(Foto: Kemendikbudristek) |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM - Direktorat Perfilman, Musik, dan Media
(Dit. PMM), Direktorat Jenderal (Ditjen) Kebudayaan, Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar acara Senandung
untuk Sahabat yang merupakan acara puncak program Kita Cinta Lagu Anak
Indonesia (KILA). Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari
Anak Nasional (HAN) 2022 ini dikemas secara hibrida di Plaza Insan Berprestasi,
Gedung A, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/7/2022), dan disiarkan melalui kanal YouTube KILA Indonesia dan Budaya Saya.
Pada Pentas KILA: Senandung untuk
Sahabat, para pemenang KILA tahun 2022 dan 2021 menyuguhkan penampilan apik
yang berformat drama musikal berisi lagu anak ciptaan mereka. Acara ini digelar
setiap tahunnya sejak 2020. KILA menjadi wujud komitmen Kemendikbudristek dalam
menyediakan ruang kreasi bagi anak-anak berbakat di Indonesia dalam
berkesenian. Adapun tema KILA tahun ini adalah “Anti Perundungan dan Sikap
Intoleransi”.
Sekretaris Direktur Jenderal (Sesditjen)
Kebudayaan, Fitra Arda menyampaikan apresiasi atas prestasi anak-anak yang
telah berhasil membuktikan kepiawaiannya dalam menciptakan lagu anak,
bernyanyi, dan mengaransemen lagu. “Tugas kita sebagai orang tua untuk memberi
ruang kepada anak-anak agar mereka dapat mengaktualkan bakat dan minat sesuai
fitrahnya,” tuturnya.
Pentingnya menyediakan ruang bagi
generasi muda untuk tumbuh dalam iklim yang aman, sejahtera dan dihargai oleh
lingkungan sekitarnya juga digarisbawahi oleh Sesditjen Kebudayaan. “KILA
adalah salah satu ruang untuk itu maka kita harus tingkatkan terus melalui
berkolaborasi dengan berbagai pihak seperti satuan pendidikan, pemerintah
daerah, komunitas, sanggar seni, keluarga dan masyarakat untuk bisa
memaksimalkan dampak positif dari kegiatan ini,” lanjutnya.
Kepada anak-anak yang telah
berpartisipasi pada KILA 2022, Fitra Arda juga memotivasi mereka agar terus
berkreasi dan menjalani masa muda untuk mengeksplorasi bakat dan minat melalui
berbagai kegiatan positif. “Kalian adalah bagian dari upaya kita semua untuk
menghidupkan kembali lagu anak-anak di Indonesia. Teruslah berkreasi,” tekannya
sembari mengajak seluruh pihak terkait berkolaborasi menciptakan iklim tumbuh
kembang yang nyaman agar anak-anak bebas berekspresi sesuai koridornya.
“Kita harus siapkan ruang kreasi dan
dukung anak-anak kita. Kita perlu tingkatkan kepedulian dan partisipasi untuk
menjamin pemenuhan hak anak-anak untuk hidup, tumbuh dan berkembang sesuai
dengan harkat dan martabatnya serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi,” pesan Sesditjen Kebudayaan.
KILA akan menyajikan tema yang
berbeda-beda setiap tahunnya. Khusus pada gelaran tahun ini, dua dari tiga dosa
besar yang kerap terjadi di dunia pendidikan, yaitu perundungan dan intoleransi,
dipilih menjadi tema wajib untuk para peserta lomba cipta lagu anak. Minat para
pendaftar setiap tahunnya terus meningkat. Pada tahun 2020 ada 1.295 orang
pendaftar, tahun 2021 ada 2.389, dan tahun 2022 ada 3.317 pendaftar. Dari
ribuan pendaftar tersebut untuk tahun ini saja tercatat hanya 478 peserta yang
berkasnya lengkap dan berhak mengikuti berbagai tahapan seleksi KILA
selanjutnya.
Dalam laporannya, Direktur Perfilman,
Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra
mengatakan bahwa Pentas KILA 2022 menjadi ajang apresiasi bagi para pemenang
melahirkan karya-karya baru sekaligus menyosialisasikannya. “Para peserta lomba
cipta lagu menghadirkan karya-karya terbaik mereka dengan membawa misi
komunikasi positif tentang permasalahan besar yang kerap terjadi di dunia
pendidikan, yaitu perundungan dan sikap intoleransi,” ucapnya.
Ke depan, melihat kondisi pandemi
Covid-19 yang mulai terkendali Dit. PMM akan melanjutkan sosialisasi lagu-lagu
karya pemenang lomba KILA ke beberapa daerah di Indonesia. Untuk keperluan
tersebut, tahun ini KILA bersama para mitra pendukung di berbagai daerah telah
menyambangi kota Madiun, Yogyakarta, Bandung, Depok dan Samarinda.
“Kita akan diskusikan bersama bagaimana
agar guru-guru nantinya bisa mengajarkan lagu-lagu ciptaan anak-anak ini kepada
peserta didik di sekolah,” ucap Direktur Mahendra mengutip arahan Franka Nadiem
Makarim yang mendorong agar semakin banyak anak-anak di Indonesia yang
menyanyikan lagu bermuatan positif dan sesuai dengan usia mereka.
Dari masa ke masa, ajaran nilai-nilai
budi pekerti luhur disisipkan oleh para pencipta lagu anak ke dalam lagu-lagu
yang mereka ciptakan. Termasuk ajaran tentang cinta kasih pada keluarga dan
sesama, alam Indonesia, kehidupan flora dan fauna, bahkan tentang adat dan
budaya, seperti yang dimuat dalam lirik lagu dolanan.
Merujuk arahan Presiden Joko
Widodo, untuk menambah kekayaan lagu
anak di Indonesia yang sarat akan nilai budaya luhur bangsa itu, maka penting
untuk menggagas kegiatan cipta lagu anak. Nilai-nilai luhur tersebut menurut
Presiden sangat penting karena merupakan prinsip dasar yang diperlukan seorang
anak untuk mengenal identitas dirinya sebagai anak Indonesia. Dengan demikian,
anak akan tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang berbudi luhur, peduli pada
sesama, dan mencintai bangsanya.
Berikut nama-nama pemenang untuk Kategori
Cipta Lagu Anak usia 5-7 tahun yaitu Muhammad Derry Septia Rithaudin dengan
lagu ciptaan "Cinta Semua Temanku"; Daoni Julius P. Hutapea dengan
lagu ciptaan "Saling Cinta"; serta
Arum Dwi Lestari dengan lagu ciptaan "Aku Sayang Temanku".
Sementara untuk usia 8-13 tahun yaitu Endro Baskoro yang menciptakan lagu
"Aku dan Sahabatku", Malvinas Pinem yang menciptakan lagu “Berteman
Itu Indah".
Kemudian, untuk pemenang Kategori Lomba
Menyanyi Anak usia 5-7 tahun adalah Haura Maritza Manurung, Medan; Maheswari
Yolanda Putri, Semarang; serta Belvania Altha Kaneishia; Pati. Sedangkan untuk
usia 8-13 tahun pemenangnya adalah Callysta Salsabila Rivani, Bekasi; Abner Jackson
Pakpahan, Palembang; dan Nikeisha Alimah Sakhi, Padang. Terakhir, untuk
kategori aransemen lagu tema (theme song) dimenangkan oleh Alfa Dwi Agustira
dari Depok. (Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments