TTS, CAKRAWALANTT.COM – Kebijakan
belajar dari rumah yang ditetapkan pemerintah selama masa pandemi covid-19
membawa cerita tersendiri bagi Aldaresa Nesimnasi. Siswi Kelas X Asisten
Keperawatan SMK Kencana Sakti Haumeni Soe ini memanfaatkan waktu belajar dari
rumah tersebut dengan menenun.
Selama
proses belajar dari rumah, berbagai tenunan terus dihasilkan oleh siswi yang
tinggal di RT 15/RW 08, Desa Nusa, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timor
Tengah Selatan ini. Aktifitas menenun tersebut, diakuinya, dilakukan pada siang
hari usai belajar atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru sejak pagi. Berbekal
alat tenun milik sendiri, Aldaresa menghasilkan berbagai karya tenun dengan durasi
waktu yang berbeda sesuai dengan bahan dan ukuran tenunan.
“Aktifitas
menenun saya lakukan semenjak kelas 1 SMP, dengan tenunan yang dihasilkan
seperti selimut dan sarung, berbagai macam ukuran. Ketika melakukan tenunan,
biasanya untuk kepentingan sendiri, tetapi kalau ada pesanan biasanya baru akan
saya kerjakan sesuai permintaan dari pemesan tersebut. Biasanya untuk selendang
lama pengerjaan dilakukan selama 2 minggu, sementara untuk sarung biasanya
dilakukan selama 2 minggu hingga 1 bulan. Proses yang dilakukan ini biasanya
membutuhkan waktu yang lama, sesuai dengan kesulitan bahan tersebut. Kalau ada
yang memesan untuk beli biasanya selendang dihargai dengan harga 100 ribu dan
untuk sarung besar biasanya dijual seharga 750 ribu rupiah,” jelas anak kedua
dari tiga bersaudara ini ketika ditemui di rumahnya akhir Juni 2020 lalu.
Kreaitifas
Aldaresa Nesimnasi mendapat apresiasi dari pihak sekolah. Ditemui di tempat
terpisah, Wali Kelas X Asisten Keperawatan, Adoni Naitboho, S.Pd., mengungkapkan
bahwa sebagai wali kelas dirinya merasa bangga dengan apa yang dilakukan anak
didiknya tersebut. Menenun, tegasnya merupakan warisan budaya yang harus
dilestarikan. Ia mengharapkan ilmu dan bakat yang dimiliki Aldaresa dapat
dibagikan juga kepada teman-temannya.
“Sebenarnya
di jaman sekarang, anak-anak itu tidak tertarik dengan pekerjaan tradisional. Menenun
itu kalau mau dibilang sebagai pekerjaan orang tua dulu, padahal sebenarnya itu
budaya. Bakat yang ada itu, tidak saja disimpan untuk diri sendiri, tapi bisa
berbagi dengan orang lain. Karena ilmu, bakat yang dibagi tidak akan
berkekurangan, semakin kita berbagi, semakin kita mahir,” ungkapnya. (Rudi Sabuna_Kontributor/red).
0 Comments