(Bagian dari Rangkaian Penutup Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022)
Foto : Kemendikbudristek. |
Jawa Timur, CAKRAWALANTT.COM - Setibanya Kapal Republik
Indonesia (KRI) Dewaruci di Dermaga Madura, Koarmada II, Surabaya pada Jumat
(1/7/2022), 38 Laskar Rempah yang dinamai Tim Cendana, pada esok harinya, Sabtu
(2/7/2022) diajak menjajaki jejak Jalur Rempah yang ada di Trowulan, Mojokerto.
Museum Majapahit Trowulan, Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, dan Candi
Kedaton/Brahu yang pada masa silam berfungsi sebagai pintu masuk ke Majapahit,
menjadi bukti keberadaan peradaban Kerajaan Majapahit yang dikunjungi para
Laskar Rempah di Trowulan.
Direktur Pengembangan
dan Pemanfaatan Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Kemendikbudristek), Restu Gunawan mengatakan dari peninggalan sejarah
di Trowulan, Kerajaan Majapahit sangat kaya akan rempah-rempahnya. Melalui
kunjungan ini, kata Restu, Laskar Rempah bisa melihat berbagai peninggalan
purbakala, baik itu berupa candi, gapura, dan ribuan peralatan rumah tangga
seperti terakota dan keramik.
“Hampir di seluruh desa
di Kecamatan Trowulan didapati temuan-temuan arkeologis zaman Majapahit. Jarang
masyarakat tahu akan kejayaan seperti ini, dan belum pernah melihat langsung.
Kami berharap, mereka (Laskar Rempah) dapat menyiarkan kembali informasi yang
didapatkan hari ini dengan gayanya sendiri kepada rekan-rekannya bahwa tempat
ini menarik sebagai bahan pembelajaran,” ujar Restu dalam sambutannya pada
acara penutupan Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 di Mojokerto, pada Sabtu malam
(2/7/2022).
Sementara itu, Pamong
Budaya Ahli Utama Kemendikbudristek, Siswanto mengutarakan kaitannya Jalur
Rempah dengan Kerajaan Majapahit. Menurutnya, Majapahit merupakan pusat
peradaban dengan unsur kenegaraan, ekonomi dan politiknya pada zaman itu, di
mana akhirnya rempah Indonesia menjadi rebutan bangsa asing.
“Salah satu relief
rempah yang ditemukan arkeologi pada abad ke-14 di Candi Penataran Blitar
adalah lada. Hal ini dikarenakan adanya prasasti yang menyebutkan tentang
perdagangan lada. Sehingga bisa dikatakan, salah satu perdagangan besar yang
dilakukan Majapahit pada kala itu adalah lada,” katanya Siswanto.
Dalam acara penutupan
Muhibah Budaya Jalur Rempah 2022 ini, Walikota Mojokerto Ika Puspitasari
menyambut gembira kedatangan Laskar Rempah ke Rumah Rakyat Mojokerto dengan
jamuan makan malam dan atraksi seni budaya bertema “Spirit of Majapahit”.
Selain jamuan makan malam, acara ini dilengkapi dengan permainan tradisional
Elingpiade dan iringan musik.
Pada esok harinya,
Minggu (3/7/2022), para Laskar Rempah juga akan menyusuri Kali Brantas yang
sejak dulu merupakan salah satu jalur perdagangan utama di wilayah Jawa Timur.
Dalam kunjungan ini, para Laskar Rempah akan disambut dengan Tari Lenggang Kali
Brantas, sebuah tarian yang menggambarkan tentang lika-liku Sungai Brantas
dengan aliran air yang terkadang tenang dan terkadang juga deras. Hal ini dapat
dilihat melalui gerakan-gerakan tari yang mengalir, lincah, riang gembira, dan
tegas.
Untuk diketahui, Sungai
Brantas mempunyai fungsi yang sangat penting bagi masyarakat di sekitarnya,
khususnya Pulau Jawa bagian timur. Sungai ini sejak dulu merupakan salah satu
jalur perdagangan utama di wilayah Jawa Timur. Dari segi perekonomian,
keberadaan Sungai Brantas yang mengaliri sawah-sawah perkebunan masyarakat
sangat membantu, mulai dari bidang pertanian sampai perdagangan.
Sungai Brantas juga
mengalir sampai ke pedalaman-pedalaman wilayah kerajaan. Oleh karena itu,
sungai ini sangat ramai dilalui para pedagang sejak zaman dahulu.
Sebelum pulang ke
daerahnya masing-masing pada Senin (4/7/2022), Restu berharap program Muhibah
Budaya Jalur Rempah dapat menginspirasi para Laskar Rempah untuk
menyebarluaskan narasi Jalur Rempah, baik dari sudut pandang kejayaan Nusantara
pada masa lampau hingga penggunaan Jalur Rempah untuk masa depan bangsa.
“Pengalaman tak
terlupakan ini membuka mata mereka akan kekayaan Indonesia dari segi keragaman
budaya sumber daya dan keindahan alam,” ucap Restu. (Kemendikbudristek/MDj/red)
0 Comments