Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Dewan Pengurus Komisariat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia (DPK PPNI) Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kupang
berkolaborasi dengan APPSKEP Indonesia menyelenggarakan Webinar Keperawatan
tentang peningkatan profesionalisme perawat, Sabtu (21/01/2023).
Webinar keperawatan yang mengusung tema “Kita
Tingkatkan Kompetensi Klinis dan Riset Klinis dalam Menyiapkan Tenaga Perawat
yang Profesional” itu berlangsung melalui media Zoom dan disiarkan langsung lewat YouTube APPSKEP.
Menurut keterangan Ketua Panitia, Ns.
Debbiyanti Fanggi Ello, S.Kep., peserta yang
mendaftar mencapai 8 ribu lebih dari berbagai provinsi di Indonesia. Kapasitas Zoom hanya bisa mengakomodir 300
peserta, sehingga sebagian besar peserta mengikutinya lewat YouTube.
“Kegiatan ini bertujuan untuk menyatukan dan
memperkuat semua perawat, serta memperkenalkan DPK PPNI RSUP dr. Ben Mboi
Kupang agar pelayanan dapat berjalan dengan baik dan terarah,” kata Ns. Debbiyanti saat menyampaikan Laporan Panitia.
Menanggapi hal itu, Plt. Direktur RSUP dr.
Ben Mboi KupanG, drg. Farichah Hanum, M.Kes. memberikan apresiasi kepada DPK
PPNI RSUP dr. Ben Mboi Kupang yang meskipun
baru saja terbentuk, tapi sudah langsung menyelenggarakan seminar yang melibat
ribuan peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Apa yang kita buat, semoga memberi nilai yang positif,” kata drg. Farichah Hanum lebih lanjut.
Pimpinan rumah sakit terbesar di NTT itu
mengakui peran perawat yang selalu berada di garda terdepan dalam pelayanan,
sekaligus menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan-perubahan atau
inovasi dalam pelayanan pada pasien dan keluarganya. Menurutnya, kalau perawat
punya semangat yang tinggi, maka rumah sakit tempat perawat itu bekerja akan
ikutan maju dan berkembang baik.
“Perawat itu kunci kemajuan rumah sakit,” tambah drg. Farichah Hanum yang saat ini juga menjabat sebagai
Direktur RSUP dr. Kariadi Semarang.
Karena itu, ia berharap perawat-perawat yang ada di RSUP dr. Ben Mboi Kupang bisa terus mengembangkan diri dan
terus meningkatkan profesionalisme dalam bekerja. Ia juga menyambut baik
dengan terbentuknya organisasi profesi perawat (PPNI) di rumah sakit tersebut,
karena bisa ikut membina para anggota untuk bekerja secara profesional.
“Saya yakin, keberadaan PPNI ini berdampak positif, sehingga perawat di
RSUP dr. Ben Mboi Kupang akan menyusul prestasi kakak-kakaknya di RS
vertikal yang lain. Apalagi saat ini kita dikejar melakukan transformasi
layanan kesehatan rujukan,” tutup drg. Farichah
Hanum.
Perawat Sudah Profesional
Ketua DPD (Dewan Pengurus Daerah) PPNI Kota Kupang, Agustinus Ara,
S.Kep.,Ns, M.Kes., turut mengapresiasi penyelengaraan webinar keperawatan
tersebut. Menurutnya, DPK PPNI RSUP dr. Ben Mboi
Kupang merupakan DPK PPNI ke-20 di bawah naungan DPD PPNI Kota Kupang yang,
meskipun baru dibentuk, sukses menyelenggarakan webinar dengan melibatkan
ribuan peserta.
“Ini menjadi motivasi bagi DPK lain di Kota Kupang maupun di NTT,” kata
Agustinus Ara.
Pada kesempatan itu, atas nama DPD PPNI Kota Kupang, ia juga memberi
apresiasi kepada Kementerian Kesehatan RI yang telah menghadirkan sebuah rumah sakit yang tentunya bermanfaat bagi
masyarakat NTT. Sekaligus ucapan terima kasih untuk pihak manajemen RSUP dr. Ben Mboi Kupang yang telah mendukung terbentuknya DPK
PPNI di sana.
Berkenaan dengan tema webinar, menurut Agustinus Ara, perawat memang
sudah profesional. Ada banyak indikator yang berkaitan dengan profesionalitas
perawat, salah satunya telah mengenyam pendidikan tinggi keperawatan, sehingga
memiliki dasar keilmuan yang jelas.
“Tapi, apakah itu sudah cukup menunjang profesionalisme perawat?”
tanyanya kemudian.
Menurut perawat senior RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang itu,
pertanyaan tersebut menjadi refleksi sekaligus tantangan bagi perawat. Ia
mewanti-wanti agar perawat terus meningkatkan kompetensi dan sikap profesional,
karena tuntutan masyarakat akan pelayanan bermutu semakin tinggi.
Agustinus Ara mengakui, peran perawat selama ini—apalagi saat pandemi
COVID-19—sangat besar dan mendapat pengakuan dari banyak pihak. Karena itu,
profesi perawat dianggap sebagai aset yang diperhitungkan di masing-masing
negara. Tapi, di balik pengakuan tersebut, keluhan tentang buruknya pelayanan
keperawatan juga masih sering terdengar.
Menurutnya, selama ini perawat masih mendapatkan labeling sebagai profesi yang cuek, kurang ramah, sering
marah-marah, dan cap buruk lainnya. “Labeling
seperti itu harus kita singkirkan,” tambah Agustinus Ara yang juga dipercayakan
sebagai Wakil Ketua Bidang Pelayanan DPW PPNI Provinsi NTT.
