(Catatan Pertama Dalam Rakor Program Prioritas Kemdikbudristek – BGP Provinsi NTT bersama Dinas Pendidikan Se-NTT dan Mitra Pembangunan)
(Foto: Suasana pembukaan Rapat Koordinasi Program Prioritas Kemdikbudristek di Kristal Hotel Kupang, Selasa (12/10/2022)) |
Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM - Siang itu cuaca di
sekitaran Kota Kupang nampak terik pertanda hujan akan turun. Di awal bulan
Oktober ini, aktivitas masyarakat sering berjalan beriringan dengan curah hujan
yang (kadang) tidak menentu. Begitupun dengan kami (Tim Media Pendidikan Cakrawala
NTT), perjalanan di siang hari itu juga disertai dengan kewaspadaan akan
turunnya hujan. Kami harus melakukan registrasi untuk mengikuti undangan Rapat
Koordinasi Program Prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemdikbudristek) di Kristal Hotel Kupang selama 3 hari, yakni
Selasa-Kamis (11-13/10/2022).
“Selamat siang, Pak,”
sapa seorang anggota Tim Panitia Pelaksana.
“Selamat siang juga.
Kami mau registrasi untuk kegiatan rakor,” ujar kami.
“Silahkan diisi
formulirnya dan setelah itu bersiap untuk acara sebentar malam, Pak” jelasnya
sembari mengecek nama kami yang terdaftar.
Kami menerima
undangan tersebut beberapa hari yang lalu dari Balai Guru Penggerak (BGP)
Provinsi NTT, salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan, Kemdikbudristek. Berdasarkan Permendikbudristek Nomor 14
Tahun 2022, BGP Provinsi NTT mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan
pemberdayaan guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah,
kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah. Keberadaan BGP
Provinsi NTT sebenarnya selaras dengan visi besar kami yang selalu giat dan
berfokus pada dunia pendidikan dan proses yang terjadi di dalamnya. Untuk itu,
pada kesempatan tersebut, kami diundang dengan kapasitas sebagai mitra
pembangunan bersama beberapa mitra lainnya.
Waktu menunjukan
tepat pukul 15.00 Wita setelah kami melakukan registrasi. Masih tersisa 4 jam
lagi menuju acara pembukaan. Di sela-sela prosesi registrasi, kami juga bertemu
dengan beberapa Kepala Dinas dan perwakilan Dinas Pendidikan se-Provinsi NTT
bersama undangan lainnya yang turut serta dalam rakor tersebut.
Tujuan utama rakor
tersebut sebenarnya adalah untuk menyamakan persepsi dan menguatkan sinergitas
dalam implementasi program prioritas Kemdikbudristek, yakni Program Guru
Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP), Implementasi Kurikulum
Merdeka, dan program lainnya, untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Maka dari itu,
pihak-pihak yang terlibat dalam rakor tersebut adalah mereka yang memiliki
tanggung jawab dalam proses pendidikan, seperti para Kepala Dinas dan
perwakilan Dinas Pendidikan se-Provinsi NTT, Fasilitator Guru Penggerak, mitra
pembangunan, dan sebagainya.
Tepat
pukul 19.00 Wita, semua undangan telah berkumpul di aula. Beberapa diantaranya
sedang menyantap makan malam dan beberapa lainnya tengah hangat melakukan
diskusi di seputaran meja yang telah disiapkan. Setelah beberapa saat, Pemandu
Acara, Cynthia Paskawaty Meok, mengajak seluruh undangan untuk mempersiapkan
diri dalam mengikuti acara pembukaan.
Sesuai
panduan acara yang diberikan, terdapat beberapa Narasumber yang turut
berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut, yakni Direktur Kepala Sekolah, Pengawas
Sekolah, dan Tenaga Kependidikan (KSPSTK), Dr. Praptono, M.Ed., Kepala Balai
Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT, Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd.,M.Si., Kepala
Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTT, Ponto Yelipele,
S.Pd.,M.Pd., Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi,
S.Pd.,M.Pd., serta perwakilan dari BGP Provinsi NTT, yakni Drs. Abd. Hamid,
M.Pd., Rini Astuti, S.Pd.,M.Pd., Roni Umbu Muda., S.Pd., dan Agriani Stevany
Kadiwanu, S.Sos.
Acara
pembukaan tersebut diawali dengan laporan kepanitian yang dibawakan oleh
Schelmin Bernad Panie, STP. Ia menerangkan bahwa kegiatan tersebut merupakan
salah satu langkah strategis dalam mengimplementasikan Program Prioritas
Kemdibudristek, baik Program Guru
Penggerak (PGP), Program Sekolah Penggerak (PSP), Implementasi Kurikulum
Merdeka, dan program lainnya, untuk mewujudkan Merdeka Belajar. Beliau juga
mengungkapkan bahwa dari estimasi peserta sebanyak 153 orang, terdapat 122
orang yang telah melakukan registrasi hingga acara pembukaan tersebut
berlangsung. Untuk itu, ujarnya, kehadiran para peserta dalam kegiatan rakor
tersebut mampu menyukseskan semua agenda dan rencana kolektif ke depannya.
(Foto: Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi NTT, Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd.,M.Si., saat membuka kegiatan) |
Setelah itu, Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi
NTT, Dr. Wirman Kasmayadi, S.Pd.,M.Si., diberikan kesempatan untuk memberikan
arahan sekaligus membuka kegiatan Rakor Program Prioritas Kemdikbudristek
secara resmi. Sebelum membuka jalannya rakor, Wirman turut menegaskan bahwa
tujuan utama diselenggarakannya kegiatan tersebut adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dan kualitas pendidikan, mewujudkan Profil Pelajar Pancasila, dan mewujudkan
pembelajaran yang mampu membentuk karakter.
