(Foto: Ilustrasi kasih sayang seorang Ibu kepada anaknya) |
CAKRAWALANTT.COM - Sejarah Hari Ibu yang diperingati masyarakat
Indonesia setiap 22 Desember rupanya berawal dari gerakan perempuan
untuk kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Melansir Panduan Pelaksanaan Peringatan Hari Ibu
ke-94, Hari Ibu lahir sebagai upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan
menghargai perjuangan perempuan Indonesia dalam merebut dan mengisi kemerdekaan.
Selain itu, peringatan Hari Ibu juga merupakan
momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan, serta
perjuangan perempaun yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa
Indonesia.
Mulanya, pergerakan perempuan Tanah Air ditandai
dengan perjuangan para pendekar perempuan di berbagai wilayah di Indonesia,
sebut saja Tjuk Njak Dien di Aceh, Nyi Ageng Serang di Jawa Barat, hingga R.A
Kartini di Jawa Tengah.
Setelah itu, pergerakan perempuan bertransformasi
melalui perkumpulan sejak dimulainya era Budi Utomo pada 1908. Para era
tersebut, mulai bermunculan perkumpulan perempuan nasional, seperti Aisiyah,
Wanita Katolik, hingga Putri Merdeka.
Selang 20 tahun, ketika diadakan Kongres Pemuda
Indonesia ke-1 pada 30 April sampai 2 Mei 1928 dan Kongres Pemuda Indonesia
ke-2 pada 27-28 Oktober 1928, para perempuan juga ikut memberi andil terhadap
rencana kemerdekaan Indonesia.
Puncaknya, gerakan perempuan di dalam negeri
melahirkan Kongres Perempuan Indonesia di Dalem Jayadipuran, Yogyakarta pada
22-25 Desember 1928.
Kongres ini bertujuan untuk menyatukan seluruh
perkumpulan perempuan menjadi Perikatan Perempuan Indonesia. Berikut isi hasil Kongres
Perempuan Indonesia. (1) Tuntutan penambahan sekolah rendah untuk anak perempuan; (2) Perbaikan aturan dalam hal
taklik nikah; (3) Perbaikan aturan tentang sokongan untuk janda dan anak
yatim pegawai negeri.
Kongres Perempuan Indonesia ini menjadi tonggak
sejarah karena merupakan puncak kebangkitan perempuan sehingga melahirkan
kongres-kongres berikutnya.
Sejarah Hari Ibu kemudian berlanjut dengan
diadakannya Kongres Perempuan Indonesia ke-3 di Bandung, Jawa Barat pada 1938.
Di kongres tersebut, 22 Desember dinyatakan sebagai Hari Ibu. Hal ini didasari oleh
Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan
Hari Libur.
Menurut Presiden ke-1 Indonesia, Soekarno, pemerintah perlu
menetapkan beberapa hari yang bersejarah bagi nusa dan bangsa Indonesia sebagai
hari-hari nasional yang bukan hari-hari libur.
Salah satunya merupakan Hari Ibu Indonesia yang
diperingati pada 22 Desember setiap tahunnya. Sejak saat itu, Indonesia secara
rutin memperingati Hari Ibu sampai sekarang. Hanya saja peringatan itu
kini bukan sekadar mengenang pergerakan perempuan yang berjuang untuk
kemerdekaan Indonesia saja, tetapi makna Hari Ibu juga merupakan hari kasih sayang kepada
setiap ibu di Tanah Air.
Pada tahun ini, masyarakat Indonesia memperingati
Hari Ibu ke-94. Itulah sejarah Hari Ibu. Selamat Hari Ibu untuk para perempuan
dan ibu hebat di Indonesia! (CNN
Indonesia/MDj/red)
0 Comments