Oleh : Yohana Landa, S.Pd
(Kepala SMK Negeri 1 Waikabubak, Sumba Barat)
CAKRWALANTT.COM - Unit produksi menjadi andalan dari setiap kompetensi keahlian di SMK
Negeri 1 Waikabubak (SMEKWAI) yang merupakan salah
satu lembaga pendidikan vokasi di Kabupaten Sumba Barat. Pengembangan unit
produksi merupakan bagian integral dari setiap kompetensi keahlian, sebab melalui kegiatan
tersebut,
pengetahuan yang dimiliki peserta didik diperkuat dengan melakukan praktik di setiap unit produksi.
Untuk itu, ketika
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), peserta didik sudah memiliki bekal yang
memadai. Namun,
terdapat pula beberapa
unit produksi yang belum memenuhi standar sesuai dengan tuntutan dunia
usaha dan dunia kerja,
sehingga memerlukan dukungan
lebih yang meliputi Sumber Daya Manusia
(SDM), dana, dan sarana prasana
yang sesuai kebutuhan.
SMK Negeri 1 Waikabubak memiliki 2
bidang keahlian,
yaitu Bisnis Manajemen dan Pariwisata. Bisnis
Manajemen meliputi
3 kompetensi keahlian berupa Otomatisasi dan Tata Kelola kepegawaian,
Akuntansi, serta Keuangan Lembaga dan
Bisnis Daring dan Pemasaran. Sedangkan, Pariwisata meliputi 2 kompetensi keahlian berupa Usaha Perjalanan
Wisata dan Perhotelan.
Setiap kompetensi keahlian memiliki
kekhasannya masing-masing
dan mengarahkan anak didik pada
keterampilan khusus pula.
Pengembangan unit produksi perlu mendapat perhatian serius, sebab menjadi jembatan
yang mengantar anak didik untuk
siap memasuki dunia kerja dan dunia industri
selepas SMK, serta tidak
menutup kemungkinan untuk jenjang yang lebih tinggi. Yang menjadi pekerjaan
rumah bagi setiap elemen yang ada di SMK Negeri
1 Waikabubak adalah “Bagaimana cara memaksimalkan
unit produksi yang ada?”
Sebagai Kepala SMK Negeri 1 Waikabubak, penulis
mencoba melakukan berbagai
upaya pengembangan unit produksi yang ada demi menjawab program pemerintah
provinsi NTT, meskipun terbilang tidak
mudah. Penulis bersama seluruh anggota keluarga SMK Negeri 1 Waikabubak pun
mencoba memaksimalkan berbagai peluang untuk mengembangkan unit produksi dengan
menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan.
Untuk diketahui, unit
produksi di SMK Negeri
1 Waikabubak meliputi toko sekolah, kantin, hotel mini, sanggar tenun, dan fotocopy yang akan diresmikan pada September 2022.
Setiap unit produksi memiliki pengelolanya masing-masing, misalnya toko sekolah dan kantin yang dikelola oleh guru-guru produktif dari
Bisnis Daring dan Akuntansi Keuangan Lembaga, hotel mini oleh Bidang Perhotelan, fotocopy
oleh Bidang Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran, serta sanggar tenun melibatkan
semua perwakilan kompetensi keahlian. Dalam rangka pengembangan unit produksi
yang ada, maka terdapat beberapa langkah yang telah ditempuh
sebagai berikut.
Pertama, menyatukan
persepsi dan tekad bersama
melalui musyawarah pada kerapatan dewan guru
atau pegawai pada awal tahun (minggu pertama Bulan Januari) guna mengembangkan unit
produksi yang dilakukan pada awal
tahun 2022 . Setiap unit produksi dilihat berdasarkan
keunggulan dan keuntungannya bagi seluruh keluarga
besar SMK Negeri 1 waikabubak. Setiap
elemen akan memberikan kontribusi dan sejalan dengan itu akan menikmati hasilnya
secara adil.
Kedua, penambahan
modal usaha memungkinkan setiap unit produksi untuk mengembangkan usaha dengan
lebih maksimal.
Ketiga, penetapan
penanggung jawab
setiap unit produksi dengan deskripsi tugasnya masing-masing memberi ruang yang
seluas-luasnya kepada pengelola untuk melakukan kegiatannya secara maksimal dengan
tetap memperhatikan aturan yang berlaku.
