(Foto: Dokumentasi Infokom DPW PPNI NTT) |
Kupang, CAKRAWALANTT.COM - DPW PPNI NTT telah membentuk Badan Penanggunlangan Bencana (Bapena) PPNI Provinsi
NTT dan pengurusnya telah dilantik secara resmi pada Kamis (22/12/2022) yang
berlangsung pukul 17.00 WITA di Graha PPNI NTT, serta dibuka secara daring
dengan media Zoom bagi pengurus yang
tidak bisa meninggalkan tugas di fasilitas kesehatan atau tempat pelayanan
masing-masing.
Aemilianus Mau, S.Kep.,Ns.,M.Kep. mengungkapkan rasa syukur dan terima
kasihnya saat memberikan kata sambutan, karena setelah sekian lama melakukan
koordinasi dan konsolidasi dengan pengurus PPNI di berbagi level kepengurusan
di NTT, akhirnya Bapena PPNI NTT berhasil terbentuk.
“Ini sesuai instruksi DPP PPNI, di setiap wilayah itu harus memiliki
Bapena untuk mengantisipasi kondisi bencana,” kata Ketua DPW PPNI NTT yang
sehari-hari disapa Willy tersebut.
Menurut Willy, urgensi pendirian Bapena PPNI di seluruh Indonesia,
termasuk NTT, sudah tidak bisa ditawar-tawar lagi, karena semua wilayah memiliki
risiko bencana yang sangat besar. Sehingga kalau terjadi bencana di mana saja,
lanjut Willy, Bapena PPNI NTT bisa berkoordinasi atau berkeja sama dengan
pemerintah dalam memberikan bantuan kepada korban atau masyarakat yang terdampak.
Di hadapan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT
dan Dinas Kesehatan Kependudukan dan Catatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur
(DinkesDukcapil NTT), Willy bercerita kalau PPNI NTT sudah sejak lama terlibat
dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan penanggulangan bencana.
Sebagai contoh, saat terjadi badai siklon tropis Seroja berapa waktu
lalu, lanjut Willy, PPNI ikut berkontribusi dengan memberikan bantuan melalui
pengurus maupun anggota yang ada di seluruh daerah Provinsi NTT. “Kami tinggal
berkoordinasi dengan pengurus PPNI di kabupaten, karena mereka yang lebih
menguasai medan dan tentunya tahu lebih banyak mengenail masalah atau kebutuhan
di sana,” tambah Willy.
Menurut Willy, peran-peran PPNI dalam penanggulangan bencana selanjutnya
akan dikelola oleh badan pelengkap organisasi yang telah dibentuk tersebut:
Bapena PPNI NTT. Kepengurusannya melibatkan semua pengurus PPNI di seluruh
kota/kabupaten se-Provinsi NTT.
Selain itu, Willy juga menjelaskan bahwa sebagian besar pengurus yang masuk dalam Bapena PPNI NTT
merupakan anggota HIPGABI NTT, salah satu himpunan perawat yang memiliki
keahlian khusus dalam penanganan gawat darurat dan manajemen bencana. “Mereka
ini (HIPGABI NTT-red) sebagian besar bekerja di ruang gawat darurat dan kritis
di tempat kerja masing-masing, sehingga sangat kompeten dalam memberikan
bantuan saat kondisi bencana,” tambah Willy.
Kepada pengurus Bapena PPNI NTT yang baru dilantik, Willy menyampaikan
apresiasi dan terima kasih yang tidak terhingga. Willy menyadari, semua
pengurus memiliki pekerjaan atau tugas utama di tempat kerja masing-masing.
Lalu dari organisasi profesi juga diberi tugas tambahan yang sifatnya sosial;
sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. “Teman-teman pengurus memang kerja
tidak digaji,” kata Willy, “Tapi berbakti kepada bangsa dan negara, dan
masyarakat NTT.”
Menurut Willy, seseorang yang dipilih sebagai pengurus itu karena adanya kepercayaan.
Karena itu, pengurus diharapkan tidak menyia-nyiakan kepercayaan hingga
waktunya berakhir dan digantikan orang lain. Willy berharap rekan-rekan
pengurus bisa mengatur secara baik, sehingga antara pekerjaan utama maupun
tugas tambahan di organisasi profesi bisa berjalan dengan baik.
“Ini untuk masyarakat kita. Sebagai anggota profesi kita harus
bertanggung jawab dan memiliki komitmen. Saya berpikir komitmen ini yang
penting, sehingga tidak ada alasan untuk tidak mengikuti berbagai kegiatan,”
lanjut Willy.
