Ende, CAKRAWALANTT.COM – Sebanyak 106 siswa SMPN 4 Nangapanda mengikuti ujian sekolah berbasis komputer. Ujian sekolah yang digelar sejak Sabtu – Juni, 5 – 11 Juni 2021 ini menjadi catatan bersejarah bagi sekolah ini karena sejak didirikan tahun 2005 silam, sekolah ini baru menyelenggarakan ujian berbasis komputer untuk pertama kalinya.
Hal ini
disampaikan Kepala SMPN 4 Nangapanda, Ignatius Loyola Nangge, S.Pd., saat
dihubungi media ini, Sabtu (5/6/2021). “Ini menjadi catatan bersejarah bagi
kami karena untuk pertama kalinya kami lakukan ujian berbasis komputer sejak
sekolah ini didirikan,” terang Ignatius.
Terkait
pelaksanaan ujian berbasis komputer ini, Ignatius menjelaskan bahwa pihaknya
membagi tiga kloter dalam sehari. Hal ini disebabkan minimnya ketersediaan
computer di sekolah ini.
“Komputer yang
digunakan untuk ujian ini hanya 22 unit ditambah dengan 64 buah Ipad yang
didapat dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Afrimasi tahun 2020,
sehingga kami menyiasatinya demikian,” ujarnya.
Meski demikian,
Ignatius mengaku bangga karena sekolahnya bisa menyelenggarakan ujian berbasis komputer.
“Kita perlu berbangga karena meskipun sekolah di kampung tapi kita tidak kalah
saing dengan sekolah-sekolah yang ada di kota dengan peralatan dan fasilitas
yang memadai,” tambahnya.
Katarina Kajo, siswi
kelas VII B saat dihubungi secara terpisah menuturkan, “Ini adalah pengalaman
pertama mengikuti ujian dengan komputer. Sempat ada rasa takut sebelum
mengikuti ujian. Setelah mendengar arahan dari guru, saya bisa menyelesaikan
ujian ini dengan baik”.
Katarina
mengaku bangga dengan pencapaian yang ada di sekolahnya. Sekalipun sekolahnya
di desa tetapi sudah ada perlengkapan seperti sekolah-sekolah yang ada di kota.
Pembelajaran di Era Pandemi
Terkait pelaksanaan
pembelajaran selama masa pandemic Covid-19, Ignatius menjelaskan bahwa pihaknya
juga mengalami kesulitan yang cukup berarti. Minimnya ketersediaan sarana prasarana
menjadi salah satu kendala yang tersendiri dalam kegiatan belajar mengajar di
era pendemi Covid-19.
Untuk mengatasi
persoalan ini, pihak sekolah telah berkoordinasi dengan para orangtua untuk
pengadaan HP android secara sukarela. “Kita telah berkoordinasi dengan orangtua
untuk mengadakan HP android untuk anak-anak didik kita. Untuk mereka yang tidak
memiliki HP android maka mereka bisa bergabung dengan teman-teman yang punya HP,”
jelasnya.
Tentang sekolah
ini, Ignatius mengisahkan bahwa ikhtiar awal mula sekolah ini dibangun karena
adanya keprihatian orangtua dan aparat desa di wilayah Rajawawo tentang
pendidikan. Sulitnya akses pendidikan ke jenjang SMP oleh anak-anak di wilayah
ini mendorong mereka untuk membangun sebuah SMP. Tujuannya adalah agar
siswa-siswi dapat lebih mudah diawasi oleh orangtua dan menghemat biaya.
Berita &
Foto: Baldus Sae/ dok. SMPN 4 Nangapanda
0 Comments