Lembata, CAKRAWALANTT.COM - Guna memaksimalkan proses
pendidikan, pihak Sekolah Dasar Inpres (SDI) Lamawolo menggelar Kegiatan
Belajar dan Mengajar (KBM) di SD Negeri Wangatoa sejak pasca bencana alam siklon
tropis Seroja dan letusan Gunung Ile Ape. Kepala SDI Lamawolo, Soprianus Tuan,
S.Pd mengungkapkan bahwa pihaknya bersama rekan-rekan guru berinisiatif untuk
meminjam gedung milik SDN Wangatoa guna melakukan KBM. Hal itu disampaikannya
ketika diwawancarai oleh media ini, Senin (19/12/2021).
Siprianus menuturkan pada Bulan
April lalu pasca bencana, seluruh masyarakat Desa Lamawolo mengungsi ke tiga
tempat yang berbeda, yakni SD MIS Wangatoa, Balai Posyandu Wangatoa dan SMP
Negeri 1 Nubatukan. Pada saat itu, ujarnya, para guru dan dirinya selaku kepala
sekolah harus memperhatikan para peserta didik yang tersebar di tiga tempat
pengungsian tersebut. Maka dari itu, sambungnya, upaya awal yang dilakukan
adalah dengan mengumpulkan mereka semua di satu lokasi utama untuk belajar.
“Kami warga Desa Lamawolo mengungsi
di tiga tempat yang berbeda, yakni SD MIS Wangatoa, Balai Posyiandu Wangatoa
dan SMP Negeri 1 Nubatukan. Karena terpencar, maka saya memutuskan untuk
mendatangi anak-anak tersebut bersama guru dan mengumpulkan mereka di satu
tempat untuk melaksanakan KBM,” ungkapnya.
Sementara itu, jelas Siprianus, untuk
memudahkan proses administrasi sekolah, ia
menjadikan rumahnya sebagai tempat sekretariat dan penyimpanan berkas
administrasi sekolah. Selain itu, terangnya, pihak sekolah juga membangun kerja
sama bersama SMP Negeri 1 Nubatukan
untuk menggunakan gedung sekolah tersebut sebagai lokasi pelaksanaan Ujian
Nasional (UN) bagi para peserta didik dari SDI Lamawolo. Hal itu, sambungnya,
merupakan hasil kerja kolaborasi antara berbagai pihak.
Dalam pelaksanaannya, tutur
Siprianus, proses KBM dilakukan pada pukul 14.00 Wita sampai selesai dan berjalan selama empat hari
dalam seminggu, yakni Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Hal itu, imbuhnya, harus
disikapi secara baik karena pertimbangan jarak antara sekolah dan tempat
pengungsian yang cukup jauh.
Selain itu, lanjutnya, pemberlakuan
empat hari belajar bagi para peserta
didik juga bertujuan untuk meringankan biaya finansial orang tua atau wali.
Maka dari itu, harapnya, pihak pemerintah daerah bisa bekerja secara lebih
maksimal guna membangun kembali kondisi permukiman warga sekaligus mempercepat
proses penyembuhan batin (trauma healing).
Untuk diketahui, hingga saat ini,
warga SDI Lamawolo masih menggelar proses KBM di SDN Wangatoa dengan total
jumlah peserta didik sebanyak 64 orang dan pengajar (guru) sebanyak 10 orang
yang terdiri dari 6 orang Aparatur Sipil Negera (ASN), 3 guru honor dan 1
operator.
Berita dan Foto : Roning R Rofinus
Editor : Mario Djegho (red)
0 Comments