Lembata, CAKRAWALANTT.COM - Dalam rangka
memeriahkan Pesta Perak Komunitas Gerejani Sta. Anna Paroki Sto. Arnoldus
Janssen Waikomo Dekenat Lembata, maka diselenggarakanlah kegiatan retret oleh para
anggota komunitas yang berlangsung
selama tiga hari, yakni Sabtu-Senin (4-6/12/2021). Retret merupakan salah satu
upaya untuk menjauhkan diri dari lingkungan keseharian sementara waktu. Hal
tersebut disampaikan oleh Katekis Marselinus Aluken S.Ag kepada media ini,
Kamis (16/12/2021).
Dalam kurun
waktu itu, seorang individu atau kelompok akan melakukan pendalaman dan
evaluasi diri secara reflektif, baik dari segi spiritual, inetelektual, sosial,
dan hal-hal kesehariannya. Retret menjadi sebuah momentum perbaikan dan
penataan diri menjadi pribadi yang matang dan lebih baik untuk waktu-waktu
mendatang.
Hal tersebut
senada dengan pandangan Marselinus ketika menguraikan arti dan tujuan retret.
Menurutnya, dalam konteks Katolik, retret (Catholic Retreat)
merupakan salah satu kegiatan rohani yang dilakukan untuk membina dan mengingatkan iman dalam diri setiap umat. Retret berarti
mengundurkan diri, menyendiri, menyepi, menjauhkan diri dari kesibukan
sehari-hari dan bahkan meninggalkan keramaian dunia.
“Retret
merupakan sarana untuk menenangkan diri dan memulihkan diri dari kesibukan
sehari-hari guna membantu seseorang untuk mendapatkan ketenangan dan kelegaan,”
ungkapnya.
Kegiatan
retret tersebut didampingi oleh Pater Frans So’o, SVD selaku Pastor Moderator Komunitas Sta. Anna. Pembukaan
kegiatan tersebut diawali dengan misa yang berlangsung di Gua Maria “Ina Onem
Saren”, Stasi Tanah Terekat, Paroki Sto. Laurensius Hada Kewa pada Sabtu (4/12/2021). Dalam
misa pembukaan tersebut, turut hadir Ketua Komunitas Sta. Anna, Hani Chandra
beserta sebagian umat.
Dalam
kotbahnya, Pater Frans mengajak para peserta retret untuk kembali merenungkan
perjalanan hidup di tengah dunia dengan meneladani model pelayanan dari Yesus.
Para peserta, tegasnya, harus mampu memberikan contoh yang sangat berkualitas
untuk menerapkan jaminan hidup berkeluarga atas dasar Kitab Suci. Selain itu,
sambungnya, para Orang Muda Katolik (OMK) juga harus terus diberdayakan dalam
iman Katolik.
“Saya mengajak
para peserta untuk merenungkan hidup di tengah dunia dan mengambil model
pelayanan dari Yesus. Seperti yang dikatakan-Nya ‘Aku ada di tengah-tengah kamu
sebagai pelayan’ (Luk 22:27). Yesus Anak Allah berkenan meninggalkan kemuliaan
dan kebesaran-Nya. Ia rela datang dan hadir di tengah umat manusia untuk
menghibur, mengampuni, menyembuhkan serta pertobatan cinta kasih lainnya.
Bahkan mencuci kaki murid-Nya,” ungkap Pater Frans.
Pada kegiatan retret
tersebut terjabarkan berbagai
tahapan rohaniah untuk pengembangan diri para peserta retret. Kegiatan
retret tersebut merupakan salah satu proses yang digunakan untuk mengetahui
atau menggali memori dan pengalaman seseorang di masa lalu menyangkut kejadian atau proses hidup tertenu. Hal itu bertujuan untuk membangun
semangat Kristiani sekaligus menjadi kesempatan untuk mengevaluasi diri dalam
kehidupan iman Katolik.
“Salah satu
manfaat penting dari kegiatan retret adalah untuk membangun kualitas di antara relasi
para peserta guna saling mengenal dan membangun keakraban,” tutur Marselinus di
sela-sela kegiatan retret teresbut.
Marselinus menjelaskan
kegiatan retret tersebut juga mengakomodir perlombaan kuis Kitab Suci yang
melibatkan utusan dari masing-masing anggota Komunitas Sta. Anna. Selain itu,
ujarnya, kemampuan para peserta dalam menghayati isi Kitab Suci juga diasah melalui
kalimat sumber cinta kasih.
Ia juga
berharap agar melalui kegiatan retret tersebut umat Katolik bisa terus terlibat
dalam kegiatan-kegiatan rohani agar dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam membangun komunitas kerasulan, terutama pada
Komunitas Sta. Anna sehingga mampu menjadi palang salib kehidupan umat kristani di dunia.
Teks dan Foto
: Rofinus R. Roning
Editor : Mario
Djegho (red)
0 Comments