Pada kesempatan itu, Willy memohon dukungan dan arahan dari Kepala BPBD
NTT dan Dinkesdukcapil NTT. Ia mengakui, meski memiliki anggota banyak dan
kepengurusan di setiap daerah, Bapena PPNI NTT tetap membutuhkan bantuan atau
kerja sama dalam bentuk pendanaan, kegiatan pendidikan dan pelatihan, serta
kegiatan pendukung lainnya.
Bapena PPNI NTT Jadi Teman Baru
Kepala Dinkesdukcapil NTT dan BPBD NTT yang ikut menghadari acara
pelantikan Bapena PPNI NTT tersebut memberikan apresiasi yang
setinggi-tingginya kepada DPW PPNI NTT yang berinisiatif; mau mengambil bagian
dalam tugas pelayanan penganggulangan bencana di NTT secara khusus, maupun
untuk seluruh wilayah Indonesia dan dunia.
“Kehadiran Bapena PPNI NTT ini menunjukkan keseriusan dalam pengabdian,
demi kemanusiaan yang mandiri dalam melayani masyarakat, khususnya di NTT,”
kata Kepala Dinkesdukcapil NTT yang pada kesempatan itu diwaliki Iwan Martino
Pelokila selaku Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat.
Menurutnya, keterlibat berbagai profesi dalam penganggulangan bencana
sangat penting. Apalagi profesi perawat yang memiliki dasar keilmuan dalam
memberikan bantuan pada orang yang dalam kondisi gawat darurat atau ketika
terjadi bencana.
“Keterlibatan nakes dalam penanggulangan bencana sangat perlu dan
penting, karena mereka telah dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan
kegawatdaruratan dan menajemen bencana,” tambah Iwan Martino Pelokila.
Karena itu, Dinkesdukcapi NTT mendukung langkah yang telah diinisiasi
oleh DPW PPNI NTT. Selain itu, mereka juga siap berkolaborasi dengan DPW PPNI NTT
dalam berbagai upaya pelayanan kesehatan, termasuk untuk urusan bencana.
Menurutnya, kerja kolaborasi sangat penting, seperti yang sudah diterapkan selama ini dalam
penanganan stunting.
“Semua sektor harus bersinergi dan berkolaborasi. Dan PPNI NTT tentunya
sudah masuk mengambil bagian dalam persoalan penanganan bencana ini,” tutupnya.
Sementara itu, Kepala BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, S.Sos.,MM, mengaku
sangat antusias ketika mengetahui ada undangan untuk menghadiri pelantikan
Bapena PPNI. Menurutnya, selama ini sudah ada beberapa lembaga lain yang ikut
membentuk badan bencana, dan kini ada tambahan satu lagi.
“Kita ada teman lagi dalam menangani bencana: Bapena PPNI NTT,” kata Ambrosius
Kodo yang disambut tepuk tangan hadirin.
Menurutnya, keberadaan lembaga penanganan bencana saat ini sangat
penting. Ambrosius Kodo menegaskan, NTT tidak hanya dikenal sebagai ring of beauty, tapi juga ring of fire. Karena itu, setiap orang
tidak boleh terlena dengan keindahan alamnya saja, tapi juga tetap waspada dengan
kemungkinan bencana alam yang bisa terjadi.
“Kita NTT ini provinsi rawan bencana. Bisa berupa banjir, tanah longsor,
angin kencang, tsunami, gempa bumi, gunung meletus, kekeringan, dan
sebagainya,” tambah Ambrosius Kodo.
Karena itu, ia menyambut baik dengan partisipasi Bapena PPNI NTT yang
ikut berkontribusi menangani berbagai masalah tersebut. Sebagai bentuk
dukungan, dirinya mengaku siap berkolaborasi dalam bentuk kegiatan pendidikan
dan pelatihan, seperti melakukan simulasi berbagai tindakan atau pertolongan
bencana.
Selain itu, Ambrosius Kodo juga mengingatkan agar sebagai orang yang
mendedikasikan diri sebagai penolong saat bencana terjadi, setiap orang juga
perlu memperhatikan dirinya terlebih dahulu. Karena itu, pada kesempatan itu ia
menjelaskan beberapa kiat persiapan yang harus dilakukan secara individu maupun
keluarga dalam menghadapi bencana.
“Kita semua urus orang lain, tapi jangan lupa juga urus diri sendiri,” pesan
Kepala BPBD Provinsi NTT. (Saverinus
Suhardin/Infokom DPW PPNI NTT/MDj/red)
0 Comments