(Foto: Kepala SMPK Sto. Don Bosco Atambua, RD. Kristianus Fallo, saat berada di depan salah satu Majalah Dinding (Mading) hasil kreasi para peserta didik) |
Belu, CAKRAWALANTT.COM - Sekolah Menengah
Pertama Katolik (SMPK) Sto. Don Bosco Atambua, Kabupaten Belu, giat
menggelorakan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) bagi para peserta didik. Hal itu
disampaikan oleh Kepala SMPK Sto. Don Bosco Atambua, RD. Kristianus Fallo,
ketika ditemui oleh media ini, Senin (26/9/2022). Menurutnya, literasi
merupakan hal penting yang harus dikembangkan dan ditingkatkan, terutama di
setiap satuan pendidikan.
RD. Kristianus
menerangkan pihaknya juga terus mendorong para peserta didik untuk mengisi
waktu 15 menit sebelum Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) dimulai dengan
membaca dan menulis. Salah satu wadah pengembangan literasi di SMPK Sto. Don
Bosco Atambua, ujarnya, adalah Majalah Dinding (Mading) sekolah dengan masa
penerbitan (edisi) sebanyak 2 kali dalam sebulan. Selain itu, ungkap RD.
Kristianus, pihaknya juga sedang menyusun dan mengembangkan konsep penerbitan
Majalah Sekolah yang bisa menampung berbagai tulisan kreatif para peserta
didik.
“Literasi di SMPK
Sto. Don Bosco Atambua itu adalah kita 15 menit sebelum pelajaran dimulai itu
kita menggiatkan gerakan literasi di kelas-kelas, seperti membaca dan menulis. Kita
juga menyediakan Majalah Dinding (Mading) sekolah. Penerbitannya itu 2 kali sebulan.
Selain itu, kita juga ada pengembangan minat bakat berupa pendampingan untuk
siswa yang minatnya lirerasi. Hasilnya adalah kita akan menerbitkan Majalah Sekolah,
sehingga untuk sementara ini, kami terus membuat pelatihan dan pendampingan
dalam hal menulis,” terang RD. Kristianus.
Terkait rencana
penerbitan Majalah Sekolah, RD. Kristianus mengungkapkan bahwa pihaknya telah
membuat Tim Khusus Literasi untuk melakukan pendampingan dan pelatihan menulis
bersama para penggiat literasi. Jika rencana penerbitan Majalah Sekolah
berjalan baik dengan sekali edisi selama 1 semester berjalan lancar dan efektif,
sambung RD. Kristianus, maka pihaknya akan mendorong edisi penerbitan sekali
dalam tiga bulan berjalan.
“Konsep majalah
kami itu nantinya memuat tulisan dari anak-anak. Kita sudah buatkan satu tim
dengan pembekalan pelatihan dan pendampingan melalui para penggiat literasi. Kita
rencana terbitkan satu semester satu kali. Dengan melihat kalau berjalan baik
dan efektif maka tiga bulan sekali. Terkait distribusi majalah, semuanya sudah
diatur agar tidak mengalami kendala,” kata RD. Kristianus.
(Foto: para peserta didik SMPK Sto. Don Bosco Atambua sedang memanfaatkan pojok baca kelas untuk membaca di sela-sela waktu istirahat)
Memanfaatkan Pojok Baca
Selain adanya Mading
dan rencana penerbitan Majalah Sekolah, RD. Kristianus menuturkan bahwa
pihaknya juga memanfaatkan pojok-pojok baca di setiap kelas guna memaksimalkan
jam literasi selama di sekolah. Pojok-pojok baca tersebut, terangnya, berisi
buku-buku bacaan yang juga bisa dibaca selama waktu istirahat.
“Saya juga
wajibkan di kelas itu harus ada pojok baca, selain pojok rohani, sehingga
anak-anak tidak monoton. Dengan itu, anak-anak bisa membaca buku saat jam istirahat
dengan adanya buku di kelas. Selain itu, waktu jam literasi, anak-anak diminta
untuk mendongeng yang diarahkan melalui pemberitahuan,” tambahnya.
Selain itu, RD.
Kristianus juga terus mendorong guru-guru pengampu Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia untuk menjadi model atau pelopor literasi di sekolah yang
dipimpinnya. Guru-guru tersebut, ujarnya, akan rutin diberikan pelatihan
literasi agar bisa kembali mendampingi peserta didik untuk menggiatkan Gerakan
Literasi Sekolah.
“Untuk guru Bahasa
Indonesia, saya buatkan pelatihan literasi. Saya mengutus guru-guru tersebut
yang nantinya akan kembali mendampingi siswa. Kita juga membuka wadah
pengembangan diri lainnya, seperti musik, drumband,
dan sebagainya. Kita mendorong dan terus menggiatkan Gerakan Literasi Sekolah
ini agar siswa bisa terbiasa dengan literasi dasar dengan menciptakan suasana kedekatan
buku dengan anak-anak,” pungkasnnya. (Mario/red)
0 Comments