Oleh:
Brevian Rival Rinaldo Angi, S.Pd, M.A
(Guru
Bahasa Inggris SMA Negeri 2 Cibal)
CAKRAWALANTT.COM - Bahasa
merupakan alat komunikasi universal. Proses komunikasi dan bahasa adalah satu
kesatuan yang saling melengkapi. Dalam memahami sebuah proses komunikasi,
dibutuhkan pula suatu proses penggunaan bahasa yang memadai. Hal tersebut
tentunya akan mengerucut ke dalam konsep penguasaan kosakata (vocabulary). Kosakata sangat berpengaruh
pada keterampilan dan kemampuan berbahasa seseorang, terutama pada aspek
berbicara (speaking), menyimak (listening), menulis (writing), dan membaca (reading).
Di
dalam kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Inggris jenjang Sekolah Menengah Atas
(SMA), semua kompetensi dasar (KD) yang disajikan tidak secara khusus membahas
atau mempelajari tentang kosakata. Penguasaan kosakata lebih merujuk pada
kewajiban dalam mempelajari tema-tema tertentu di dalam setiap kompetensi
dasar, seperti pendidikan (education),
pariwisata (tourism), keluarga (family), informasi diri (personal information), dan sebagainya.
Begitupun
pada modul pembelajaran yang sering digunakan dalam setiap proses pembelajaran.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis sebagai guru pengampu Mata
Pelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 2 Cibal, setiap modul pembelajaran
Bahasa Inggris tidak membahas secara jelas dan mendetail tentang pembentukan
sebuah kata baru secara morfologis, bahkan tidak menyertai kosakata pada
glosarium dan ekspresi-ekspresi khusus pada setiap tema.
Menurut
penulis, pada dasarnya terdapat hubungan antara daftar kosakata yang dimiliki
oleh peserta didik dengan kemampuan mereka dalam mengerjakan soal Bahasa
Inggris. Seorang peserta didik yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam
membedakan kata kerja (verb), kata
sifat (adjective), kata benda (noum), dan kata keterangan (adverb), serta konjugasi verba akan
lebih mudah memahami sebuah ujaran (tutur) dan teks sekaligus mendalami
bagaimana mengekspresikannya. Dengan demikian, penulis berusaha mengajarkan
konsep “afiksasi” kepada peserta didik, sehingga bisa meningkatkan penguasaan
kosakata peserta didik serta kemampuannya dalam memahami percakapan dan teks
Bahasa Inggris.
Menurut Krisdalaksana, dkk (1985 : 19-22), afiksasi merupakan salah satu proses pembentukan kata. Lebih lanjut, Parker (2014 : 5) menjelaskan bahwa dalam Bahasa Inggris dikenal dua jenis afiksasi, yaitu afiks infleksi (inflectional affix) dan afiks derivasi (derivational affix). Afiks infleksi merupakan afiks yang tidak mengubah kelas kata. Perhatikan tabel berikut:
Sedangkan, afiks derivasi adalah jenis afiks yang mengubah kelas kata. Afiks ini mengubah suatu kelas kata menjadi kelas kata yang lain. Dengan penambahan afiks derivasi, kelas kata nomina bisa menjadi adjektiva, verba, atau adverbia begitu juga sebaliknya tergantung afiks apa yang dilekatkan pada akar kata. Perhatikan contoh di bawah ini :
Pentingnya Peran Guru
Ada
kutipan populer oleh William Arthur Ward, yakni; “The mediocre teacher tells, the good teacher explains, the superior
teacher demonstrates, and the great teacher inspires”. Artinya, guru yang
luar biasa tidak hanya bercerita, menjelaskan, mendemonstrasikan, tetapi lebih
lagi ia harus bisa menginspirasi. Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, dengan
keadaan minimnya penguasaan kosakata peserta didik, maka guru sebagai tenaga
pendidik harus mampu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan penguasaan
kosakata peserta didik.
Dalam
upaya meningkatkan penguasaan kosakata Bahasa Inggris peserta didik, penulis
melakukan beberapa usaha konkret, seperti penugasan mandiri menuliskan dan
menghafalkan kosakata Bahasa Inggris dari empat kelas kata, menghafal lagu-lagu
Bahasa Inggris dan mengajarkan konsep afiksasi. Dalam mengajarkan konsep
afiksasi, penulis memberikan materi yang juga dilanjutkan dengan
pertanyaan-pertanyaan tertentu untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta
didik. Selain itu, penulis juga memberikan penguatan dan motivasi berupa “reward”
atau apresiasi kepada peserta didik yang berhasil menjawab semua pertanyaan
dengan baik dan benar.
Dengan
memiliki pemahaman tentang pembentukan sebuah kata dengan proses morfologis
penambahan afiks, peserta didik akan lebih mudah untuk menerka atau mengenali
suatu kata yang baru baginya sambil berusaha untuk mencari akar kata tersebut.
Contohnya, ketika peserta didik menemukan kata finalize dalam bacaan teks Bahasa Inggris, ia dapat mengetahui
bahwa kata finalize tersebut merupakan
verba yang terbentuk dari adjektiva, yakni terdiri dari akar kata (final) + (-ize). Begitu
juga dengan kata goodness yang adalah
nomina dan terbentuk dari adjektiva, yakni dari akar kata (good) + (-ness), dan kata
development yang merupakan nomina dari
verba (develop) + (-ment).
Dengan
pengetahuan ini, peserta didik akan memiliki banyak kosakata baru dan juga akan
mampu meningkatkan empat keterampilan berbahasa. Oleh karena itu, seorang guru
seharusnya bisa melakukan berbagai upaya untuk mencapai hasil belajar yang
diharapkan. Kombinasi beberapa metode belajar yang sesuai lingkungan sekolah
dan kelas, serta kebutuhan peserta didik akan mampu memaksimalkan hasil belajar
peserta didik itu sendiri.
Editor : Mario Djegho (red)
0 Comments