Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Pemerintah Indonesia menunjukkan komitmennya untuk memprioritaskan Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) dengan akselerasi berbagai program anak usia dini melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUD, Dikdas dan Dikmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Dalam mendorong peningkatan layanan PAUD yang berkualitas di Indonesia khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kemendikbudristek menggandeng Barnfonden, sebuah organisasi nonpemerintah dari Swedia yang berfokus kepada isu anak (anggota aliansi dari ChildFund).
Kerja sama yang dikemas dalam proyek bertajuk Penguatan Masyarakat Sipil dan
Akuntabilitas Sosial untuk Peningkatan Akses Layanan PAUD Ramah Anak yang
Inklusif dan Berkualitas yang dilaksanakan di Kabupaten Kupang, Sumba Timur,
dan Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur ini diinisiasi sejak Juni
2018 dan berakhir pada Mei 2021. Program yang dikenal dengan nama “Program PAUD
Ramah Anak” ini telah menuntaskan misinya dan hasilnya disampaikan dalam
lokakarya yang bertajuk “Dampak dan evaluasi atas sebuah proyek kolaborasi”
yang berlangsung secara hybrid (daring dan luring) di Kupang,
Selasa (25/5/2021).
Koordinator Bidang Penilaian, Direktorat PAUD, Lestari Kusumawardani,
dalam sambutannya mewakili Direktur Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen
menyampaikan apresiasi dengan terlaksananya lokakarya, karena sejatinya
pendidikan bukan hanya tugas pemerintah, namun juga menjadi tugas dari keluarga
dan masyarakat.
“Dan kalau memang nanti hasilnya baik, praktik-praktik baik yang akan
disampaikan mungkin teman-teman dari Kupang atau daerah-daerah lain yang
menjadi uji coba, mungkin hal-hal yang baik kami akan coba untuk menjadikan
contoh untuk yang lain juga,” pungkasnya.
Dalam kesempatan yang sama Program Manager Perwakilan Kantor
Uni Eropa, Destriani Nugroho, menyambut baik kegiatan lokakarya yang
dilaksanakan. “Murid-murid ini juga memiliki aspek psikomotorik yang baik,
mampu bersosialisasi dan mampu bekerja sama dengan sesama temannya, memiliki
kemampuan berkonsentrasi dan kesabaran, memiliki rasa hormat kepada orang tua
sejak dini, dan masih banyak lagi manfaat pendidikan PAUD,” ujarnya.
Sejalan dengan agenda global Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable
Development Goals khususnya target 17 yang berkaitan dengan kolaborasi
dan koordinasi, Program Director Barnfonden, Shonna Jennings,
meyakini bahwa terlaksananya program ini karena turut didukung oleh
Kemendikbudristek, Pemerintah Daerah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Kupang,
Kabupaten Sumba Timur serta Sumba Barat Daya.
“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak pemerintah dan
para pimpinan di desa-desa juga pada guru PAUD dan para orang tua yang telah
membuat proyek ini berhasil dan anda semua telah melakukan kerja keras,”
tuturnya.
Senada dengan hal tersebut, Project Manager Barnfonden, Rika
Setiawati, dalam laporannya menyebutkan proyek ini telah berdampak pada 20,314
anak usia 3-6 tahun dan 40,731 orang tua anak usia dini di Kabupaten Kupang,
Sumba Timur, dan Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Hasil ini tidak terlepas dari kualitas pelaksanaan proyek oleh Barnfonden,
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK), Sumba Integrated Development (SID), Lembaga
Pembedayaan Masyarakat Madani (LPMM), partisipasi aktif organisasi masyarakat
sipil di tiga kabupaten, pemerintah daerah, pemerintah desa, dan organisasi
berbasis masyarakat khususnya Komite PAUD yang ada di 30 desa dampingan,”
ungkapnya.
Adapun proyek kolaborasi tersebut berdana sekitar satu juta euro, dengan dana
yang bersumber dari Uni Eropa dan Swedish International Cooperation Development
Agency (SIDA) melalui Forum Civil Society (Forum Civ) di Swedia ini telah
berjalan selama tiga tahun dimulai dari 1 Maret 2018 serta akan berakhir pada
tanggal 31 Mei 2021.
Proyek kolaborasi juga berkontribusi pada hasil belajar anak usia dini yang
terdaftar di 54 PAUD dampingan dengan skor rata-rata 73.11%, meliputi
peningkatan hasil belajar 74.17% anak laki-laki dan 72.73% anak perempuan.
Selain itu, jumlah anak yang terdaftar di 54 PAUD pun secara signifikan
meningkat dari jumlah 1.583 anak usia dini (785 perempuan, 798 laki-laki) pada
tahun ajaran 2018/2019 menjadi 4,182 anak (2.507 perempuan, 2.125 laki-laki)
pada tahun ajaran 2020/2021.
Sumber: kemdikbud.go.id
0 Comments