TTS, CAKRAWALANTT.COM – Tridharma
perguruan tinggi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tridharma yang mencakup aspek pengajaran,
penelitian dan pengabdian pada masyarakat merupakan suatu keharusan yang tidak
boleh diabaikan oleh seorang dosen. Dosen seyogyanya bukan cuma sebagai seorang
pendidik, tetapi ilmu yang dimilikinya harus dapat dimanfaatkan untuk bisa
melaksanakan penelitian yang sejalan dengan bidang keilmuannya dan hasil
tersebut harusnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat melalui program
pengabdian pada masyarakat.
Universitas Katolik
Widya Mandira Kupang (Unwira) sebagai universitas yang terus berbenah diri
untuk berkembang agar mampu bersaing di tingkat regional maupun nasional selalu
memberikan dorongan kepada para dosen agar dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat (PKM).
Hal ini yang menjadi dasar adanya suatu kegiatan PKM
yang dilaksanakan melalui kegiatan “Pemberdayaan guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran IPA SMP melalui Lesson Study Learning Of Comunity (LSLC)” pada SMPK
Sint Vianney, Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) sebagai sekolah mitra.
Kegiatan ini
dilaksanakan oleh tim dosen Unwira, yang diketuai oleh
Yanti Rosinda Tinenti, M.Pd., dari Program Studi Pendidikan Kimia.
Adapun anggota dalam tim ini yakni Anselmus Boy Baunsele, S.Pd., M.Sc., dari Program Studi Pendidikan Kimia, dan Hildegardis Misa, S.Pd.,
M.Si., dari Program Studi Pendidikan Biologi. Kegiatan ini tergolong dalam Jenis
program kemitraan masyarakat (PKM) yang memenangkan Hibah Kompetitif Kemenristekdikti tahun 2019.
Kegitan PKM ini dilaksanakan pada bulan
Maret 2019 dan akan berakhir pada bulan September 2019 yang terdiri dari beberapa jenis
kegiatan. PKM diawali dengan sosialisasi LSLC
dan mekanisme pelaksanaannya yang dibawakan oleh Kepala Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unwira, Hironimus Tangi, M.Pd. Diungkapkannya,
kegiatan awal ini bertujuan untuk memberikan gambaran kepada guru-guru dalam
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi/refleksi proses pembelajaran
dalam sistem LSLC.
Kegiatan selanjutnya adalah workshop
pengembangan lembar kegiatan peserta didik (LKPD) dan instrumen penilaian aspek keterampilan siswa, workshop pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai standar proses pembelajaran dan instrumen penilaian aspek pengetahuan yang
berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi/high order thingking (HOT) siswa, pendampingan
guru dalam mengimplementasikan perangkat pembelajaran dan instrumen penilaian
dalam proses pembelajaran di kelas, diskusi untuk menghimpun masukan dari pengamat,
pendamping, dan dari guru yang melaksanakan proses pembelajaran sebagai evaluasi/refleksi yang merupakan tahap akhir
pada pelaksanaan sistem LSLC .
Menurut
Ketua Tim PKM, Yanti Rosinda Tinenti, M.Pd., kegiatan ini didasarkan pada salah satu hasil observasi
awal di sekolah mitra yang menemukan bahwa, proses pengembangan perangkat
pembelajaran dan pelaksanaannya di kelas
masih
dilakukan secara individual oleh setiap guru bidang studi IPA, dan belum dilakukan dalam kelompok. Dengan
demikian masalah dalam proses pembelajaran belum teridentifikasi
dengan baik, dan solusinya belum didiskusikan dan diselesaikan secara bersama.
Lebih
lanjut diungkapkan pula, dengan menerapkan sistem LSLC yang terdiri dari tahap Perencanaan (Lesson Plan), Pelaksanaan Pembelajaran (research lesson), Evaluasi/refleksi (Lesson Discussion) pada kegiatan PKM yang melibatkan 6
orang guru IPA ini telah berhasil memecahkan permasalahan tersebut. Dimana guru-guru telah dapat mengembangkan
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan standar proses, dan instrumen
penilaian yang sesuai dengan standar penilaian, serta menerapkannya dalam
proses pembelajaran di kelas.
Hal senada juga disampaikan
oleh Kepala SMPK Vianney, RD. Johannes A. Tnomel, Pr. Menurutnya, penerapan sistem LSLC
ini merupakan salah satu langkah baik dalam mempersiapkan proses akreditasi
sekolah, terutama penguatan pada standar proses dan standar penilaian yang
semestinya perlu untuk dilakukan secara
terus menerus. (*)
0 Comments