Pernahkah Anda mengdengar
lagu ini? Atau bahkan Anda pernah menyanyikannya. Pancasila rumah kita/ Rumah untuk kita semua/ Nilai dasar Indonesia/ Rumah
kita selamanya... Untuk semua puji namanya/ Untuk semua cinta sesame/ Untuk semua
warna menyatu/ Untuk semua bersambung rasa/ Untuk semua saling membagi/ Pada semua
insan, sama dapat sama rasa/ Oh Indonesiaku (Oh Indonesia)... Lagu tersebut berjudul “Pancasila Rumah Kita”,
sekaligus menjadi judul album musik dari Franky Sahilatua yang dirilis tahun 2011, dengan cover cukup unik 5 telur
di jerami.
Gambar: www.google.com |
Namun sudahkah Anda mengenal lebih dekat siapa itu
Franky Sahilatua? Pemilik nama lengkap Franky Hubert Sahilatua ini
merupakan musisi legendaris Indonesia berdarah Maluku, kelahiran Surabaya,
16 Agustus 1953. Franky adalah
anak ketiga dari tujuh bersaudara, dua di antaranya adalah Jane
Sahilatua dan Johnny Sahilatua. Namanya
dikenal publik sejak paruh kedua dekade 1970-an, ketika ia berduet bersama
adiknya, Jane Sahilatua, dengan nama Franky & Jane. Duet ini sempat
menghasilkan lima belas album, semuanya di bawah Jackson Record.
Setelah
duet ini mengakhiri kerja samanya, karena Jane kemudian menikah dan hendak
memusatkan diri pada keluarga, Franky lebih banyak bersolo karier. Tahun 2006,
Franky diangkat menjadi duta buruh migran Indonesia bersama Nini Carlina oleh
Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
Lirik
lagu karya Franky pada masa Franky & Jane cenderung pada pemujaan alam pada
awalnya, misalnya pada lagu Musim Bunga dan Kepada
Angin dan Burung Burung. Namun, seperti kebanyakan penulis lagu balada
lain, Franky gemar pula "bercerita" mengenai kehidupan orang
sehari-hari, seperti Perjalanan atau Bis Kota.
Franky pernah menulis dan menyanyikan lagu-lagu soundtrack untuk
film Ali Topan.
Sejak dasawarsa 1990-an hingga dua tahun
menjelang meninggalnya, Franky banyak terlibat dalam aksi-aksi panggung bertema
sosial dan nasionalisme. Ia aktif terlibat dalam masa peralihan politik
dari Orde Baru menuju Reformasi,
penentangan RUU APP,
serta gerakan anti globalisasi.
Franky Sahilatua meninggal dunia pada 20 April 2011 di
RS Medika Permata Hijau, Jakarta pada pukul 15.15 WIB akibat kanker tulang
belakang yang dideritanya selama 2 tahun yang sebelumnya di Singapura. Bahagia di Surga, bung Franky. Terima
kasih telah menitipkan “Pancasila Rumah Kita” untuk Indonesia. (rf/disadur dari
https://id.wikipedia.org)
0 Comments