(Foto: Dokumentasi Kegiatan) |
Sabu Raijua, CAKRAWALANTT.COM - Dalam mendukung proses penyesuaian
kurikulum, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Raijua, Kabupaten Sabu Raijua, menggelar Kegiatan In House Training (IHT)
terkait Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) selama 3 hari, yakni Kamis-Sabtu
(1-3/9/2022). Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh
Koordinator Pengawas (Korwas) SMA/SMK Kabupaten
Sabu Raijua, Drs.
Maxwel E. Toni Nawa Gah, Kamis (1/9/2022).
Pada kesempatan
tersebut, Maxwel menuturkan bahwa perkembangan dunia pendidikan, terutama pasca
pandemi Covid-19, terus dituntut untuk dapat menyesuaikan kurikulum demi
melancarkan dan menunjang Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) di dalam kelas.
“Dengan
perkembangan tekonologi yang ada,
kita dituntut terus berubah,
apalagi dalam masa pandemi Covid-19
pekan lalu kita dipaksa untuk menyesuaikan kurikulum perubahan demi jalannya
kegiatan proses belajar mengajar di sekolah, dimana kita tahu bersama selama
masa pandemi Covid-19
kegiatan belajar mengajar tidak
berjalan semestinya terlebih khusus daerah kita Sabu Raijua jauh dari
jangkauan internet,
sehingga metode yang kita gunakan dalam masa pendemi adalah belajar luring (luar
jaringan) secara terbatas,” jelas Maxwel.
Untuk menangani permasalahan tersebut, lanjut Maxwel, pemerintah mencari
alternatif pembelajaran pasca pandemi,
yaitu memberikan opsi penerapan Kurikulum
2013 (K-13), Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Merdeka. Sekolah, terang Maxwel, diberikan
kewenangan untuk memilih salah satu dari
tiga alternatif kurikulum tersebut sesuai dengan
keadaan masing-masing.
“Pada
tahun 2021/2022 pemerintah telah melakukan uji coba Implementasi Kurikulum
Merdeka pada beberapa sekolah di Indonesia sebagai langkah awal
pemulihan dan pembaharuan kurikulum,
sehingga pada tahun 2024/2025 Kurikulum Merdeka diterapkan secara menyeluruh. Tujuan diterapkan Kurikulum
Merdeka adalah sekolah diberikan
kebebasan dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan keadaan sekolah sebagaimana platform Kurikulum Merdeka (Mandiri
Belajar, Mandiri Berubah dan Mandiri Berbagi),” ungkap Maxwel.
Sementara itu, dalam
sambutannya, Kepala SMA Negeri 1 Raijua, Martinus
Lay Wadu, S.Pd.,
menyampaikan bahwa para guru selaku pendidik harus mampu
berbenah dan menjawab tantangan perubahan, khususnya penyesuaian kurikulum. Hal
tersebut, terangnya, mendorong pihak SMA Negeri 1 Raijua untuk menggelar
Kegiatan IHT terkait IKM guna mempersiapkan segala sesuatu lebih awal sebelum
menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Seiring perkembangan teknologi, kita sebagai guru
harus terus berbenah dalam menjawab tantangan perubahan, khususnya penyesuaian kurikulum,
sebagaimana kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan,” tambah Martinus.
Lebih lanjut, secara
terpisah, salah satu peserta IHT, Mery Yunita Kale
Piga, S.Si. (Guru
Mata Pelajaran Fisika),
mengungkapkan,
“Selama 3 hari kegiatan, para
peserta mendapat kesempatan dan memperoleh ilmu yang cukup atas bimbingan yang
begitu prima terkait IKM, khususnya yang
baru kali ini mengikuti kegiatan IHT secara bersama
di sekolah. Kegiatan
ini sangat positif dan tentunya berguna bagi kami para pendidik. Harapannya, semoga
kegiatan-kegiatan serupa bisa terus diselenggarakan guna memperoleh bimbingan
dan pelatihan teknis terkait pembelajaran.”
Untuk diketahui,
pada hari pertama, materi yang diberikan adalah “Kebijakan
Implementasi Kurikulum Merdeka” oleh Drs.
Maxwel E. Toni Nawa Gah dan “Profil Pelajar
Pancasila” oleh Gabriel
Kueain, S.Pd.Gr.
Pada hari kedua,
materi diberikan secara penuh oleh Gabriel Kueain, diantaranya terkait Kurikulum
Nasional Satuan Pendidikan, Capaian
Pembelajaran, Analisis Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran dan Alur
Tujuan Pembelajaran, serta Modul
Ajar/Perangkat Pembelajaran.
Pada hari ketiga,
para peserta diberikan materi lanjutan terkait Modul Ajar/Perangkat
Pembelajaran dan Kriteria Ketercapaian. Kemudian, setelah
2 hari
berselang, Narasumber
memberikan tugas mandiri untuk dipresentasikan sebagai simulasi dalam membuat Perangkat/Bahan Ajar Kurikulum Merdeka
dan diakhiri dengan resume oleh Drs. Maxwel E. Toni
Nawa Gah.
Pantauan media, pada
akhir kegiatan,
kedua narasumber memberikan
apresiasi atas keaktifan para peserta selama
mengikuti kegiatan. “Kami
baru kali ini melihat peserta yang begitu aktif dan mengikuti secara baik
sampai selesai selama kami menjadi narasumber. Untuk diketahui pula, baru 3 sekolah di Sabu
Raijua yang sedang penyesuaian penerapan Kurikulum Merdeka,” pungkas Maxwel. (Ande
Koro/MDj/red)
0 Comments