“Melalui
wadah ini juga kita bisa memberikan informasi terkait program prioritas dari
Balai Guru Penggerak, sekaligus memberikan informasi terkait tugas fasilitator.
Di sini juga ada beberapa mitra pembangunan. Nantinya, kita juga akan melakukan
penandatanganan kemitraan bersama Dinas Pendidikan, fasilitator, dan mitra
pembangunan. Semua bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita dan
mendorong terciptanya pembelajaran yang juga berkualitas,” ungkapnya sesaat
sebelum membuka kegiatan secara resmi.
Merdeka Belajar dan Kompetensi Guru
Dalam
konsep pendidikan Ki Hajar Dewantara, pendidikan sejatinya didasarkan pada asas
kemerdekaan. Proses pendidikan, terkhususnya pembelajaran, harus mampu
menumbuhkan semangat belajar dan mengasah kreativitas peserta didik. Peserta
didik, menurut Ki Hajar Dewantara, tidak boleh “dipaksakan” atau
“didikte” dalam proses tumbuh-kembangnya, sebab akan mempengaruhi
kemerdekaan berpikir di kemudian hari.
Konsep
tersebut sesuai dengan program Merdeka Belajar yang dikembangkan oleh
Kemdikbudristek. Namun, esensi tersebut harus didahului oleh para guru selaku
pendidik. Guru merupakan fasilitator utama yang bertanggung jawab atas
keberlangsungan dan keberhasilan Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) di dalam
kelas. Seperti dilansir dari https://ditsmp.kemdikbud.go.id/, Merdeka Belajar diharapkan dapat
memperbaiki proses belajar dan mengajar agar dapat berdampak baik dalam aspek
kehidupan, mulai dari aspek fisik, mental, jasmani, dan rohani dalam dunia
pendidikan. Hal tersebut selaras dengan pembukaan UUD 1945 terkait tujuan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tuntutan
akan kompetensi guru yang dijabarkan dalam konsep Merdeka Belajar tersebut juga
diterangkan oleh Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Tenaga
Kependidikan (KSPSTK), Dr. Praptono, M.Ed. Menurutnya, pergerakan saat ini
harus berorientasi pada transformasi pendidikan. Di dalam transformsi tersebut,
ungkap Praptono, harus tercipta guru-guru yang mampu menciptakan pembelajaran
yang berfokus pada peserta didik, pembentukan karakter, serta peningkatan bakat
dan kemampuan peserta didik. Oleh sebab itu, tegas Praptono, kompetensi guru
sangatlah penting dalam mengimplementasikan program prioritas.
“Kita harus mengusung paradigma pembelajaran baru, yakni pembelajaran
berdiferensiasi. Semua program prioritas itu berawal dari kompentensi guru.
Dinas Pendidikan harus mampu mempelajari dua belas kompetensi guru. Guru harus
memiliki pengetahuan yang profesional, mampu menciptakan praktik pembelajaran
yang profesional, pengembangan profesi, dan sebagainya. Guru Penggerak harus
mampu mewujudkan dua belas kompetensi tersebut," terang Praptono.
Praptono
juga mengatakan bahwa kepemimpinan sekolah, yakni kepala sekolah, berperan
penting dalam mengimplementasikan program prioritas. Kepala sekolah, ujarnya,
merupakan pemimpin pembelajaran dan manajemen, serta harus mampu mendorong
terciptanya komunitas belajar dan pengembangan diri. Hal itu, sambungnya,
menjadi bagian penting dalam tugas kepala sekolah sebagai pemimpin pengembangan
sekolah.
"Kepemimpinan
sekolah harus menitihberatkan perhatiannya pada anak didik agar bisa
meningkatkan kualitas pembelajaran," tambahnya.
Di
akhir penyampaiannya, Praptono kembali menegaskan bahwa guru harus terus
belajar, melibatkan diri dalam komunitas belajar, dan memanfaatkan platform
yang telah tersedia. Selain itu, Praptono berharap agar pihak Dinas Pendidikan
bisa pro-aktif dan berkolaborasi untuk mewujudkan Merdeka Belajar.
Adapun
dalam pemaparannya, Praptono membuka sesi diskusi yang melibatkan para peserta
rakor. Setelah itu, panitia mengarahkan para peserta untuk mempersiapkan diri
guna mengikuti kegiatan selanjutnya.
Tepat
pukul 21.45 Wita, rakor hari pertama resmi berakhir. Para peserta pun kembali
ke tempatnya masing-masing. Kami (Tim Media Pendidikan Cakrawala NTT) juga
kembali ke tempat yang telah disiapkan oleh pihak panitia. Sebelum beranjak,
kami sempat melihat keluar, dan ternyata hujan yang kami waspadai sejak siang
tadi belum juga turun. Semoga penyatuan
persepsi dan visi untuk mewujudkan Merdeka Belajar tetap berlangsung
terus menerus. Gumam kami dalam hati. Seperti
halnya rasa was-was akan turunnya hujan karena tidak adanya payung, semua pihak
juga selalu was-was bila kualitas pendidikan turun akibat tidak
berjalannya persiapan dan kesiapan pembelajaran. (MDj/red)
0 Comments