Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid. (Foto: kemdikbud.go.id) |
Jakarta, CAKRAWALANTT.COM – Hilmar Farid dilantik kembali
sebagai Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemendikbud). Dalam arahannya, Mendikbud Nadiem Makarim berpesan kepada Dirjen
Kebudayaan untuk memperbanyak program dan kegiatan yang menyentuh generasi
milenial.
"Agar tumbuh kecintaan kepada budaya bangsa sendiri, dan bisa menandingi dahsyatnya arus budaya luar, supaya budaya kita tidak asing di mata bangsa sendiri," tutur Mendikbud dalam Upacara Pelantikan Pejabat Tinggi Madya di Lingkungan Kemendikbud, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Merespons pesan khusus Mendikbud tersebut, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan akan memaksimalkan penggunaan media baru dalam mengenalkan dan mendekatkan kebudayaan Indonesia kepada generasi milenial. “Teknologi digital akan sangat menonjol karena itu media yang paling dominan sekarang untuk anak-anak muda. Apalagi tadi Pak Menteri secara khusus menyebut milenial. Ini akan jadi pengkhususan di program (kebudayaan) kita,” ujar Hilmar.
Selain itu, lanjut Hilmar, Kemendikbud akan berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan festival budaya di daerah-daerah maupun tingkat nasional. “Standarnya kita ambil ya standar Asia paling enggak,” katanya. Hilmar berencana akan melakukan pemusatan sumber daya di bidang kebudayaan untuk sekitar tujuh kegiatan atau event budaya dalam setahun yang akan langsung menerima intervensi dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kemendikbud.
Menurut Hilmar, perhatian generasi milenial terhadap kebudayaan Indonesia cukup bervariasi. Ia mengatakan, salah satu objek budaya yang mendapatkan perhatian cukup besar dari generasi milenial adalah cagar budaya. “Dan itu juga ada kaitannya dengan media sosial, instagramable atau enggak, jadi ada kegiatan-kegiatan berbentuk tertentu yang sangat menarik, ada juga yang belum. Nah, itu tentu kita enggak bisa mengatur selera orang,” tuturnya.
Ia mengatakan, perhatian generasi milenial terhadap kebudayaan kadang terhalang oleh akses informasi yang terbatas dalam mengenal produk atau karya budaya, bahkan warisan budaya yang sudah ditetapkan pemerintah. Karena itu ke depannya Kemendikbud akan fokus juga terhadap fasilitas informasi yang mudah diakses dan mudah dimengerti oleh generasi milenial. “Jadi ke depan kita akan lebih sering muncul dalam bentuk yang sifatnya informatif. Selama ini kan di media kalau ada kebijakan, kayanya masyarakat bukan mencari kebijakan, tapi lebih senang mencari produk atau karya budaya, dan itu yang akan kita perbanyak,” ujar Hilmar.
Terkait program kebudayaan yang melibatkan generasi muda, pada tahun 2019 untuk pertama kali Kemendikbud menggelar Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM). KBKM hadir sebagai platform kerja budaya yang menghimpun kaum muda yang berusia antara 18 s.d. 28 tahun untuk menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan dengan memanfaatkan kekayaan wawasan di bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics) dan Revolusi Industri 4.0. KBKM 2019 dilaksanakan pada 21-25 Juli 2019 di Bumi Perkemahan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Peserta KBKM terdiri atas 1.204 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 602 peserta berasal dari seleksi terbuka dan 602 peserta merupakan seleksi dari wakil kabupaten/kota yang telah menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) pada saat Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018. (Desliana Maulipaksi/kemdikbud.go.id)
"Agar tumbuh kecintaan kepada budaya bangsa sendiri, dan bisa menandingi dahsyatnya arus budaya luar, supaya budaya kita tidak asing di mata bangsa sendiri," tutur Mendikbud dalam Upacara Pelantikan Pejabat Tinggi Madya di Lingkungan Kemendikbud, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Merespons pesan khusus Mendikbud tersebut, Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan akan memaksimalkan penggunaan media baru dalam mengenalkan dan mendekatkan kebudayaan Indonesia kepada generasi milenial. “Teknologi digital akan sangat menonjol karena itu media yang paling dominan sekarang untuk anak-anak muda. Apalagi tadi Pak Menteri secara khusus menyebut milenial. Ini akan jadi pengkhususan di program (kebudayaan) kita,” ujar Hilmar.
Selain itu, lanjut Hilmar, Kemendikbud akan berupaya meningkatkan kualitas pelaksanaan festival budaya di daerah-daerah maupun tingkat nasional. “Standarnya kita ambil ya standar Asia paling enggak,” katanya. Hilmar berencana akan melakukan pemusatan sumber daya di bidang kebudayaan untuk sekitar tujuh kegiatan atau event budaya dalam setahun yang akan langsung menerima intervensi dari pemerintah pusat, dalam hal ini Kemendikbud.
Menurut Hilmar, perhatian generasi milenial terhadap kebudayaan Indonesia cukup bervariasi. Ia mengatakan, salah satu objek budaya yang mendapatkan perhatian cukup besar dari generasi milenial adalah cagar budaya. “Dan itu juga ada kaitannya dengan media sosial, instagramable atau enggak, jadi ada kegiatan-kegiatan berbentuk tertentu yang sangat menarik, ada juga yang belum. Nah, itu tentu kita enggak bisa mengatur selera orang,” tuturnya.
Ia mengatakan, perhatian generasi milenial terhadap kebudayaan kadang terhalang oleh akses informasi yang terbatas dalam mengenal produk atau karya budaya, bahkan warisan budaya yang sudah ditetapkan pemerintah. Karena itu ke depannya Kemendikbud akan fokus juga terhadap fasilitas informasi yang mudah diakses dan mudah dimengerti oleh generasi milenial. “Jadi ke depan kita akan lebih sering muncul dalam bentuk yang sifatnya informatif. Selama ini kan di media kalau ada kebijakan, kayanya masyarakat bukan mencari kebijakan, tapi lebih senang mencari produk atau karya budaya, dan itu yang akan kita perbanyak,” ujar Hilmar.
Terkait program kebudayaan yang melibatkan generasi muda, pada tahun 2019 untuk pertama kali Kemendikbud menggelar Kemah Budaya Kaum Muda (KBKM). KBKM hadir sebagai platform kerja budaya yang menghimpun kaum muda yang berusia antara 18 s.d. 28 tahun untuk menjawab berbagai tantangan pemajuan kebudayaan dengan memanfaatkan kekayaan wawasan di bidang STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, dan Mathematics) dan Revolusi Industri 4.0. KBKM 2019 dilaksanakan pada 21-25 Juli 2019 di Bumi Perkemahan Prambanan, Klaten, Jawa Tengah. Peserta KBKM terdiri atas 1.204 peserta dari berbagai wilayah di Indonesia. Sebanyak 602 peserta berasal dari seleksi terbuka dan 602 peserta merupakan seleksi dari wakil kabupaten/kota yang telah menyusun Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) pada saat Kongres Kebudayaan Indonesia (KKI) 2018. (Desliana Maulipaksi/kemdikbud.go.id)
0 Comments