doc trahpanembahanwongsopati/
|
Hari
ini seharusnya kita sejenak merenungkan kisah perjuangan para pahlawan negeri
ini yang telah berjuang mempertaruhkan nyawa mereka. 67 tahun silam, dengan semangat yang berkobar-kobar,
para pahlawan negeri ini bertempur di Yokyakarta dalam satu serangan yang
dikenal sebagai serangan umum 1 Maret 1949.
Serangan
Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta yang dilakukan secara besar-besaran. Serangan umum ini
direncanakan dan dipersiapkan oleh jajaran atas militer di wilayah Divisi
III/GM III dengan mengikutsertakan beberapa pucuk ceo pemerintah sipil setempat
berdasarkan aba-aba dari Panglima Besar Sudirman. Tujuannya ialah untuk
membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI masih kuat, sehingga bisa
memperkuat posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berjalan di Dewan
Keamanan PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta
membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI)
masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan Pada saat itu Soeharto adalah komandan brigade
X/Wehrkreis III dan berperan sebagai pelaksana lapangan di wilayah Yogyakarta.
Serangan
Umum 1 Maret 1949 adalah serangan yang dilaksanakan pada tanggal 1 Maret 1949
terhadap kota Yogyakarta secara besar-besaran yang direncanakan dan
dipersiapkan oleh jajaran tertinggi militer di wilayah Divisi III/GM III dengan
mengikutsertakan beberapa pucuk pimpinan pemerintah sipil setempat berdasarkan
instruksi dari Panglima Divisi III, Kol. Bambang Sugeng,[butuh rujukan] untuk
membuktikan kepada dunia internasional bahwa TNI - berarti juga Republik
Indonesia - masih ada dan cukup kuat, sehingga dengan demikian dapat memperkuat
posisi Indonesia dalam perundingan yang sedang berlangsung di Dewan Keamanan
PBB dengan tujuan utama untuk mematahkan moral pasukan Belanda serta
membuktikan pada dunia internasional bahwa Tentara Nasional Indonesia (TNI)
masih mempunyai kekuatan untuk mengadakan perlawanan. Soeharto pada waktu itu
sebagai komandan brigade X/Wehrkreis III turut serta sebagai pelaksana lapangan
di wilayah Yogyakarta.
Tanggal
1 Maret 1949, di pagi hari, serangan secara besar-besaran yang serentak dilakukan
di seluruh wilayah Divisi III/GM III dimulai, dengan fokus serangan Ibukota
Republik, Yogyakarta, serta koar-besaran oleh pasukan Brigade X yang diperkuat
dengan satu Batalyon dari Brigade IX. Sedangkan serangan terhadap pertahanan
Belanda di Magelang dan penghadangan di jalur Magelta-kota di sekitar
Yogyakarta, terutama Magelang, sesuai Instruksi Rahasia yang dikeluarkan oleh
Panglima Divisi III/GM III Kolonel Bambang Sugeng kepada Komandan Wehrkreis I,
Letkol Bahrun dan Komandan Wehrkreis II Letkol Sarbini. Pada saat yang
bersamaan, serangan juga dilakukan di wilayah Divisi II/GM II, dengan fokus
penyerangan adalah kota Solo, guna mengikat tentara Belanda dalam pertempuran
agar tidak dapat mengirimkan bantuan ke Yogyakarta.
Pada
malam hari menjelang serangan umum itu, pasukan telah merayap mendekati kota
dan dalam jumlah kecil mulai disusupkan ke dalam kota. Pagi hari sekitar pukul
06.00, sewaktu sirene dibunyikan serangan segera dilancarkan ke segala penjuru
kota. Dalam penyerangan ini Letkol Soeharto langsung memimpin pasukan dari
sektor barat sampai ke batas Malioboro. Sektor Timur dipimpin Ventje Sumual,
sektor selatan dan timur dipimpim Mayor Sardjono, sektor utara oleh Mayor
Kusno. Sedangkan untuk sektor kota sendiri ditunjuk Letnan Amir Murtono dan
Letnan Masduki sebagai pimpinan. TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama
6 jam. Tepat pukul 12.00 siang, sebagaimana yang telah ditentukan semula, seluruh
pasukkan TNI mundur. Serangan terhadap kota Solo yang juga dilakukan secara
besar-besaran, dapat menahan Belanda di Solo, sehingga tidak dapat mengirim bantuan
dari Solo ke Yogyakarta.
.....dari
berbagai sumber
0 Comments