(Foto: Diretorat SMP Kemendikbudristek) |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) membeberkan
lima kesalahpahaman dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Meski kini sudah banyak satuan pendidikan yang
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, tetapi masih banyak miskonsepsi atau
kesalahpahaman dalam pelaksanaannya.
1) Ganti Kurikulum Adalah Tujuan
Menurut Kemendikbud, banyak yang menganggap
mengganti kurikulum merupakan sebuah tujuan. Padahal yang ditekankan dalam hal
ini adalah bagaimana melihat Kurikulum Merdeka sebagai alat untuk mencapai
tujuan pemulihan pembelajaran.
2) Benar-Salah Absolut soal Penerapan Kurikulum Merdeka
Banyak yang memiliki persepsi tentang
penerapan Kurikulum Merdeka yang benar ataupun salah secara absolut. Padahal,
setiap satuan pendidikan mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga
Kurikulum Merdeka yang diterapkan sebuah sekolah akan berbeda dengan sekolah
lainnya. Karena itu, benar atau salahnya penerapan Kurikulum Merdeka bukan
absolut, melainkan kontekstual.
3) Harus Menunggu Pelatihan dari Pusat
Banyak yang menganggap Implementasi Kurikulum
Merdeka harus menunggu pelatihan dari pusat terlebih dulu. Padahal, satuan
pendidikan dapat mengambil inisiatif untuk mengembangkan kapasitasnya secara mandiri.
4) Proses Instan
Ada anggapan proses belajar
mengimplementasikan Kurikulum Merdeka bisa dilakukan secara instan. Menurut
Kemendikbud, tidak ada proses belajar yang instan, terlebih lagi untuk hal yang
sekompleks penerapan kurikulum baru dalam mengubah cara mengajar di dalam kelas.
5) Hanya Bisa Diimplementasikan di Sekolah Berfasilitas Lengkap
Implementasi Kurikulum Merdeka tidak hanya berlaku pada
sekolah dengan fasilitas lengkap. Sebab, Kurikulum Merdeka adalah kurikulum
yang fleksibel dan dapat dioperasionalkan sesuai dengan kebutuhan di sekolah
mana saja, termasuk sekolah dengan fasilitas minim.
(https://ditsmp.kemdikbud.go.id//MDj/red)
0 Comments