Karena itu, ia berharap webinar keperawatan itu bisa memberi perubahan
bagi perawat, makin profesional dalam memberikan pelayanan keperawatan.
Agustinus Ara menambahkan, praktik profesional perawat itu harus mencakup 3
poin mendasar, yaitu praktik berdasarkan bukti penelitian; praktik berkualitas;
dan memperhatikan keamanan pasien.
“Hendaknya kita selalu mengembangkan kompetensi klinis, riset, dengan
memanfaatkan semua media dan sumber yang ada untuk menjawab kebutuhan
masyarakat,” pesan Agustinus Ara sebelum membuka kegiatan webinar itu secara
resmi.
***
Setelah seremonial pembukaan, acara dilanjutkan dengan webinar yang
menghadirkan 4 pembicara dengan keahlian berbeda. Kesempatan pertama diberikan
kepada Agustinus Ara, S.Kep.,Ns,M.Kes., selaku Ketua DPD PPNI Kota Kupang, yang
menyampaikan topik tentang: Penguatan Organisasi PPNI dalam Menyukseskan
Akreditasi Rumah Sakit.
Pada kesempatan itu, Agustinus Ara memperkenalkan organisasi profesi
perawat (PPNI) secara umum. Mulai dari definisi, ciri, tujuan, dan strategi
penguatan organisasi dalam mendukung kemajuan anggota.
Berkenaan dengan penguatan organisasi, Agustinus Ara menekankan pada dua
aspek, yaitu penguatan kelembagaan dan penguatan peran dan fungsi PPNI.
Menurutnya, secara kelembagaan PPNI sudah baik. Indikatornya bisa dilihat dari
keberadaan konstitusi yang mengatur kerja perawat dan organisasinya.
Kemudian penataan organisasi juga sudah dibuat terstruktur, mulai dari
DPP (Dewan Pengurus Pusat) yang ada di Jakarta; DPW (Dewan Pengurus Wilayah)
yang ada di tingkat provinsi; DPD (Dewan Pengurus Daerah) yang ada di tingkat
kota/kabupaten; dan DPK (Dewan Pengurus Komisariat) yang bersentuhan langsung
dengan perawat di berbagai fasilitas kesehatan dan pendidikan keperawatan.
Selain itu, manajemen keanggotaan PPNI juga sudah menggunakan sistem
elektronik, sehingga mudah dijangkau semua anggota dan memudah para pengurus
untuk melakukan pengecekan data. PPNI juga sudah memiliki tata kelola administrasi
dan manajemen keuangan yang jelas, sehingga seragam dari tingkat pusat hingga
komisariat. Keunggulan itu diperkuat lagi dengan adanya fasilitas pendukung
seperti kantor sekretariat dan lainnya.
Agustinus Ara menambahkan, PPNI juga melakukan penguatan kelembagaan
dengan membangun jaringan kerja sama dengan banyak pihak seperti PMI, BNN,
BNPB, dan lainnya. Kerja sama itu menunjukkan PPNI sudah dipercaya oleh lembaga
lain, termasuk pemerintah.
Menurut Agustinus Ara, penguatan peran dan fungsi PPNI juga sudah
berjalan optimal selama ini. Peran PPNI terlihat dari banyaknya regulasi yang
diperjuangan untuk mengatur sekaligus melindungi praktik perawat. Sedangkan
fungsi PPNI lebih ditekankan untuk menjadi wadah pemersatu perawat, sekaligus
sebagai lembaga yang melakukan pembinaan, pengembangan dan pengawasan pada
anggota.
Khusus untuk menyukseskan akreditasi rumah sakit, Agustinus Ara
menekankan peran komite keperawatan. Menurutnya, secara umum komite keperawatan
berperan dalam tugas penjaminan mutu profesi; kredensial perawat; dan pembinaan
etika dan disiplin profesi.
“Komite keperawatan ini yang punya peran besar saat akreditasi rumah
sakit,” tutup Agustinus Ara.
Selanjutnya, webinar dilanjutkan dengan pembicara kedua, yaitu Ns.
Alfitri, M.Kep, Sp.KMB. Perawat praktisi RSUP dr. M. Djamil sekaligus sebagai
Ketua DPD PPNI Kota Padang itu menyampaikan materi dengan topik: Peran Perawat
dalam Mengoptimalkan Perawatan dan Pemenuhan Kebutuhan secara Komprehensif pada
Pasien HIV-AIDS.
Pembicara ketiga, Ns. Ni Luh Putu Sri Wirayuni, S.Kep.,M.Kep.,Sp.Kep.M.B.
Perawat praktisi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah Kota Denpasar sekaligus
Sekretaris Hipmebi Bali itu menyampai materi tentang: Peran Perawat dalam
Pelaksanaan Bladder Training untuk
Mengoptimalkan Fungsi Eliminasi.
Dan pembicara keempat adalah Dr. Ns. A.A. Istri Putra Kusumawati, S.Kep,
M.Ng, FISQu. Perawat praktisi RSUP Prof. Dr. I.G.N.G Ngoerah, pendidik,
peneliti, dan surveior KARS itu menyampaikan materi dengan topik: Peningkatan
Kualitas Asuhan Keperawatan Berbasis Evidence
Based Nursing dan Riset Klinis Keperawatan. (Saverinus Suhardin/Infokom DPW PPNI NTT/MDj/red)
0 Comments