Kota Kupang, CAKRAWALANTT.COM – Wirausaha adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kreativitas dan inovasi. Hal tersebut diutarakan oleh Yohanes Fisher Bengu, S.Pd., seorang guru SMAN 5 Kota Kupang yang juga menggeluti dunia kewirausahaan, ketika diwawancarai oleh media ini, Senin (18/05/2021).
Menurut pria yang akrab disapa Juan ini, wirausaha bisa menjadi cara yang
kreatif dalam menemukan dan menciptakan inovasi. Inovasi tersebut, tambahnya,
akan menjadi potensi dalam proses pengembangan diri lewat pengalaman kewirausahaan.
Ia
menjelaskan bahwa dengan melakukan proses kewirausahaan, kreativitas dan
inovasi seseorang bisa meningkat. Hal tersebut, lanjutnya, diperoleh dari
pengalamannya di lapangan, seperti; bagaimana membangun relasi bisnis (networking) yang baik, membaca peluang
pemasaran, dan menciptakan pola penjualan yang kreatif dan inovatif. Pengalaman
tersebut, tuturnya, bisa berguna dalam merangsang inisiatif seseorang dalam
menggali segala potensi dirinya dengan baik.
“Dengan
proses kewirausahaan, kita sebenarnya bisa meningkatkan kreativitas dan inovasi
di dalam diri kita. Hal tersebut tentunya bisa diperoleh ketika kita turun ke
lapangan. Di sana kita bisa membangun hubungan dalam berbisnis, kita bisa
membaca peluang, dan bisa menciptakan cara penjualan yang kreatif dan inovasi
dalam menunjang keberhasilan usaha. Pastinya pengalaman tersebut bisa membantu
kita dalam menggali potensi diri dengan baik karena adanya inisiatif dari dalam
diri,” jelasnya.
Berjualan Kripik Sejak 2016
Ia
mengungkapkan bahwa dirinya telah merintis usaha penjualan kripik sejak tahun
2016. Pada awalnya, ia hanya menjual tiga puluh bungkus kripik yang dipesan
dari daerah Ende, Flores. Namun, seiring berjalan waktu, ia mampu menjual lebih
dari lima ratus bungkus kripik dalam periode sekali pemesanan. Hal tersebut, jelasnya,
merupakan sebuah kemajuan usaha yang cukup signifikan selama empat tahun
berjalan.
“Awalnya
saya mencoba usaha kripik dengan jumlah yang sangat terbatas, yakni hanya tiga
puluh bungkus saja yang saya pesan dari Ende. Kemudian seiring berjalannya
waktu, usaha saya semakin baik dan jumlah penjualan kripik bisa mencapai lima
ratus bungkus dalam sekali pesan. Tentunya hal tersebut merupakan sebuah
kemajuan usaha yang baik dalam empat tahun berjalan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa proses penjualan kripik tersebut dilakukannya dengan
beberapa cara, yakni; lewat jasa penitipan di beberapa tempat usaha dengan
kerja sama, melakukan proses penjualan secara daring (online), dan juga
melakukan penjualan secara langsung di beberapa tempat umum. Hal tersebut,
paparnya, telah dilakukan sejak awal penjualan hingga di masa pandemi ini
dengan tetap mengikuti protokol kesehatan (prokes).
Belajar Membagi Waktu
Selama
merintis usaha tersebut, tambah Juan, dirinya harus belajar membagi waktu
dengan tetap mengutamakan profesi utamanya sebagai seorang tenaga pendidik. Menurutnya,
proses pembelajaran di sekolah adalah tugas utama yang harus dilaksanakan.
Proses kewirausahaan tersebut, lanjutnya, dilakukan di luar kegiatan belajar
mengajar (KBM) sekolah, yakni dari siang hingga sore hari.
“Proses
kewirausahaan ini saya lakukan di luar jam sekolah, yakni dari siang hingga
sore hari karena dari pagi hingga siang saya harus mengajar. Maka dari itu,
saya harus belajar membagi waktu karena saya harus tetap mengutamakan profesi
saya sebagai seorang guru, sebab proses pembelajaran di sekolah adalah
prioritas pertama yang harus dilaksanakan,” tuturnya.
Guru yang
sering menjadi wasit di beberapa event olahraga ini juga memiliki impian untuk
membangun sebuah usaha yang khusus menjual aneka macam oleh-oleh khas Nusa
Tenggara Timur (NTT) untuk turut membantu proses pelestarian produk lokal yang
berkualitas.
Berita & Foto: Mario Djegho
0 Comments