu,
penyertaan Tuhan benar-benar nyata.
KEINDAHAN ALAM
Puisi Yosef
Julio Yitro Panggo
Betapa indahnya
negeri ini,
laut yang berombak-ombak,
lereng bertingkat-tingkat,
angin berhembus sepoi.
Berdiri aku di
tepi pantai,
di bawah langit yang membentang,
merasakan keindahan
Negeri tercinta,
Indonesia.
Indonesia, Negaraku.
Beribu nikmat di
dalamnya,
pemberian Tuhan Yang Maha Kuasa.
Aku bersyukur
kepada-Nya.
GURUKU
Puisi Zytka
Thalia Maria Rati
Suci dan ikhlas
pemberianmu
dari buta menjadi tahu.
Suci dan ikhlas
pengorbananmu
tiada ternilai jasa baikmu
Engkau laksana
lampu dalam kegelapan
yang menerangi alam kalbuku
Engkau bagaikan
angin
yang selalu membisikkan
kebaikan
untukku.
TENTANG AWAN
Puisi Agata
Putri Wela Wangga
Aku bercerita
pada awan
dengan nafasku yang berhembus dingin
berbisik pelan penuh arti
meneteskan air mata tanpa arti.
Aku begitu
terpana pada awan,
cerah dan menawan
yang tidak melawan
walau turun
hujan.
Hanya pada awan
aku bercerita,
berkisah tentang pahit getirnya hidup,
tentang warna-warni kehidupan
yang terkadang juga menawan.
Entah kenapa?
Awan mendung tak terbendung.
Ternyata ada
bibir yang mengaung
menahan rindu
PERJUANGAN
Puisi Tridy
Maria Livina Lumba
Amarah berkobar,
membara.
Aku seperti
dihujani
bongkahan batu.
Aku tahu sudah
bayanganku menyimpan
darah dan air.
Senapan tua itu,
peluru yang jatuh
menanti putusan pada pelatuk.
SAHABATKU
Puisi Lusia
Catrin Cintya Beka
Sahabatku,
Engkau selalu
menemaniku
di saat suka dan
duka.
Saat semua orang
menjauhiku,
kau tetap di sisiku
bermain, belajar,
semua kita
lakukan bersama.
Engkau selalu
menjadi rumahku.
Sahabatku,
di saat aku mempunyai masalah,
kau selalu membantuku.
Kau tempat
ternyamanku
untuk mencurahkan masalah.
Aku ingin kau
selalu bersamaku.
Kau sangat
berharga bagiku.
Aku akan selalu
mengingatmu.
(red)
0 Comments