Keempat, setiap
pengelola unit produksi akan memberikan laporan kegiatan secara terperinci kepada
kepala sekolah dan akan diteruskan oleh kepala sekolah kepada dewan guru atau pegawai setiap awal
bulan arus kas masuk dan keluar per bulan. Hal tersebut sangat
penting untuk dilakukan,
sebab makin transparan pengelolaan unit produksi, semakin tinggi pula kepercayaan seluruh
warga sekolah dan ini secara tidak langsung berdampak pada kepemimpinan dan kerja sama yang semakin
solid.
Kelima, menambah
pegawai paruh waktu untuk sanggar tenun yang
dalam hal ini dilakukan agar setiap hari
peserta didik yang berpraktik
didampingi langsung oleh ahlinya dan tentu saja produk yang dihasilkan bisa berkualitas, serta target produk yang dihasilkan per bulan dapat menjawab
kebutuhan sekolah. Selanjutnya, diharapkan dapat
menjawab kebutuhan masyarakat,
bahkan dapat menjadi pemasok di Dekranasna Provinsi NTT.
Keenam, setiap
hari anak-anak secara bergantian akan melaksanakan praktik di setiap unit produksi
yang ada. Hal ini dapat dilakukan karena jumlah jam produk kreatif dan kewirausahaan
untuk kelas XI berkisar
7 jam, sehingga peserta didik
dapat berpraktik
bersama expert-nya.
Ketujuh, guru-guru produk kreatif dan
kewirausahaan wajib melatih anak dengan berbagai keterampilan yang bernilai
ekonomis. Sekolah menyediakan dana secukupnya dan peserta didik bersama guru
merencanakan dan melaksanakan bersama
kegiatan kewirausahaan yang dimulai
dari perencanaan,
pelaksanaan, sampai pada pelaporan.
Kedelapan, pemanfaatan
keuntungan dari setiap unit produksi akan dibagi secara proporsional untuk PAD Provinsi NTT karena
sekolah memiliki kewajiban untuk menyetor ke provinsi, pengelola, dan seluruh warga SMK Negeri 1 Waikabubak.
Kesembilan, kepala
sekolah bersama pengelola mengajukan proposal ke Dekranasda Provinsi NTT dan BNI Cabang Waikabubak untuk
pengembangan sanggar tenun,
sehingga bila
disetujui, maka
besar harapan sekolah unit produksi yang ada makin berkembang.
Kesepuluh, untuk
unit produksi fotocopy,
bagi warga SMK Negeri 1 Waikabubak akan
diberikan potongan harga yang lebih rendah dari harga
standar pada umumnya. Diharapkan melalui unit produksi yang baru ini akan
memudahkan peserta didik untuk mem-fotocopy
dengan harga yang terjangkau dan menambah income
bagi SMK Negeri 1
Waikabubak.
Langkah-Langkah kecil tersebut sudah dilaksanakan dan
akan teruskan dikembang sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia usaha, dunia kerja, dan dunia industri di Kabupaten Sumba Barat
maupun masyarakat NTT pada umumnya sebagai
pijakan untuk langkah
selanjutnya yang diharapkan
makin memperkaya dan memperindah wajah SMK Negeri
1 Waikabubak.
Dari paparan di atas, ada beberapa kesimpulan
yang dapat diambil,
yaitu pengembangan unit produksi SMK Negeri 1 Waikabubak dapat
terlaksana karena diawali dengan keputusan bersama dan komitmen yang sama, transparansi
pengelolaan dan pemanfaatan unit produksi
memberi semangat dan harapan baru bagi pengembangan unit produksi yang
lebih maksimal, pelibatan peserta didik dalam setiap kegiatan unit produksi
merupakan jembatan yang memperkuat skill
dari peserta didik untuk siap menjadi wirausaha muda di masa depan, serta membangun kemitraan
dengan lembaga lain sebagai jalan untuk
memperkenalkan SMK Negeri 1 Waikabubak ke dunia
yang lebih luas.
Demikianlah beberapa langkah yang
sudah dilakukan,
meski belum purna,
tetapi mulai terasa adanya
perubahan yang signifikan. Untuk ke depannya,
tentu anggota keluarga SMK
Negeri 1 Waikabubak, baik guru, pegawai, maupun peserta didik
akan terus berbenah,
sehingga apa yang menjadi harapan bersama
dapat terwujud,
sebab kami memiliki mimpi yang sama, bergerak bersama, serta suka dan duka dijalani bersama untuk
menjadikan SMK Negeri 1 Waikabubak
sebagai sekolah dengan keunggulan yang khas dan siap berkompetisi di
tengah kehidupan masyarakat Sumba Barat. Selain
itu,
peserta didik juga siap terjun dalam dunia kerja dan dunia industri. Bravo SMK Negeri 1 Waikabubak. (red)
0 Comments